SuaraRiau.co - PEKANBARU - Festival Seni Taman Budaya 2021 sukses digelar. Peserta merupakan anak-anak yang mengikuti workshop beberapa waktu lalu, difestivalkan dengan koreo masing-masing, digelar Dinas Kebudayaan Provinsi Riau.
Festival, Sabtu (13/11/21), di Gedung Olah Seni Edisruslan Pe Amanriza, ditutup secara resmi Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Yose Rizal, diikuti 11 peserta dari kabupaten/kota, Sagara, Wan Dance Studio, Lentik Dance Riau, Seri Melayu, Laksemana Melayu, Syirih Unilak, Sanggar Selodang. Balai Sanggam, Buih Selari, GDP dan RBTM.
Suksesnya festival itu, menurut Duni Sriwani, Pamong Budaya Seni, Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Senin (15/11/21), tak terlepas dari catatan pentingnya. Dimana, dia menilai, di negeri Melayu Riau ini, seni sastra sangat lekat dan bersebati dengan seni pertunjukan.
Pada seni tradisi, khususnya tari tradisional di Riau tidak terpisahkan dengan sastra, baik berupa pantun, syair, kayat, koba, mantra serta tradisi lisan lainnya. “Misalnya tari zapin berkaitan dengan pantun, joget berkaitan dengan pantun. Tari-tari masyarakat adat pedalaman berkaitan dengan mantra, dan sebagainya,” ucap Duni Sriwani.
Jadi, seni sastra menurutnya harus bisa menjadi sumber yang kuat untuk sebuah garapan lahirnya tari baru (inovatif, red). “Tidak salah kalau budayawan Riau Almarhum H Hasan Junus mengatakan sastra adalah rajawali kesenian,” tambahnya lagi.
Lebih lanjut, sekarang bagaimana tinggal pemahaman para koreografer untuk paham dan pendalaman dalam penggarapan koreografinya.
“Tari bukan sebuah drama, jadi rasa itu disampaikan melalui ekspresi tubuh. Menikmati gerak bukan mengejar gerak, biar miskin gerak, tapi kaya dengan penjiwaannya,” tutup Duni Sriwani.(rls)