Yusman Hamid ***
Pasca pemecatan Shin Tae-Yong dari kursi kepelatihan Timnas Indonesia, 6 Januari 2025, mengundang berbagai reaksi dari publik sepakbola Indonesia.
Masyarakat terbelah oleh emosi dan pertanyaan : Kenapa Shin Tae-Yong harus dipecat?
Sedangkan yang bersangkutan sukses mengantarkan Timnas ke level yang lebih tinggi.
Ada sejumlah analisa, yang menyebutkan mengapa hal itu bisa terjadi.
Dari isu yang beredar, kondisi ini bermula setelah pertandingan Bahrain versus Indonesia yang berakhir dengan skor 2-2.
Kemenangan Indonesia sirna saat injury time. Ketika itu, Timnas Merah Putih awalnya unggul 2-1 atas tuan rumah.namun Bahrain akhirnya menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Kemenangan tuan rumah itu, sempat menjadi cibiran banyak pihak, khususnya pendukung Timnas di Tanah Air. Karena skor imbang itu seharusnya tidak akan terjadi, bila wasit yang memimpin laga, tidak ‘terlena’ dan berlama-lama memberikan waktu tambahan, sehingga laga itu berakhir dengan petaka bagi Timnas Indonesia.
Kejadian yang kemudian menjadi awal dari dinamika yang disebut ibarat api dalam sekam, disebut-sebut terjadi setelah laha itu usai.
Saat pemain berada dalam ruang ganti bersama head coach Shin Tae-Yong. Ikut juga hadir ketika itu seluruh staf pelatih hingga manager, para pemain Diaspora mengusulkan untuk mendiskusikan taktik dan strategi yang akan diterapkan pada laga selanjutnya.
Namun usulan itu kabarnya malah membuat Shin Tae-Yong merasa diintervensi oleh pemain.
Sementara di Benua Biru, diskusi terkait taktik dan strategi antara pemain dan pelatih, kabarnya sudah biasa terjadi.
Ketidakharmonisan antara pelatih dan pemain, berdampak pada saat Timnas bertandang ke China. Dalam laga itu, Shin Tae-Yong tidak memainkan pemain kunci di starting eleven. Sebut saja seperti Sandy Walsh, Thom Haye. Bahkan Eliano Rejinders tidak termasuk dalam daftar pemain 23. Begitu pula ban kapten yang sebelumnya melingkar di lengan Jay Idzes, berpindah tangan kepada Asnawi Mangkualam.
Pada laga ini, Indonesia tertinggal lebih dulu dengan skor 0-2, Thom Haye yang berangkat dari bangku cadangan merubah skor menjadi 1-2. Skor ini bertahan hingga peluit panjang ditiup wasit.
Terkait fenomena yang terjadi di ruang ganti itu, sejauh ini belum ada informasi yang akurat yang bisa dikonfirmasi. Begitu juga dengan kebenaran isu keretakan, atau gesekan antara pemain diaspora dengan Coach Shin Tae-Yong.
Bukti semua pemain diaspora, mengucapkan terimakasih pada Shin Tae-Yong, mulai dari sang kapten Jay Idzes sampai Mees Hilgers, maupun Eliano Rejinders, dan lainnya.
Untuk meredam semua itu, Presiden Federasi sepakbola Indonesia (PSSI), Erick Thohir, dan Exco mengadakan rapat, untuk mengevaluasi Shin Tae-Yong. Setelah ajang ASEAN Cup ( AFF ), Timnas yang diwakili Timnas U 22 kandas di fase grup.
Setelah rapat Exco, Erick Thohir resmi menyampaikan saat konferensi pers, tanggal 06 Januari 2024, yang isinya pemutusan hubungan kerja dengan sang pelatih utama.
Tak hanya itu, Erick sekaligus mengumumkancalon pengganti Shin Tae-Yong, beserta dua asisten pelatih berasal dari Belanda, serta dibantu dua asisten pelatih lokal.
Pengumuman resmi siapa sosok pelatih kepala dan asisten pelatih tersebut, Erick Thohir, baru akan mengumumkan secara resmi pada tanggal 11 Januari 2025.
Tapi sebelumnya sudah beredar informasi yang menyebutka Head Coach akan diberikan kepada Patrick Kluivert asal Belanda. Kluivert dibantu dua orang asisten Danny Landzat, dan Alex Pastoor.
Dua hari setelah Shin Tae-Yong resmi dipecat, isu terkait sosok Patrick Kluivert, mulai ramai bermunculan.
Berbagai spekulasi pun ikutan muncul. Khususnya terkait rekam jejak, kualitas dan integritas sang mentor baru untuk Timnas Indonesia.
Pertanyaan paling mendasar, tentu saja apakah Patrick Kluivert, bakal mampu melanjutkan trend positif yang telah ditirehkan Shin Tae-Yong. Apalagi saat ini Timnas Indonesia berada di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026.
Timnas Indonesia yang berada di group C, bergabung bersama Jepang, Australia, Arab Saudi, Bahrain dan China. Saat ini I Timnas Merah Putih masih bercokol di posisi 3, dengan poin 6, hasil dari 6 kaki bertanding. Posisi Indonesia tepat di bawah Australia di posisi kedua dengan 7 poin.
Ekspektasi publik terhadap Patrick Kluivert, beserta asisten dan staf pelatih, begitu tinggi. Sosok mantan punggawa Barcelona ini sangat diharapkan bisa melanjutkan hasil yang telah diraih Shin Tae-Yong.
Dengan empat laga tersisa, sang juru taktik dari Negara Kincir Angin diharapkan mampu membawa Garuda terbang tinggi, lolos ke Piala Dunia 2026.
Tapi, semua itu bukanlah perkara mudah. Seperti dituturkan salah seorang senior analis Indonesia, untuk meraih hasil tersebut butuh waktu.
Sebagai gambaran, Jerman saja sampai memerlukan waktu 12 tahun lebih memenuhi ekspektasi publik Jerman.
Begitu juga dengan mantan pemain naturalisasi Indonesia, asal Belanda Van Dijk. Ia mengaku pesimis Indonesia lolos ke Piala Dunia di tangan Patrick Kluivert.
Sementara itu, Patrick Kluivert hanya punya waktu dua bulan, untuk merobah taktik dan strategi dari 3-4-3, atau 3-5-2, yang selama ini kerap jadi andalan sang juru taktik asal Korea tersebut. Sementara formasi sering digunakan Kluivert adalah 4-2-3-1.
Mudah mudahan saja semua keraguan tersebut bisa dimentahkan dengan hasil maksimal. Apalagi dua asisten Danny Landzat dan Alex Pastoor, diketahui punya rekor bagus. Ditambah tekad pemain yang kuat, harapan Garuda lolos kenFIFA World Cup 2026 mudah-mudahan bukan lagi sekedar mimpi.
Tak bisa dipungkiri, banyak publik menyayangkan kepergian Shin Tae-Yong dan berterima kasih atas pencapaian yang dihasilkan.
Shin Tae -Yong, telah merobah mindset pemain Indonesia, yang dulu punya mental kalah sebelum bertanding, juga fisik pemain. Sekarang semua telah berobah selama ditangani pelatih asal Negeri Ginseng ini.
Naiknya ranking Indonesia dalam daftar FIFA, dari 176 menjadi 127 saat ini, adalah bukti yang tidak terbantahkan.
Memang ada juga yang menilai, hasil itu terkait erat dengan materi timnas saat ini yang banyak dihuni pemain Diaspora. Namun untuk diketahui, mayoritas pemain naturalisasi itu adalah atas pantauan dan rekomendasi dari Shin Tae-Yong, yang kemudian dilanjutkan ke Federasi untuk dinaturalisasi.
Pendapat dan analisa dari pengamat beserta tokoh sepakbola Indonesia, ada yang bersifat positif dan membangun, meski ada juga yang selalu memojokkan STY.
Seperti dilontarkan senior analis Bung M. Niagara, masyarakat Indonesia patut berbangga dan berterimakasih pada Shin Tae-Yong, atas hasil kinerjanya membawa Timnas Indonesia ke level yang lebih tinggi.
Dengan kehadiran Patrick Kluivert, semoga membawa dampak positif buat Indonesia, serta melanjutkan trend positif yang ditinggalkan Shin Tae-Yong.
Karena Patrick Kluivert beserta tim pelatih akan mengukir sejarah besar bila sukses membawa Indonesia mentas di Piala Dunia.
Namun ada yang berpandangan sebaliknya. Salah satunya seperti yang dilontarkan mantan Ketua Umum PSSI. Saat tampil di salah satu stasiun televisi swasta, yang bersangkutan menyatakan hasil yang diraih Timnas Indonesia yang mampu bermain seri saat berhadapan dengan Arab Saudi dan Australia pada putaran pertama, merupakan faktor keberuntungan.
Begitu juga ketika Timnas Garuda menang saat menjamu Arab Saudi di Gelora Bung Karno, yang bersangkutan menyebutkan kemenangan itu bukanlah hasil strateginya Shin Tae-Yong.
Di acara yang sama, ada juga pengamat mempertanyakan warisan apa yang diwariskan Shin Tae-Yong, selama menangani Timnas Indonesia.
Untuk jawaban keduanya, menurut hematvkami, semua orang mempunyai hak berbeda pendapat, mau pun sudut pandang.
Tapi coba kita menelaah, atau menganalisis dengan pikiran yang jernih, bukan dengan perasaan, sebab jika dengan perasaan akan dicampuri oleh sikap emosional.
Di akhir tulisan ini, penulis mengajak seluruh komponen bangsa, apakah itu netizen, pengamat, suporter dan lainnya, mari kita satukan tekad, memohon ridho Yang Maha Kuasa, diiringi usaha keras pengurus federasi, seluruh staf pelatih, manager, dan pemain, bersinergi satu sama lainnya, untuk mewujudkan impian menuju Piala Dunia 2026.
Terima kasih Shin Tae-Yong, Good luck Patrick Kluivert, Bravo Timnas Indonesia ……
*** Penulis Limpur Soccer