Pekanbaru

Kinerja Semester Pertama: PHR Regional 1 Sumatra Menavigasi Tantangan Migas dengan Beragam Inovasi*

  Oleh : Suara Riau
   : info@suarariau.co
  2025-07-01 22:27:39 WIB
Salah satu lapangan migas milik Pertamina Hulu Rokan di Wilayah Kerja Rokan, siap menopang target produksi nasional.(FOTO/PHR)

SuaraRiau.co -JAKARTA – Di tengah dinamika industri hulu migas global yang penuh tantangan akibat ketidakstabilan geopolitik dan ekonomi, Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional 1 Sumatra tetap optimis. Dengan strategi adaptasi yang matang serta inovasi teknologi yang berkelanjutan, PHR terus berupaya mencapai target produksi tahun 2025.

Berbagai laporan analisis yang menyoroti perkembangan pasar minyak, inflasi, serta teknologi dan aktivitas eksplorasi menyebutkan, dinamika di hulu migas secara global terpengaruh berbagai faktor. Diantaranya bahan kimia fracturing, meningkatnya biaya produksi, peningkatan harga peralatan industri seperti pompa dan wellhead, serta tantangan geopolitik global yang tak kunjung mereda bahkan meningkat eskalasinya.

Harga minyak mentah Brent misalnya, menunjukkan tren pelemahan akibat kebijakan tarif perdagangan yang meningkatkan ketidakpastian terhadap permintaan global. Konsumsi minyak tetap di bawah tren sebelum pandemi, dengan proyeksi penurunan permintaan di Amerika Serikat dan Tiongkok. Sementara itu, OPEC+ berencana meningkatkan produksi sebesar 1,2 juta barel per hari hingga akhir 2025.

Didalam negeri, faktor pemengaruhnya terbilang lebih kompleks tidak hanya minyak yang fluktuatif, namun juga cuaca yang semakin sulit diprediksi. Dampaknya langsung menyasar pada akses dan infrastruktur. Di wilayah operasional PHR, khususnya di Riau, curah hujan yang tinggi dan intensitas petir menyebabkan gangguan pada kelistrikan serta akses terhadap sumur yang membutuhkan servis untuk menjaga stabilitas produksi.

Direktur Utama PHR Regional 1 Sumatra Ruby Mulyawan menyebut, meskipun menghadapi tantangan operasional yang cukup signifikan, PHR terus bergerak maju dengan berbagai strategi untuk menutup gap produksi. Berbagai langkah telah dilakukan, mulai dari perbaikan kanal, tanggul, jalan akses, hingga modifikasi cuaca untuk mengurangi dampak banjir terhadap operasional.

_“Sebagai professional, kami berupaya menyelesaikan masalah operasional sehingga kinerja based line asset bisa terus diperbaiki untuk menutup gap. Kami juga terus melakukan pekerjaan seperti drilling sumur pengembangan infiled, workover well service, serta pekerjaan dengan teknologi baru,”_ jelasnya.

*Menjawab Tantangan dengan Inovasi Teknologi*

PHR juga terus berinvestasi dalam teknologi baru, termasuk fokus pada pekerjaan waterflood dan pengembangan proyek steamflood. PHR saat ini mengelola 93 lapangan migas, di mana implementasi teknologi waterflood baru diterapkan di 18 lapangan, membuka peluang besar untuk meningkatkan produksi. Selain itu, pengembangan steamflood di daerah Duri juga terus dilakukan, dengan injeksi sumur pertama di area North Duri Development (NDD) Area 14 pada Februari lalu sebagai bagian dari tahap awal pengembangan berkelanjutan.

Di bidang _Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR)_, tahun ini PHR telah berhasil melakukan pilot implementation Simple Surfactant Flood (SSF) di 3 pattern (BLSO 075, BLSO 330, dan BLSO 353) dengan hasil yang menggembirakan. Program ini berlanjut dengan alkaline surfactant polymer di area A, yang direncanakan akan diinjeksikan pada akhir Desember tahun ini, serta polymer injection di area D lapangan Minas yang diharapkan dapat terealisasi tahun ini.

Sementara terkait strategi operasional untuk meningkatkan produksi, dilakukan dengan sejumlah upaya. Upaya jangka pendek yang dilakukan untuk mengatasi tantangan produksi mencakup perbaikan akses, tanggul, dan kanal, serta peningkatan aktivitas drilling sumur pengembangan infill dan _workover well service_.

Inisiatif lain yang tengah dilakukan mencakup pengembangan MNK dan pemanfaatan sumur horizontal serta _multi-stage fracturing_ untuk meningkatkan efisiensi di reservoir dengan kualitas rendah. Pendekatan berbasis _strong engineering approach_, fokus pada inovasi teknologi, serta kolaborasi lintas fungsi di organisasi menjadi kunci utama dalam upaya meningkatkan produksi.

Dari implementasi yang telah dilakukan, beberapa inisiatif terbukti berdampak positif pada produksi. Contohnya, proyek steamflood berhasil meningkatkan produksi sekitar 2.000–3.000 barel oil per day, sementara pilot project SSF mampu menghasilkan 40–70 BOPD per pattern, membuka peluang pengembangan yang lebih masif ke depan.

_“Inisiatif Ini dilakukan untuk mencari peluang perbaikan kinerja dengan strong engineering approach, fokus dan upaya bersama melalui fungsi di organisasi,”_ tambahnya.

Dengan aset yang telah beroperasi lebih dari 70 tahun, PHR terus melakukan inovasi untuk memastikan produktivitas tetap optimal, meskipun menghadapi tantangan operasional dari fasilitas yang semakin tua. Teknologi dan strategi yang diterapkan saat ini menjadi andalan PHR untuk menjaga keberlanjutan industri migas nasional.***

Penulis : Suara Riau
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : Pekanbaru