Indragiri Hilir

Berkah Kelapa di Tengah “Musibah”

  Oleh : Suara Riau
   : info@suarariau.co
  2023-04-04 16:21:00 WIB
Rodiyah seorang warga di Kampung Hidayat Kecamatan Kuindra, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) terlihat kelelehan menyulak (mengupas) kelapa, Sabtu (18/03/2023). /arifbudiman

SuaraRiau.coTahun 2015 merupakan tahun yang nestapa bagi Rodiyah, suaminya yang selama ini menjadi pendamping hidup pergi untuk selamanya. Kematian suaminya menjadi pukulan telak bagi wanita yang berumur 50 tahun ini, betapa tidak, jika selama ini kehidupan biduk rumah tangga, mereka dayung bersama, namun dengan kepergian belahan hatinya biduk kehidupan tersebut terpaksa dikayuh sendiri.

Ketimpangan tersebut sangat terasa ketika membesarkan tiga orang anaknya yang masih kecil kecil. Pekerjaannya sebagai pengupas kelapa atau biasa disebut penyulak, hanya bisa mencukupi kebutuhan sehari hari. Namun wanita ini, berusaha untuk tegar, tak ingin meratapi nasib dan larut dalam kesedihan. Dirinya yang sudah tertempa bekerja dari kecil, segera bangkit dan menatap masa depan.

Cerita duka ini dituturkan Rodiah saat rombongan Ekspedisi Lomba Karya Tulis Jurnalistik  PWI Riau dan PWI  Inhilmelakukan kunjungan wisata religi ke makam Syekh Aburrahman Siddiqatau yang akrab disapa dengan sebutan Tuan Guru Sapat, di Kampung Hidayat Kecamatan Kuindra, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) 18 Maret 2023 lalu.

Ketika itu, rombongan memulai perjalanan dari Tembilahan menggunakan perahu motor sekitar satu jam, setelah sampai di Kampung Hidayat rombongan melanjutkan perjalanan menggunakan ojek sepeda motor menuju pemakaman Tuan Guru Sapat.

Dalam perjalanan tersebut, hamparan kebun kelapa terlihat di kanan kiri jalan, selain itu, pemadangan menuju lokasi disuguhi butiran buah kelapa yang banyak menumpuk di pinggir jalan. Di samping tumpukan kelapa, terdapatpondok pondok kecil tempat penyulak beristirahat dan berteduh dari sengatan matahari.

Salahsatu penyulak yang melakukan aktivitas saat itu adalah Rodiyah. Dirinya terlihat serius melakukan pekerjaan yang telah memberinya “penghidupan”. Ketekunan dan keseriusannya itu, seolah berpacu dengan waktu, sepertinya ada target yang mau dicapai.

Kemahirannya menyulak kelapa menandakan bahwa dia bukan orang baru. Untuk mengupas satu butir kelapa hanya dilakukan tiga sampai empat kali gerakan. Setelah itu sabut dan isi kelapa bulat langsung terpisah. Tak ada terbersit rasa takut diwajahnya, meski alat yang digunakan terbuat dari baja yang sudah diruncing dan diasah tajam.

Meskipun sibuk menyulak namun wanita paro baya ini, tetap tersenyum sebagai bentuk memuliakan tamu yang datang. Sesekali menyempatkan diri menjawab jika ada pertanyaan yang dilontarkan kepadanya.

Wanita bersuku Banjar ini berujar, pekerjaan menyulak sudah lama digelutinya bahkan saat usianya masih anak anak. Orangtuanya sudah mengenalkan pekerjaan tersebut, agar bisa hidup mandiri tanpa mengharap pemberian dari orang lain.

Menurut ibu tiga anak ini,dirinya diupah oleh petani hanya Rp130 perbutir kelapa. Karena upahnya yang sangat kecil, dirinya berusaha mengupas kelapa sebanyak mungkin agar mendapatkan hasil yang bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. Bahkan waktu yang digunakan untuk menyulak melebihi waktu standar pekerjaan orang kebanyakan. 

Dengan waktu yang ekstra tersebut, Rodiyah mengusahakan mengupas kelapa sebanyak mungkin bahkan dalam satu hari dirinyabisa mengupas sekitar 500 butir kelapa. Untuk menyulak ratusan  kelapa itu, dirinya harus bekerja dari pagi hingga sere atau tepatnya dari pukul tujuh pagi hingga pukul lima sore dengan durasi waktu sekitar 10 jam.

Hasil recehan Rp 130 inilah yang dikumpulkan oleh janda yang ditinggal mati suaminya delpan tahun lalu berjuang menghidupi tiga anaknya. Uang sebesar Rp 130 yang sebagian orang menganggapnya bernilai kecil, namun tidak bagi dirinya. Wanita berusia 50 tahun ini, menganggap uang sebanyak itu susuatu yang sangat berharga dan bernilai besar.

“Uang yang diperoleh dari menyulak hasilnya lumayan untuk biaya hidup, kalau tak cukup ya dicukup cukupkan,” jelas Rodiayah, Sabtu(18/03/2023) lalu.

Meski berpenghasilan kecil, dengan nilai Rp130 perbutir dari menyulak, namun dirinya tetap bersyukur karena Allah masih memberinya kesehatan karena dengan sehat dirinya bisa bekerja dan  menghidupi keluarga. Selain itu dirnya juga bersyukur karena bisa mendapatkan rezki yang halal meskipun harus dilakukan dengan cara banting tulang bermandi keringat. Dari usaha yang halal inilah dirinya berharap mendatangkan keberkahan dari tuhan.

Kelapa Murah

Lain kisah Rodiyah lain pula cerita petani di Inhil, para petani merana karena harga kelapa tak kunjung membaik dalam beberapa  tahun belakangan. Murahnya harga kelapa juga berimbas terhadap upah penyulak yang hanya dibayar Rp 130 perbutir. Saat ini, petani hanya bisa menjual kelapa di bawah angka dua ribu rupiah, angka yang jauh dari kata ideal.

Rombongan Ekspedisi LKTJ yang singgah di Kampung Hidayat Kecamatan Kuindra, Inhil 18 Maret 2023 lalu, juga sempat mendengarkan keluhan petani. Salah seorang petani yang mengeluhkan harga kelapa tersebut adalah Kasiran. Dia menuturkan harga kelapa saat ini, belum begitu membaik  karena dijual dengan harga di bawah dua ribu rupiah. Idealnya  satu butir kelapa dijual di atas dua ribu rupiah.

Saat ini, petani menjual kelapa bulat yang belum dikupas ke pengepul dengan harga Rp1.500 sedangkan harga kelapa yang sudah dikupas dijual dengan harga Rp1.700.

Sementara pengepul menjual ke toke atau agen dengan harga Rp1.700 kelapa bulat yang belum dikupas dan Rp1.900 kelapa yang sudah dikupas. Dengan kata lain para toke mengambil untung dua ratus rupiah dari setiap butir kelapa.

Sedangkan agen menjual ke pabrik dengan harga Rp 2000 kelapa bulat dan Rp2200 kelapa yang sudah dikupas.

Harga kelapa sempat melonjak tinggi pada tahun 2017 lalu yang mana harga jual kelapa mencapai RP 3000 perbutir namun setelah itu harga kelapa mengalami pasang surut bahkan harganya sempat terus menurun hingga mencapai angka Rp 600 perbutir. Turunnya harga kelapa ini, juga diperparah saat munculnya wabah pendemi Covid 19. Dari situ hingga saat ini, harga kelapa belum beranjak dari angka yang menjanjikan buat petani.

Tergerus Abrasi

Selain harga kelapa yang murah, keluhan petani juga dihadapkan oleh lahan perkebunan kelapa yang tergerus abrasi. Salahsatu lahan yang mengalami abrasi tersebut terdapat di Desa Kuala Selat, Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

Kondisi lahan masyarakat di daerah ini sangat memperhatinkan karena sedikitnya 1.920  hektar lahan perkebunan kelapa mengalami rusak parah  dan gersang digenangi air laut  akibat diterjang abrasi gelombang air pasang sehingga tidak sedikit  pohon kelapa yang mati dan rusak tidak bisa produktif lagi.

bahkan sebagian lahan perkebunan tersebut, terlihat sudah hampir rata dengan tanah  tertimbun genangan lumpur. hamparan lahan ini, hanya menyisakan beberapa tunggul dan pohon kelapa yang sudah mati.

Petani kelapa di Desa Kuala Selat, Kecamatan Kateman, Kabupaten Inhilini berharap kepada  pemerintah daerah maupun pusat  bisa memberikan perhatian serius dan solusi buat perbaikan kebun kelapa mereka.

“Kelapa yang tergerus abrasi sudah tidak bisa lagi dimanfaatkan, kondisinya bukan hanya rusak bahkan pucuknya sudah tenggelam, kami berharap dari pemerintah baik dari pemerintah pusat maupun daerah bisa memeberikan solusi kepada petani,” jelas  petani kelapa Desa Kuala Selat, Purwanto.

Abrasi yang selama ini mengancam, tidak hanya merusak perkebunan warga dan menghilangkan mata pencarian petani, tapi abrasi ini juga membuat pemukiman warga hilang karena ditelan gelombang.

Menurut Kepala Desa Kuala Selat,Imam Taupik, abrasi gelombang air pasang ini, telah terjadi sejak tahun 1990 an. Akibat abrasi tersebut sudah 1000 meter lebih daratan hutan mangrove telah menjadi lautan dan 74 unit rumah pemukiman warga yang rusak dan hanyut.

“Salahsatu mengatasi dampak yang ditimbulkan abrasi yang merusak pemukiman dan perkebunan warga adalah batu pemecah gelombang. Peran pemerintah diharapkan untuk merealisasikan solusi tersebut,” jelas Imam.

Baik warga maupun Kepala Desa Kuala Selat berharap dan mempunyai keinginan yang sama bahwa pemerintah harus ambil andil terhadap persoalan yang mereka alami agar desa yang sudah puluhan tahun tergerus abrasi bisa dicarikan solusinya.

Kerusakan lahan perkebunan kelapa di Inhil ini, diperkuat oleh data dari Dinas Perkebunan Inhil, Sekretaris dinas yang juga merangkap Plt Disbun Inhil, Abdurrahman dalam pemaparannya pada  rombongan LKTJ PWI Riau beberapawaktu yang lalu mengatakan, kerusakan lahan perkebunan di Inhil angka lumayan besar. Dari data yang dimiliki Disbun Inhil tercatat, jumlah kebun kelapa yang mengalami kerusakan mencapai 63.092 hektar. Penyebab kerusakan lahan perkebeunan tersebut, di dominasi oleh instrusi air laut.

Upaya Pemkab Inhil Atasi Masalah Petani

Pemerintah Kabupaten Inhil sudah mengupayakan berbagai langkah dan solusi terhadap persoalan yang dialami oleh petani kelapa bahkan pemerintah sudah memetakan permasalahan kelapa dan beberapa penyebabnya.

Plt Disbun Inhil, Abdurrahman mengatakan, diantara penyebab permasalahan tersebut adalah, bahwa tanaman kelapa sudah tua danbanyak yang rusak, selain itu terendam air dan hujan serta bibit yang ditanam tidak unggul. Sementara solusi yang dilakukan bagi kelapa yang rusak dilakukan dengan cara peremajaan, pembuatan trio tata air dan menanam bibit unggulyang sudah disertifikasi oleh balai.

Untu peremajaan kelapa pemerintah sudah merealisasikan seluas lebih dari 10 ribu hektar. Dalam kurun waktu 13 tahun belakangan terhitung dari tahun 2009 sampai dengan 2022 peremajaan kelapa mencapai 10.507 hektar yang bersumber dari APBN seluas 6.155 hektar, APBD Provinsi  2.192 hektar dan APBD Kabupaten 2.160 Hektar.

Sedangkan pembangunan tanggul dari tahun 2013-2021 sudah terealisasi lebih dari seribu kilo meter atau persisnya 1081,10 kilometer. Sementara jalan produksi yang sudah terealisasi pembangunannya dari tahun 2016 sampai dengan 2021 masing masing bersumber dari dana APBN (DAK) sepanjang  5,20 kilometer dan dari APBD Kabupaten sepanjang  9.21 kilometer

“Rencananya pada tahun 2023 ini, akan dilakukan lagi pembangunan jalan produksi, anggarannya bersumber dari APBN (DAK) sepanjang 30 kilometer dan dari APBD kabupaten sepanjang tiga kilometer,” jelas Abdurrahman.

Menyikapi harga kelapa rendah,Aburrahman menuturkan, ada beberapa penyebabnya diataranya rantai pasar yang panjang dan kelapa dijual dalam bentuk bahan mentah. Solusi dari keduanya adalah mempermudah akses jalan dan membuka peluang peluang usaha turunan kelapa.

Sedangkan lahan kelapa yang berada dalam kawasan hutan, pemerintah daerah memfasilitasi agar masing masing kelompok dan kepala desa melakukan pendataan dan permohonan pelepasan dari kawasan hutan ke kementrian LHK.

Hamparan Kelapa Dunia

Rasanya tak berlebihan Kabupaten Inhil disebut dengan hamparan kelapa dunia karena dilihat dari penduduk, masyarakatnya mayoritas merupakan petani kelapa begitu juga luas lahan kelapa yang dimiliki mencapai  ratusan ribu hektar.

Plt Disbun Inhil, Abdurrahman dalam pemaparannya menyebutkan, luas kebun kelapa rakyat di Inhil mencapai 341.072 Ha  (11% dari luas kebun kelapa nasional) terdiri Kelapa Dalam Inhil seluas 303.556 hektar dan Kelapa Hibrida Inhil 38.404 hektar. Sedangkan 67 persen penduduk Inhil merupakan petani perkebunan. Dengan luas perkebuna tersebut, estimasi produksi dari perkebunan kelapa rakyat dalam bentuk butiran mencapai 5,5 miliar butir.

Sedangkan estimasi potensi manfaat kelapa dibagi dalam beberapa kategori, untuk jenis potensi sabut kelapa mencapai lebih dari empat milar kilogram (4.400.000.000 kg). Untuk buah kelapa potensi mencapai lebih dari 3,9 milir (3,987.500.000 kg). Air kelapa mencapai 3,1 miliar liter (3.162.500.000 liter}. Tempurung 2,2 miiar kilogrm (2,200.000.000 kg). Sedangkan batang kelapa dengan potensi manfaat mencapai lebih dari 6,3 juta meter kubik (6.379.976 M3).

Abdurrahman yang kesehariannya juga sebagai sekretaris Disbun Inhil menyebutkan, dari satu jenis daging kelapa bisa melahirkan beberapa turunan diantaranya santan kelapa, minyak goreng, VCO, tepung kelapa, ampas, bungkil, susu kelapa, krim santan, permen, dan bahan mentega. Sedangkan batang kelapa juga bisa bermafaat untuk bahan bangunan, perabotan rumah tangga, kursi dan meja.

Untuk menampung kelapa milik petani ini terdapat lima industri pengolahan masing masing  PT Pulau Sambu Guntung di Kecamatan Kateman, PT Pulau Sambu Kual Enok di Kecamatan Tanah Merah, PT Riausakti United Plantation di Kecamatan Pulau Burung, PT Inhil Sarimas Kelapa di Kecamatan Kempas dan PT Kokonako Indonesia di Kecamatan Tembilahan Hulu.

Humas PT Pulau Sambu, Ahim Ginting, mengatakan perusahan membutuhkan dua juta butir kelapa dari petani untuk diolah menjadi berbagai produk. PT Sambu tidak hanya memproduksi minyak goreng tapi juga berbagai produk.

PT Pulau Sambu di Kuala Enok yang berdiri pada tahun 1967 merupakan pabrik pengolahan minyak kelapa pertama. Pabrik tersebut menghasilkan minyak kelapa mentah, minyak kelapa yang dikelantang dan diolah, serta pengekstrak kopra untuk pasar ekspor.

Sedangkan pabrik PT Pulau Sambu yang di Guntung yang didirikan pada tahun 1983 ini, menghasilkan produk yang berteknologi tinggi, seperti santan/krim kelapa, bubuk krim santan kelapa, kelapa parut kering, air kelapa, dan arang tempurung kelapa.

Banyaknya potensi dan kelebihan yang dimilki Negeri Seribu Parit ini,  maka  Kabupaten Inhil dipercaya sebagai daerah pertama yang menyelenggarakan Festival Kelapa Internasional (FKI) pada 2017. Selain dihadiri oleh  pemerintah daerah penghasil kelapa di Indonesia, tujuh negara juga ikut mengirim delegasinya untuk mengikuti FKI tersebut, masing masing Malaysia, Belanda, Singapura, Thailand, India, Sri Langka, Tiongkok.

Bupati Inhil, HM Wardan mempunyai impian besar tentang  kelangsungan kelapa di Inhil. Diantara impian yang akan diwujudkan tersebut, yakni membangun museum kelapa, mendirikan politeknik perkebunan kelapa, satu rumah satu produk kelapa, dan agrowisata kelapa. Maksud dan tujuan dari HM Wardanyang rela dirinya disebut bupati kelapa ini, tidak terlepas untuk kesejahteraan masyarakat Inhil.

Potensi yang sangat luar biasa dari kelapa tersebut melahirkan banyak manfaat dan berujung kepada kesejateraan yang menyentuh semua lapisan

Bagi petani, kelapa merupakan urat nadi kehidupan karena dengan kelapa mereka bisa menghidupi dan mencukupi kebutuhan keluarga, bahkan sukses membiayai sekolah anak anak mereka. Tidak hanya petani yang bisa mengambii manfaat dari kelapa, tapi apapun yang bersinggungan dengan kelapa juga bisa menimati manfaatnya, mulai dari penyulak kelapa seperti Rodiyah yang bisa menghidupi dan menyekolahkan tiga orang anaknya. Belum lagi pedagang atau toke kelapa, pengrajin sampai ke karyawan dan pemilik pabrikpun juga ikut menimatinya.

Tidak hanya itu,  kesejateraan dari kelapa ini tidak hanya dinikmati oleh masyarakat Inhil tapi hampir dari seantero nusantara hingga dunia juga ikut merasakan. Kehadiran lima pabrik pengelohan kelapa di Inhil yang membutuhkan ribuan karyawan baik dari Inhil maupun dari luar Inhil adalah contoh bahwa kelapa memberikan manfaat yang universal.

Berkah kelapa ini,  juga membawa keuntungan yang sangat besar bagi Pemerintah Kabupaten Inhil, karena selain menerima pajak yang tidak sedikit dari berbagai perusahaan, Kabupten Inhil juga dikenal di mata internasional. Hal ini ditandai dengan ekspor hasilkelapa ke 80 negara.

“Hasil produksi minyak dan berbagai turunan kelapa dari PT Sambu diekspor ke 80 negara,” jelas Ahim Ginting, saat memaparkan sekilas perusahaan PT Sambu di hadapan rombongan peserta LKTJ di Tembilhan, Sabtu (18/03/2023) lalu.

Artinya 80 negara sudah mengenal bahwa Kabupaten Inhil merupakan produksi kelapa terbesar di dunia dan jutaan orang bisa menikmati berbagai hasil produksi kelapa tersebut.

Anugerah Tuhan

Kehadiran kelapa merupakan anugerah terbesar yang dimiliki oleh Kabupaten Inhil, karena dari satu jenis tanaman saja sudah banyak mendatangkan manfaat dan kesejahteraan. Kenapa Tuhan memilih Negeri Seribu Parit ini, menjadi tempat tumbuh suburnya pohon kelapa. Apakah karena ketaatan masyarakatnya kepada sang pencipta atau karena tuah dari ulama besar Tuan Guru Sapat yang mengajarkan umat untuk selalu berbuat kebaikan atau ada penyebab lainnya.

Namun dari berbagai penelusuran, masyarakat Inhil terkenal dengan religiusnya, keyakinan dan keimanan mereka tak diragukan lagi. Mereka tetap beryukur dalam setiap keadaan meskipun itu musibah yang datang, mesyukuri apa yang dimiliki membuat mereka menjadi tenang menjalani hidup.

Kasiran dan Rodiyah adalah dua orang warga Inhil yang menjadi contoh potret kehidupan. Kedua warga ini selalu bersyukur menjalani nasib dan menerima ketentuan yang sudah digariskan tuhan. Kasiran seorang petani kelapa tetap bersemangat dan bersyukur meskipun dalam beberapa tahun belakangan harga kelapa tidak kunjung membaik.

Lebih parah lagi adalah Rodiyah janda dengan tiga anak yang ditinggalpergi oleh suaminya delapan tahun yang lalu.Kepergian suaminya tidak membuat dirinya meratapi nasib meski waktu itu, tiga anaknya masih kecil kecil. Pekerjaannya sebagai penyulak kelapa yang diupah sebesar Rp 130 perbutir, itulah yang dikumpulkan untuk menghidupi dan membesarkan anaknya.

Mungkin karena ketaatan dan keimanan warga yang kuat,  bisa jadi membawa berkah bagi kehidupan termasuk kesuburan tanah yang mereka miliki. Allah pun menjanjikan kepada hambaNya akan mendatangkan dan melimpahkan keberkahan bagi yang menjalani perintah, sebagaimana yang termakstub dalam Al Quran dalam surat Al Araf ayat 96 yang berbunyidan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa , pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Wallahuaklam. (Arifbudiman)

 

Penulis : Suara Riau
Editor : Elpi Alkhairi
Kategori : Indragiri Hilir