Pekanbaru

Festival Tunas Bahasa Ibu Tahun 2024, Melestarikan Bahasa Ibu akan Menyelamatkan Budaya

  Laporan : Suara Riau
   : info@suarariau.co
  2024-11-29 11:08:51 WIB
Festival Tunas Bahasa Ibu yang ditahan Balai Bahasa Provinsi Riau/ist

SuaraRiau.co -Pekanbaru-Bahasa adalah budaya. Maka, dengan melestarikan bahasa kita sudah ikut menyelamatkan budaya. “Untuk itu, banyaknya ragam dialek dan isolek bahasa Melayu Riau yang tersebar di seluruh daerah Riau patut kita jaga. Kedepan, peta budaya, bisa dijadikan acuan dalam upaya pelestarian bahasa,” kata Datuk Afrizal Alang, Sekretaris Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, dalam smbutannya saat acara pembukaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Riau Tahun 2024 untuk Siswa SD dan SMP di Hotel Mutiara Merdeka, Pekanbaru, Kamis malam (28/11).

 Acara dibuka oleh Hj. Ledia Hanifa A., S.Si., M.Psi.T, anggota Komisi X DPR RI. Dalam sambutannya, Ledia Hanifa mengatakan bahwa kita patut menjaga bahasa ibu sebagai kekayaan bangsa. Kita juga harus bangga dengan bahasa ibu sebagai identitas kebudayaan dan alat komunitasi kita sehari-hari. “Di Riau, kita memiliki bahasa Melayu Riau sebagai kekayaan budaya masyarakat Riau yang harus kita jaga bersama,” katanya. 

 Dihadapan 264 peserta, Ledia Hanifa menjelaskan bahawa program pelestarian bahasa ibu yang dibuat atau dikemas dalam acara Festival Tunas Bahasa Ibu oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa patut kita dukung bersama. “Komisi sepuluh terus berupaya mendukung kegiatan ini agar bahasa daerah di Indonesia tetap terjaga. Maka, kegiatan ini harus bermanfaat dan menggembirakan semua pihak,” pesan Ledia Hanifa.

Didukung Komisi X

 Selama ini, menurut Ledia Hanifa, Komisi X terus mendukung program pelindungan bahasa yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. “Kami bangga dengan Badan Bahasa dan Balai Bahasa Provinsi Riau. Kami mengapresiasi kegiatan FTBI sebagai wujud program pelestarian bahasa daerah. Bahkan, saya juga dikabari bahwa Balai Bahasa Provinsi Riau sudah menyusun 45 buku cerita anak dwibahasa tahun 2024 ini dalam rangka pelestarian bahasa daerah,” ungkap Ledia Hanifa.

 Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provnsi Riau, Toha Machsum, M.Ag., FTBI Tingkat Provinsi Riau dalam rangka Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) bertujuan untuk melindungi bahasa daerah, yaitu bahasa Melayu Riau. FTBI juga sebagai wadah apresiasi siswa setelah melaksanakan pembelajaran. 

 Dijelaskan Toha, kegiatan yanag akan berlangsung selama empat hari, yaitu 28 November—1 Desember 2024, melibatkan 240 orang peserta dari empat kabupaten/kota di Riau, yaitu Kabupaten Inhu, Kampar, Meranti, dan Kota Dumai. Kegiatan berupa lomba berbahasa Melayu Riau untuk siswa tingkat SD dan SMP sebagai hasil pengimbasan guru utama RBD di tingkat kabupaten/kota. 

  Ada enam tahapan revitalisasi bahasa daerah. Salah satu tahapan kegiatan revitalisasi, menurut Toha adalah FTBI. FTBI menjadi gaung dari seluruh rangkaian pelaksanaan revitalisasi bahasa daerah yang telah dilakukan, mulai dari persiapan (rapat koordinasi), penyusunan bahan ajar, bimbingan teknis guru utama, pengimbasan guru utama ke guru atau teman sejawat, pemantauan dan evaluasi, sampai pada pelaporan kegiatan.

 FTBI memuat berbagai kegiatan ekspresif yang dapat diikuti generasi muda, seperti lomba menulis cerpen, menulis Aksara Arab Melayu, membaca puisi, mendongeng, berpidato, bersyair/tembang tradisi, dan komedi tunggal (stand-up comedy). Kegiatan ekspresif tersebut dikemas dalam bentuk festival dan lomba kekinian yang variatif. Tujuannya adalah agar bentuk festival dan kekinian itu dapat masuk ke segmen milenial dan menggugah minat positif generasi milenial terhadap bahasa daerahnya. 

Rangkaian Panjang

Indikator keberhasilan penyelenggaraan FTBI, ungkap Toha adalah terpilihnya tunas bahasa ibu yang mampu menjadi contoh dan penggerak pelestarian bahasa daerah pada generasi muda. “Hari ini kita akan memilih siswa-siswa terbaik dari kegiatan FTBI tingkat Provinsi Riau dan akan menjadi utusan provinsi di FTBI tingkat nasional. “Semoga Riau mampu menorehkan prestasi gemilang di tingkat nasional yang membanggakan kita semua,” harap Toha. 

Dari tujuh mata lomba berbahasa daerah, baik di tingkat siswa SD dan SMP akan ada 56 pemenang. Setiap cabang lomba akan diambil empat pemenang. Mereka yang menang akan mendapatkan hadiah berupa tropi, uang pembinaan, dan sertifikat. Sedangkan untuk semua peserta akan mendapatkan sertifikat peserta dan uang harian fullboad. 

Dalam acara tersebut juga dilakukan pemberian apresiasi kepada empat kabupaten/kota atas dukungannya dalam acara RBD yang betajuk FTBI tahun 2024 ini. Daerah penerima adalah Kabupaten Inhu, Kampar, Meranti, dan Kota Dumai. (***)

 

Penulis : Suara Riau
Editor : Elpi Alkhairi
Kategori : Pekanbaru