Pekanbaru

Melihat Perayaan Ceng Beng di Taman Makam Tionghoa Rumbai

  Oleh : Suara Riau
   : info@suarariau.co
  2024-04-04 22:13:37 WIB
Ritual tradisi perayaan Ceng Beng yang dilakukan perkumpulan organisasi sosial dan kemasyarakatan Tionghoa di pendopo Taman makam Tionghoa Rumbai, Kamis (4/4/2024).(FOTO/SRc/Imelda)

SuaraRiau.co -PEKANBARU- Perayaan Ceng Beng yang dikenal dengan tradisi ziarah kubur merupakan salah satu tradisi warga Tionghoa yang sebenarnya lebih besar dari perayaan Imlek. Sebab, pada saat perayaan ini warga Tionghoa perantauan pulang ke kampung halaman dan melakukan ziarah dan doa bersama.

Demikian juga, pada Kamis (4/4/2024), pada puncak perayaan Ceng beng,seluruh organisasi Tionghoa di Kota Pekanbaru  merayakan tradisi Ceng Beng (Qing Ming) atau ziarah kubur dengan melaksanakan sembahyang bersama yang disertai ziarah ke makam yang tidak diketahui identitas dan ahli warisnya di Taman Pemakaman Tionghoa, yang berlokasi di Umban Sari, Rumbai, Pekanbaru.

 

 

 

Sangha Agung Indonesia, perwakilan Riau BanteThiradhammo Mahathera (kiri) bersama Toni Sasana Surya. (FOTO/SRc/imelda)

Agung Indonesia, perwakilan Riau BanteThiradhammo Mahathera mengatakan bahwa dalam agama Buddha ada tradisi pelimpahan jasa  bahwa  generasi penerus melakukan kebajikan. Seperti melakukan sembahyang dan kebaikan lainnya. Hal itu sebagai wujud pernghormatan  eksistensi generasi sekarang ada karena pendahulunya. “Untuk itu hari Kamis (4/4/2024) hari ini adalah puncak acara perayaan,” ujarnya.

Rangkaian acaranya sesuai tradisi leluhur, seperti bakan kertas, sembahyang, dan berbuat baik. “Biasanya dilakukan dengan berbuat kegiatan sosial,” jelas Bante.Ceng Beng ini tradisi berkumpul keluarga dan merupakna tradisi yang baik untuk berkumpul,” tambahnya.

Sementara Bante juga melakukan ritual sembahyang secara keagamaan, yakni secara agama Buddha, yang dilakukan di rumah abu Yayasan Panca Bhakti.

Sedangkan dari perkumpulan berbagai organisasi sosial Tionghoa dari pantauan lapangan sembahyang Ceng Beng dipusatkan di pendopo Taman Pemakaman Tionghoa Rumbai. Acara ini dipimpin Ketua Yayasan Sosial Panca Bhakti Abadi Pekanbaru, Toni Sasana Surya. Sepanjang meja yang di tata berbentuk huruf segi empat disajikan persembahan buah-buahan, daging, telur dan kue yang juga dilanjutkan dengan berziarah ke makam yang tidak diketahui identitas dan ahli warisnya di Pemakaman Tionghoa Umban Sari.

Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau, Stephen Sanjaya, Ceng Beng merupakan perayaan yang sangat besar bagi warga Tionghoa. 

Perayaan  ini merupakan perayaan besar dimana warga Tionghoa turunan pulang ke kampung halaman dan berziarah kubur dan berkumpul bersama keluarga.

Dikatakan  Stephen, perayaan Qing Ming tidak hanya di Pekanbaru saja, tetapi dimana pun diseluruh dunia, dimana warga Tionghoa berada melaksanakan perayaan ini untuk menghormati para leluhurnya.

 

(FOTO/SRc/Imelda)

 

”Perayaan yang sekarang ini lebih meriah karena semua orang berkumpul untuk melakukan pembaktian kepada orang tua dan leluhurnya yang sudah meninggal dunia. Selain itu, hal ini sebagai ajang silaturahmi bagi keluarga yang masih hidup dengan bersama-sama membersihkan makam leluhur,” katanya.

Sedangkan Toni menambahkan lagi, bahwa persembahan buah-buahan, telur, daging, ikan dan kue dalam sembahyang bersama merupakan upaya sumbangan warga dan juga dari Yayasan Panca Bhakti. Sedangkan dalam penataan administrasi, kebersihan dan keamanan dari Taman Pemakaman Tionghoa ini juga melibatkan 900 KK  warga sekitar pemakaman.

Sementara ujar Toni menjelaskan, ada sekitar 4.000 lebih pemakaman, dan hal ini sudah termasuk pemakaman yang tidak ada indentitasnya.

Pada saat ziarah kubur akan terlihat kertas warna-warni berbaris di atas makam, yang dbuat bendera kecil yang ditanamkan warga dari keluarga yang berkunjung.”Hal ini sebagai tanda bahwa makam tersebut telah dikunjungi keluarganya.Ceng beng merupakan salah satu tradisi penting bagi masyarakat Tionghoa. Tradisi merupakan perwujudan sikap masyarakat Tionghoa yang menghormati leluhurnya,” tambahnya.

Pada tempat yang sama Humas Media PSMTI Riau, Ketjing menjelaskan Perayaan Ceng Beng atau sembahyang kubur etnis Tionghoa tahun ini bertepatan dengan penanggalan masehi yakni 4 April 2024. Namun untuk ritualnya sudah mulai dilaksanakan dua pekan sebelum hari puncak.

(FOTO/SRc/Imelda).

"Untuk waktu puncaknya akan dilaksanakan seminggu ke depan pas tanggal 4 April. Tapi sebagian masyarakat kita sudah melaksanakannya sejak masuk akhir bulan Maret.

Pantau lapangan seluruh organisasi Tionghoa Pekanbaru, pada Kamis 4 April tersebut melakukan sembahyang dan menyajikan jamuan makan bagi warga yang tidak terlihat (arwah, red) serta jamuan minum yang dilakukan secara serentak dari perwakilan organisasi tersebut.

Sementara para warga Tionghoa banyak berkunjung ke makam dengan membawa kertas kuning dan dibakar serta gift seperti baju, sepatu, mainan mobilan dan lainnya yang juga ikut dibakar. Hal ini jelas Toni wujud ingin memberikan bhakti kepada yang sudah mendahului.’Bhakti anak atau keluarga kepada yang sudah meninggal,” jelasnya.***

Halaman :
Penulis : Suara Riau
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : Pekanbaru