SuaraRiau.co -KAMPAR - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bekerja sama dengan Yayasan Rumah Energi (YRE) mengembangkan proyek
Desa Energi Berdikari di Desa Mukti Sari, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau untuk memicu terciptanya kemandirian energi di tingkat masyarakat desa. Desa Energi Berdikari ini berhasil membangun 9 reaktor biogas percontohan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Corporate Secretary PHR Rudi Ariffianto mengatakan, ada 9 unit reaktor biogas yang sudah terpasang di Desa Energi Berdikari Mukti Sari. Pihak PHR dan YRE juga telah melakukan penyuluhan tentang pengoperasian, pemanfaatan dan perawatan reaktor biogas. Tak hanya itu, warga juga diberi penyuluhan tentang pemanfaatan ampas biogas untuk menghasilkan pupuk organik bagi tanaman.
"Saat ini pemanfaatan program biogas dari Desa Energi Berdikari berjalan baik dengan 9 unit reaktor biogas terpasang. Semoga fasilitas ini bisa berdampak positif bagi warga di Desa Mukti Sari karena kita ingin menciptakan kemandirian energi mulai dari tingkat desa," kata Rudi, Senin (27/2/2023).
Rudi mengatakan, sistem pengoperasian dan pemantauan reaktor biogas tersebut dilakuan secara modern menggunakan aplikasi di ponsel yang bisa menampilkan data secara real time, baik untuk memantau level penggunaan gas dan berapa konversi jika dirupiahkan, dan berapa banyak sisa gas di digester (alat tampung bahan organik).
"Aplikasi bisa diakses oleh penerima manfaat dan mitra pelaksana Yayasan Rumah Energi," kata Rudi.
Untuk itu, Rudi berharap kehadiran Desa Energi Berdikari di Desa Mukti Sari bisa berdampak positif, baik dari sisi ekonomi maupun sosial. Bahkan, lanjut Rudi, PHR berencana untuk menambah jumlah reaktor biogas di desa tersebut.
"PHR WK Rokan berkomitmen untuk melanjutkan penguatan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Desa Energi Berdikari Biogas dengan menambah sekitar 11 unit reaktor biogas," katanya.
Kehadirian Desa Energi Berdikari ini mendapat sambutan baik dari masyarakat sekitar. Darman, salah satu penerima manfaat program biogas di desa Mukti Sari, mengatakan dulu dia terpaksa hanya dapat berbagi aroma tidak sedap dari kandang ternaknya. Kini, Darman bisa berbagi penerangan di malam hari, bahkan gas untuk memasak kepada warga sekitar dari olah limbah peternakannya yang menghasilkan biogas.
"Saya sekarang bisa berbagi kebahagiaan kepada tetangga”, ujar Darman.***