SuaraRiau.co -SIAK- Sejak beberapa waktu belakangan ini, isu negatif terus menimpa calon Bupati Siak Dr Afni Z. Sayangnya, isu negatif justru datang dari Ketua tim koalisi incumbent Alfedri-Husni, Zulfi Mursal.
Dari video yang beredar di media sosial, Zulfi terkesan telah melancarkan serangan terbuka pada lawan-lawan mereka secara membabi buta.
Salah satunya, terkait perempuan yang disebut Zulfi tak boleh memimpin. Tudingan ini jelas mengarah pada satu-satunya calon Bupati perempuan pertama di Siak, Dr Afni Z, MSi.
Selain itu, Zulfi juga menyebut bahwa Alfedri adalah satu-satunya calon bupati yang memiliki KTP Siak.
Menyikapi fenomena itu pengamat politik Alexander Yandra menilai, apa yang telah dilakukan tim incumbent itu sama halnya dengan membuat blunder, yang justru akan merugikan kubu incumbent sendiri.
Tak hanya itu, seringnya pihak incumbent melontarkan isu-isu tersebut, juga menujukkan sikap panik. Hal ini menunjukkan dukungan kepada sosok Afni kian menguat.
Menurutnya, menyerang Dr Afni dengan isu bahwa perempuan tidak boleh memimpin, adalah sebuah langkah yang tidak tepat. Apalagi mengingat mayoritas penduduk Siak adalah perempuan.
"Serangan terbuka yang jelas mengarah ke Dr.Afni menunjukkan bahwa ia telah menjadi ancaman serius bagi tim incumbent. Sekaligus memperkuat citranya sebagai kuda hitam dalam pemilihan, lawan yang tangguh dan sulit dikalahkan,” ujar Alex, Minggu (12/10/2024).
Tak hanya itu, hal itu juga sinyal bahwa incumbent di Siak mulai panik dan takut kalah dengan calon Bupati perempuan tersebut.
Alex menambahkan, serangan yang dilontarkan tim incumbent justru memperkuat posisi Dr. Afni di mata pemilih, terutama di kalangan perempuan yang bisa jadi bangkit dan melihat Afni didzolimi dengan isu murahan gender.
"Apalagi Afni menanggapinya dengan tetap santun dan sabar, tetap kampanye ke kampung-kampung. Ini justru akan menjadi poin besar di masa krusial jelang pemilihan," kata Alex.
Tak hanya itu, Alex juga menyorot pernyataan Zulfi yang menyebut hanya Alfedri calon Bupati ber-KTP Siak, sementara yang lain dituding malu ber-KTP Siak.
“Kalau isu yang ini, jauh lebih bikin blunder lagi, karena isu tersebut bukanlah sesuatu yang substansial,” tambahnya.
Asli Siak
Bahkan sebaliknya. Jika ditelusuri faktanya dari ketiga calon Bupati Siak, cuma Afni yang asli Siak, lahir dan besar di Siak. Bahkan orangtua dan keluarga besarnya masih di Siak.
Sementara di sisi lain, Alfedri kelahiran Rokan Hulu, dan Irving kelahiran Pekanbaru.
"Mengangkat isu KTP ini akan justru melemahkan incumbent, terutama bagi masyarakat Siak yang mengenal Afni secara personal," jelas Alex.
Terpisah, Dr Afni menyatakan, ia lebih ingin fokus pada kampanye dan sosialisasi program saja.
"Silakan rakyat Siak yang separuhnya adalah kaum perempuan, untuk menilai sendiri kelas dan kualitas mereka. Sayo fokus nak nge-GAS ajo, sosialisasi program ke masyarakat. Tando-tando kemenangan semakin nyato untuk nomor duo," kata aktivis pejuang hak hutan tanah masyarakat Siak ini melalui laman medsosnya.
Begitupun masalah KTP, baginya masyarakat sekarang sudah cerdas. Siak adalah tanah kelahirannya, dan meski berpindah KTP karena harus ikut suami setelah menikah, bagi Afni Siak tetap menjadi rumah pulang.
"Sejak Siak belum ado listrik, masih Kecamatan sampai jadi Kabupaten, keluarga kami telah hidup di Siak. Datuk kami Guru Ngaji di Mempura dan pernah jadi Kepala KUA Siak. Nenek moyang kami mengabdi pada Sultan Siak. Sampai kini rumah pulang, Emak dan Ayah pun masih ado di Siak. Tempat mati pun dah disiapkan di Siak. Jadi terpulang kepada masyarakat menilai," tulis Afni. ***