Eco

Kelahiran Badak Sumatera Memberi Harapan Bagi Spesies yang Punah

  Oleh : Suara Riau
   : info@suarariau.co
  2023-10-04 06:57:00 WIB
Seekor Badak Sumatera betina melahirkan pada Sabtu (31/9/2023) di Taman Nasional Way Kambas di Pulau Sumatera bagian selatan.(FOTO/via CNN.COM)

SuaraRiau.co -Taman Nasional Indonesia menyambut gembira atas kelahiran seekor anak Badak Sumatera yang terancam punah. Kelahiran ini  merupakan pasangan ketiga yang berhasil dilakukan antara badak betina lokal bernama Ratu dan Andalas, mantan penghuni Kebun Binatang Cincinnati di Ohio.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia di X eks twitter mengatakan, betina yang tidak disebutkan namanya itu lahir pada hari Sabtu (31/9/2023) di Taman Nasional Way Kambas di pulau Sumatera bagian selatan.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan hal ini merupakan “kabar gembira bukan hanya bagi Indonesia tetapi seluruh dunia.”

Badak Sumatera pernah ditemukan dalam jumlah besar di Asia Tenggara. Namun hanya tersisa kurang dari 80 ekor di wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia, menurut International Rhino Foundation (IRF).

Kelahiran anak badak tersebut melambangkan harapan bagi spesies yang terancam punah akibat perburuan ilegal dan hilangnya habitat.

Foto-foto yang dibagikan oleh Kementerian Kehutanan menunjukkan anak sapi yang baru lahir, dengan berat sekitar 27 kilogram (60 pon), ditutupi rambut hitam dan tampak bermata cerah di samping induknya.

Dalam salah satu foto, Ratu terlihat menyenggol bayinya dengan lembut.

Kementerian lingkungan hidup juga mengatakan dalam waktu 45 menit setelah kelahiran alaminya, anak badak tersebut mampu berdiri dan mulai menyusu dari induknya dalam waktu empat jam.

Harapan Dunia

Badak Sumatera adalah badak terkecil di dunia, dengan tinggi sekitar 4 hingga 5 kaki (sekitar 1,5 meter), dengan panjang tubuh rata-rata sekitar 8,2 kaki (2,5 meter).

Mereka lebih dekat hubungannya dengan badak berbulu yang telah punah dibandingkan spesies badak lainnya dan ditutupi rambut panjang.

Menurut IRF, badak Sumatera biasanya hidup di hutan tropis lebat, baik dataran rendah maupun dataran tinggi, di Sumatera dan umumnya bersifat soliter. Betina melahirkan satu anak setiap tiga hingga empat tahun dan masa kehamilan dapat berlangsung antara 15 hingga 16 bulan.

Hilangnya habitat telah mendorong mereka untuk menempati wilayah yang lebih kecil di hutan Indonesia dan para pegiat konservasi mengkhawatirkan kelangsungan spesies tersebut.

“Karena spesies penyendiri ini tampaknya semakin menghilang di hutan lebat, penampakan langsung menjadi langka dan tanda tidak langsung seperti jejak kaki semakin sulit ditemukan,” kata IRF.

“Puncak harapan bagi spesies ini adalah program pembiakan di Suaka Badak Sumatera, yang telah menghasilkan tiga anak badak dan melanjutkan upaya pembiakannya untuk menciptakan populasi badak yang terjamin,” ujar IRF.

Spesies ini dinyatakan punah secara lokal di negara tetangga Malaysia pada tahun 2019.

Sedangkan seekor betina berusia 25 tahun bernama Iman telah mati pada 24 November 2019 di Suaka Badak Kalimantan. Para pejamabat setempat mengatakan kematiannya terjadi beberapa bulan setelah Tam – badak jantan terakhir yang masih hidup  meninggal karena kegagalan organ.***

Halaman :
Penulis : Suara Riau
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : Eco