SuaraRiau.co -PEKANBARU – Jelang acara puncak Didi Meimei 2025, sebanyak 14 pasang peserta pemilihan Didi Meimei menjalani karantina selama dua hari, yakni Sabtu hingga Minggu (11–12/1/2025) di Sekretariat Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau, Jalan Setia Budi, Pekanbaru.
Adapun Didi Meimei yang ikut terdiri dari anak-anak berusia 7 hingga 16 tahun. Tampak mereka antusias mengikuti pembekalan, yang diselenggarakan di Sekretariat Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau.
Ketua pelaksana acara, Cecilia Huang, menjelaskan bahwa mengadakan acara pemilihan Didi Meimei bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya Tionghoa sejak dini, sembari mempererat hubungan dengan budaya Melayu Riau.
Menurutnya memperkenalkan budaya Tionghoa dan mempererat hubungan dengan budaya Melayu mesti dilakukan sejak dini.
"Kami ingin anak-anak ini tidak hanya mengenal budaya Tionghoa, tetapi juga peduli dengan budaya Melayu Riau. Sementara mengadakan pendidikan dan pelatihan seperti ini merupakan hal perdana yang dilakukan di Provinsi Riau,” kata Cecilia.
Selain itu menjalani karantina selama dua hari tersebut, peserta tidak hanya mendapatkan materi tentang budaya Melayu dan Tionghoa, tetapi juga pelatihan-pelatihan seperti public speaking, pembentukan karakter, hingga kelas kecantikan.
Sementara rangkaian acara pemilihan Didi Meimei tersebut akan mencapai puncaknya pada 18-19 Januari. Peserta akan menampilkan berbagai pertunjukan dalam grand final tersebut.
Sedangkan salah satu pembekelan yang diberikan selama karantina juga diberikan oleh Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Harian LAMR, Datuk Jonaidi Dasa.
Menurut Datuk Jonaidi Dasa bahwa dirinya sangat mengapresiasi langkah PSMTI Riau yang ikut memperkenalkan dan menghadirkan nuansa Melayu dalam ajang ini. Menurutnya, kolaborasi budaya seperti ini mencerminkan pepatah Melayu, "Di mana air disauk, di situ ranting dipatahkan. Sangat penting pendidikan nilai-nilai adat yang mendidik anak-anak untuk menjadi manusia beradab dan berakhlak mulia," ujarnya.
"Nilai-nilai yang disampaikan ini membawa pada kebaikan. Jika adab dan akhlak dibentuk sejak dini, maka akan menjadi bekal yang berguna hingga dewasa," imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Humas dan Media PSMTI Riau dan sekaligus nara sumber bagi pendidikan Didi Memei tersebut, Ketjing, menyatakan bahwa pihaknya berharap ajang ini dapat menjadi jembatan untuk memupuk rasa cinta terhadap budaya lokal sekaligus mempererat hubungan lintas budaya di Riau. Selain itu , pengetahuan tentang budi pekerti sangat penting dalam membentuk karakter generasi. Oleh sebab itu, nilai nilai luhur ini mesti ditanamkan sejak usia dini.
Pendidikan selama karantina tersebut juga melibatkan Fungsional Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Alfiandi SST.Alfiandi. Menurutnya turut memberikan dukungan terhadap acara ini merupakan support bagi PSMTI Riau sebagai salah satu organisasi yang mengembangkan asset budaya yang ada di Riau. "Kami menyampaikan beberapa materi terkait budaya Tionghoa, seperti tradisi Bakar Tongkang di Rokan Hilir dan Perang Alfiandi juga mengapresiasi kreativitas para peserta muda yang masih berada di bangku sekolah. Ia berharap, dengan aktivitas seperti ini, anak-anak dapat berkontribusi positif terhadap sektor pariwisata di Riau.
Sementara itusebelumnya pada hari pertama materi beauty class & make up juga diberikan sebagai bagian penting bagaimana mempersiapkan penampilan fisik dengan baik.
Acara ini diharapkan tidak hanya melahirkan generasi muda yang mencintai budaya, tetapi juga mampu mempromosikan pariwisata Riau melalui kolaborasi lintas budaya.****