SuaraRiau.co - BOGOR - Prof. Dr. Ir. H. Irwandi Jaswir, M.Sc, pakar halal dari International Institute for Halal Research and Training (INHART) International Islamic University Malaysia (IIUM), kembali memperoleh penghargaan atas prestasi dan dedikasinya di bidang keilmuan.
Kali ini penghargaan datang dari Himpunan Alumni (HA) IPB dengan penganugerahan HA IPB Award 2021 untuk kategori akademisi/peneliti. Irwandi memang alumni IPB University Angkatan 26.
Penganugetahan HA IPB Award 2021 dilaksanakan pada jamuan makan malam dalam rangkaian Munas VI Himpunan Alumni (HA) IPB yang diselenggarakan di International Convention Center (IICC), Botani Square Kota Bogor, Jumat (17/12), malam.
Panitia Anugerah Alumni HA IPB, Prof M. Firdaus mengatakan ada tujuh kategori yang diberikan Anugerah yakni Akademisi/Peneliti, Birokrat, Penggerak Lingkungan, Sosial, dan Kemanusiaan, pengusaha, Profesional BUMN/BUMD/Koperasi/Swasta, petani pejuang, muda inspiratif, Lifetime Achievement.
Menurut Firdaus, penerima anugerah HA IPB ini diseleksi berdasarkan usulan pribadi maupun kelompok. Lalu dibuat nominasinya. Ada 95 orang masuk nominasi untuk tujuh kategori. Kemudian mereka dinilai oleh Dewan Juri yang berkompeten dari HA IPB.
Prof Irwandi Jaswir tidak dapat langsung menerima penghargaan tersebut karena susah keluar dari Malaysia di masa Pandemi Covid 19. Dia hanya memberikan testimoni melalui video singkat yang ditayangkan di acara itu. Bagi Irwandi, anugerah ini sekaligus kado ulang tahun ke 51 yang jatuh Senin, 20 Desember 2021 lusa.
Pria bersahaja ini mengucapkan terima kasih kepada HA IPB yang telah memberikan penghargaan tersebut. Terima kasih juga kepada semua Alumni IPB, khususnya Teknologi Pangan dan Gizi yang telah memberikan dukungan, termasuk kepada Rektor IPB dan sivitas akademika IPB University.
Irwandi berjanji akan tetap menjaga integritas sebagai alumni IPB. Dia juga akan terus melakukan inovasi sesuai dengan disiplin keilmuannya. ''Dan yang paling penting bagaimana memberikan kontribusi buat almamater dan bangsa Indonesia sebagaimana harapan HA IPB, '' ujarnya.
Sebagai seorang akademisi dan peneliti, pencapaian Irwandi sudah puncak. Penelitiannya sudah didokumentasikan dan dipublikasikan di banyak publikasi sejenis jurnal ilmiah (scientific journal), buku, dan konferensi.
Dedikasi Prof Irwandi dalam keilmuan, terlihat dari publikasi ilmiah yang dilahirkannya berupa 120 artikel dalam jurnal ilmiah, 30 book chapter, dan menyelesaikan 30 proyek riset. Dia sudah mempresentasikan lebih dari 250 artikel/ paper di berbagai konferensi internasional. Publikasi tercatat dengan total 711 Scopus Citations dengan H-Index 16.
Anak keenam dari tujuh bersaudara ini juga merupakan anggota editorial board dari banyak jurnal ilmiah bereputasi tinggi. Dia juga berpartisipasi dalam berbagai konferensi dan eksibisi, serta melahirkan banyak magister dan doktor baru dalam bidang ilmu halal. Prof Irwandi juga mempunyai lima hak paten dalam bidang halal science, dan telah menerima 60 penghargaan internasional.
Selain itu Prof Irwandi juga mengembangkan alternatif makanan halal serta memproduksi gelatin halal dari berbagai sumber halal seperti unta dan ikan. Kolaborasinya dengan keilmuwannya berhasil mengembangkan metode deteksi kandungan non-halal pada kosmetik.
Prof Irwandi Jaswir lahir di Medan, Sumatera Utara. Ia memperoleh gelar sarjananya di Institut Pertanian Bogor pada 1992. Ia kemudian melanjutkan Master di bidang Ilmu Bioteknologi dan Makanan pada 1996. Gelar doktor diperolehnya pada 2000 dari Universitas Putra Malaysia (UPM) Malaysia.
Prestasi Prof Irwandi sangat cemerlang. Apalagi setelah ia tunak menggeluti ''halal science'', bidang ilmu yang unik, penting, dan memberi manfaat buat banyak orang. Kini, alumni SMAN 1 Bukittinggi, Sumbar, ini mempunyai lima hak paten dalam bidang halal science, dan telah menerima 60 penghargaan internasional.
Pria asal Jorong Baringin, Nagari Kototangah, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agama, Sumatera Barat, ini pernah jadi pemenang ke-2 pada ajang "Anugerah Saintis Muda Asia Pasifik 2009" di Bangkok, Thailand, yang diprakarsai oleh Scopus (situs basis data pencarian jurnal ilmiah dan indeks kutipan terbesar di dunia) dan melalui penilaian dari tim juri yang terdiri dari profesor dan pakar bertaraf internasional.
Dia bersaing dengan puluhan peneliti muda lainnya dari 23 negara Asia Pasifik, diantaranya Jepang, China, Singapura, Australia, Malaysia, India, Taiwan, Hongkong, Thailand dan lain-lain. Sesuai dengan keahliannya, Irwandi berkompetisi di bidang pertanian dan sumber daya alam pada ajang tersebut.
Pada tahun 2010, Irwandi kembali mendapatkan penghargaan yang bergengsi lainnya, yaitu Best Innovation Award pada forum World Halal Research Summit (WHRS) 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia dengan karya risetnya yang berjudul Nano-Structural Properties of Alternative Collagen for Halal Industry (Sifat Struktur-Nano Kolagen Alternatif untuk Industri Halal).
Ajang tahunan yang terkait dengan industri halal itu diikuti oleh ratusan peneliti dari seluruh dunia dan hanya memilih tiga orang sebagai yang terbaik. Irwandi Jaswir yang telah bergelar profesor sejak tahun 2009 itu juga telah menghasilkan puluhan artikel ilmiah di jurnal dan konferensi internasional serta puluhan artikel ilmiah populer di berbagai media massa dan lima artikel bab buku (book chapter) di buku ilmiah internasional.
Pada tahun 2013, Irwandi mendapatkan penghargaan Anugerah Habibie dalam bidang kedokteran dan bioteknologi. Lima tahun setelahnya, yaitu pada tahun 2018, Irwandi kembali mendapatkan penghargaan International Raja Faisal (King Faisal Prize) alam kategori Pelayanan Islam karena dianggap berjasa dalam mengembangkan halal science yang mempermudah dalam memilih makanan halal yang sesuai syariat Islam.
Selain Irwandi, mereka yang menerima Anugerah HA IPB Award 2021 adalah Arief Boediono (akademisi/peneliti), Rohidin Mersyah (birokrat), Nani Zulminarni dan Diah Widuretno (penggerak lingkungan, sosial dan kemanusiaan), Frida Nursanti dan I Made Donny Waspada (pengusaha), Deddy Fachruddin Kurniawan dan Naufalahfudz (profesional, BUMN/BUMD, koperasi dan swasta), Purwo Hadi Subroto da Saein (petani pejuang), serta Budi Susilo Setiawan (young leader alumni).***