Teknologi

Ilmuan Universitas Bristol Inggris Perkirakan Iklim Ekstrem Akan Membentuk Satu Benua Super

  Oleh : Suara Riau
   : info@suarariau.co
  2023-09-27 07:27:33 WIB
Ilustrasi FOTO/Kopmas.com)

SuaraRiau.co -Peneliti memperkirakan, pembentukan “benua super” baru dapat memusnahkan manusia dan semua mamalia lain yang masih hidup dalam 250 juta tahun.Hal ini dilangsir dari cnn.com yang terbit Selasa (26/9/2023).

Dengan menggunakan model iklim superkomputer pertama di masa depan, para ilmuwan dari Universitas Bristol di Inggris memperkirakan bagaimana iklim ekstrem akan meningkat setelah benua-benua di dunia bergabung membentuk satu benua super, Pangea Ultima, dalam waktu sekitar 250 juta tahun.

 

Gambar menunjukkan suhu rata-rata bulan terpanas (derajat Celcius) di Bumi dan proyeksi benua super (Pangea Ultima) dalam 250 juta tahun, ketika hampir semua mamalia akan sulit bertahan hidup.(FOTO/cnn.com)

Mereka menemukan bahwa wilayah tersebut sangat panas, kering, dan hampir tidak dapat dihuni oleh manusia dan mamalia, yang belum berevolusi untuk dapat bertahan dalam paparan panas berlebih dalam waktu lama.

Para peneliti mensimulasikan tren suhu, angin, hujan, dan kelembapan di benua super tersebut dan menggunakan model pergerakan lempeng tektonik, kimia laut, dan biologi untuk menghitung tingkat karbon dioksida.

Laporan ilmuan diterbitkan Senin (25/9/20230 padadi jurnal Nature Geoscience.menemukan bahwa pembentukan Pangea Ultima tidak hanya akan menyebabkan letusan gunung berapi yang lebih teratur, melepaskan karbon dioksida ke atmosfer dan menghangatkan planet ini, namun matahari juga akan menjadi lebih terang, memancarkan lebih banyak energi dan semakin menghangatkan bumi.

“Benua super yang baru muncul akan secara efektif menciptakan tiga dampak buruk yang terdiri dari efek kontinental, panas matahari, dan lebih banyak CO2 di atmosfer,” kata Alexander Farnsworth, rekan peneliti senior di Universitas Bristol dan penulis utama makalah tersebut, dalam rilisnya pada Senin tersebut.

“Suhu yang meluas antara 40 hingga 50 derajat Celcius (104 hingga 122 derajat Fahrenheit) dan bahkan suhu ekstrem harian yang lebih besar lagi, ditambah dengan tingkat kelembapan yang tinggi pada akhirnya akan menentukan nasib kita. Manusia bersama dengan banyak spesies lainnya  akan mati karena ketidakmampuan mereka mengeluarkan panas melalui keringat, sehingga mendinginkan tubuh mereka,” tambah Farnsworth.

Gambar ini menunjukkan geografi Bumi saat ini dan proyeksi geografi Bumi dalam 250 juta tahun, ketika semua benua menyatu menjadi satu benua super.(FOTO/cnn.com)

Meskipun ada ketidakpastian besar dalam membuat prediksi mengenai masa depan, para ilmuwan mengatakan bahwa gambarannya tampak “sangat suram,” dengan hanya sekitar 8% hingga 16% daratan di benua super yang dapat dihuni oleh mamalia.

Karbon dioksida bisa mencapai dua kali lipat tingkat karbon dioksida saat ini, menurut laporan tersebut, meskipun perhitungan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa manusia sekarang berhenti menggunakan bahan bakar fosil, “jika tidak, kita akan melihat angka tersebut jauh lebih cepat,” Benjamin Mills, seorang profesor sistem bumi evolusi di Universitas Leeds dan rekan penulis laporan, mengatakan dalam rilisnya.

Penulisa laporan itu juga mengingatkan prospek suram ini bukanlah alasan untuk berpuas diri dalam mengatasi krisis iklim saat ini.  Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia telah mengakibatkan jutaan kematian di seluruh dunia setiap tahunnya.

“Sangat penting untuk tidak melupakan krisis iklim yang kita hadapi saat ini, yang merupakan akibat dari emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh manusia,” kata salah satu penulis studi, Eunice Lo, peneliti perubahan iklim dan kesehatan di Universitas Bristol, dalam rilisnya. .

“Meskipun kita memperkirakan planet ini tidak dapat dihuni dalam 250 juta tahun mendatang, saat ini kita telah mengalami panas ekstrem yang merugikan kesehatan manusia. Inilah mengapa sangat penting untuk mencapai emisi net-zero sesegera mungkin,” tambah Lo.

Tahun lalu, laporan yang didukung PBB, perubahan iklim akan mengubah kehidupan di Bumi, dengan miliaran manusia dan spesies lainnya akan mencapai titik di mana mereka tidak dapat lagi beradaptasi kecuali pemanasan global secara signifikan melambat.

Para ilmuwan telah memperingatkan selama beberapa dekade bahwa pemanasan harus tetap berada di bawah 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri, agar kita dapat mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil dan menghindari perubahan besar yang akan mengubah kehidupan yang kita tahu akan segera berakhir.

Kepunahan massal terakhir terjadi sekitar 66 juta tahun yang lalu, ketika sebuah asteroid menghantam bumi dan membunuh dinosaurus dan sebagian besar kehidupan di planet.(sumber cnn.com)***

Halaman :
Penulis : Suara Riau
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : Teknologi