SuaraRiau.co - Pekanbaru- Bahasa ibu adalah bahasa hati dan bahasa pendidikan. Untuk itu, bahasa ibu harus dilestarikan. Pelestarian bahasa ibu harus dimulai dari lingkungan keluarga. Sebab, lingkungan keluarga adalah lingkungan sosial terkecil yang diharapkan bisa menjaga bahasa ibu.
Demikian dikatakan Dr. Elmustian Rahman dosen Universitas Riau dalam acara Gelar Wicara Semarak Hari Bahasa Ibu Internasional (HBII) dengan tema Bahasa Daerah Mendukung Pendidikan Bermutu untuk Semua di aula kantor Balai Bahasa Provinsi Riau, Pekanbaru, Rabu, 26 Februari 2025.
Elmustian juga mengapresiasi kiprah yang diemban oleh Balai Bahasa Provinsi Riau dalam beberapa tahun terakhir dalam pelestarian bahasa Melayu, sebagai bahasa ibu. “Saya melihat bahasa Melayu makin dihargai.
Dengan kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah, yaitu menulis cerpen bahasa Melayu, berpidato bahasa Melayu, komedi tunggal bahasa Melayu, puisi bahasa Melayu, dan lainnya, makin membuat kita bangga dengan bahasa Melayu,” jelas Elmustian yang juga terlibat dalam kegiatan pnterjemahan Al Quran ke dalam bahasa Melayu beberapa waktu lalu.
Elmustian menambahkan, kondisi bahasa ibu di Riau dalam kegiatan Ekspedisi Empat Sungai menyebutkan bahasa Bonai berada dalam kondisi terancam punah. Hanya ada 7 kepala keluarga yang masih menggunakan bahsa Bonai. Ini disebabkan oleh masyarakatnya malu berbahasa Bonai.
Kegiatan peringatan HBII ini dihadiri oleh Kepala BBPR, Kasubbag Umum, pegawai BBPR, Kadisdikbud Dumai, Yusmanidar, Sekdisdikbud, Handayani, Kasi PTK SMP Disdik Kepulauan Meranti, Johan Efendi, mahasiswa magang, Ikatan Duta Bahasa Riau, serta mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UR dan UIR.
Selain Elmustian, narasumber yang berbagi sudut pandang mengenai pelestarian bahasa ibu ialah Toha Machsum (Kepala BBPR), dan Siti Salmah (sastrawan). Gelar Wicara dimoderatori oleh Sarmianti (KKLP Molinbastra).
Dalam peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional ini, Balai Bahasa Provinsi Riau juga melaksanakan Gelar wicara bertemakan Praktik Baik Pendampingan Revitalisasi Bahasa Daerah di Provinsi Riau.
Narasumber yang berbagi praktik baik merupakan anggota KKLP Molinbastra, Balai Bahasa Provinsi Riau yang juga menjadi pendamping di empat kabupaten/kota Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) di Provinsi Riau pada tahun 2024, yaitu Kota Dumai, Kab. Indragiri Hulu, Kab. Kepulauan Meranti, dan Kab. Kampar. Para narasumber ialah Chrisna Putri Kurniati, Sarmiati, Irwanto, dan Imelda. Gelar Wicara dimoderatori oleh Marlina.
Pendampingan yang telah dilaksanakan bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap bahasa daerah, khususnya siswa SD/SMP sederajat. Harapannya, generasi muda menyadari bahwa penggunaan bahasa ibu memiliki makna mendalam tentang tradisi dan nilai kehidupan. rls