SuaraRiau.co -“Disaat saya hampir menyerah, muncul hubungan emosional dengan pihak PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang ceritanya bukan tentang duit. Namun memberikan dukungan infrastruktur yang bentuknya disesuaikan dengan pengalaman saya sebagai seniman. Yakni, mengangkat kultur untuk konservasi hutan mangrove di Kuala Dumai,”ungkap Budayawan Melayu dan juga Ketua KTH Bandar Bakau Dumai (BBD), Darwis Muhammad Saleh
Darwis pria yang juga dikenal sebagai pendiri NGO Pecinta Alam Bahri Club asal Dumai ini, bercerita kisah dirinya dan kelompok KTH BBD, bagaimana awal cerita bangkitnya semangat pengelolaan wisata mengrove, saat para jurnalis berkunjung ke Bandar Bakau Dumai, di Kota Dumai, Senin (26/8/2024).
Darwis Muhammad Saleh, ketika menejelaskan Bandar Bakau Dumai kepada jurnalis, Senin (26/8/2024).(FOTOSRc/Imelda V)
Sistem manajemen dan SDM yang minim, keadaan BBD di Jalan Nelayan, Kelurahan Pangkalan Sesai, Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai hampir jadi ‘nyirep’. “Keadaan tersebut bisa diumpamakan semangat yang sedang berkobar-kobar, lama-lama dibiarkan tidak direspon, menyebabkan tidur ‘nyirep’ (asal kata sirep yang artinya dibuat tertidur pulas,sunyi senyap,padam, red),”ujar Darwis.
Kahadiran PHR yang profesional, jelas Darwis, memberikan keuntungan bagi pihaknya, bukan dalam bentuk fisik. Tetapi telah mengubah mental para kelompok tani hutan (KTH) dan sekaligus mental para pengunjung kawasan BBD.
Sebab, kedatangan PHR berkolaborasi untuk penyelamatan hutan mangrove, telah memberikan bantuan infrastruktur kepada KTH di BBD. Untuk itu, jika dulunya jalan ‘tracking’ (menyusuri,red) dari kayu bekas kapal pompong, kini telah dibangun menjadi beton.
“Ketika Saya membangun ‘tracking’ dari kayu bekas. Semua orang boleh masuk ke BBD. Artinya bebas. Sejak beton dibangun, jika masuk BBD hanya untuk duduk saja, kami tidak berikan. Jika mau masuk berkunjung dari sekolah. Boleh dengan memasukan surat,”terangnya.
"Untuk itu, harus ada semacam sistem manajemen ketika mengunjungi BBD," ujar Pria berumur 57 tahun ini. Sebab, konservasi mangrove bukan saja salah satu unsur penting dalam menjaga kawasan pesisir dari ancaman abrasi saja. Sejak kolaborasi tersebut, mereka konsisten menjalankan berbagai program lingkungan untuk kemaslahatan masyarakat. Sebab, selain untuk menahan laju abrasi, hutan bakau juga dikenal sebagai simbol budaya masyarakat Dumai.
Dulunya, ketika dunia dilanda covid -19, lanjut Darwis, telah memukul aktivitas BBD. Meski dalam konteks pelestarian hutan bakau, kelompoknya telah merasakan bantuan publikasi wartawan, sebagai pejuang utama yang membuat aktivitas dan kelestarian mangrove dikenal, Namun ketika itu, sistem manajemen di BBD belum terbentuk. ”Saya tidak mampu mengelola SDM dalam konteks pariwisata ini,”jelasnya lagi.
Keadaan ketika itu, ditambah lagi munculnya orang lokal yang memiliki ‘backing’ untuk memungut uang tiket masuk ke BBD tersebut. Hal ini membuat KTH enggan mendukung wisata mangrove Dumai.
Sebab, pungutan liar tersebut, ujar Darwis, menyebabkan tujuan utama berdirinya KTH sebagai pusat edukasi mangrove menjadi buyar.
Karena dasar perjuangan BBD dikenal secara nasional, bukan karena banyak menanam bakau. Tetapi karena nilai kultur legenda putri tujuh yang diangkat oleh Darwis secara nasional.”Jika tak ada cerita putri tujuh, mungkin saya tidak terinspirasi menyelamatkan Kuala Sungai Dumai,” ungkapnya. “Jadi edukasi sangat penting,”tambahnya.
Selain itu, iapun sempat kecolongan dengan survei Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Survei secara resmi yang dilakukan UKM tersebut,diparktekkan di Perak, negara bagian Malaysia. Survei tersebut menjelaskan, orang Melayu pesisir bisa hidup di kawasan mangrove. Contohnya, Suku Akit di Dumai. Ketika mereka kirimkan hasil praktik mereka kepada Darwis, pihak UKM juga minta agar puisi dan pantun Darwis dipajang di BBD, seperti yang mereka lakukan di Perak. Sebab, nilai-nilai budaya yang diangkat oleh Darwis menurut pendapat UKM, sesuatu yang tidak ada saat ini.
”Bahkan saya sangat kecolongan dengan UKM. Karena survei mereka secara resmi sudah langsung membuahkan hasil. Ketika mereka kirimkan hasil pratek mereka di Perak kepada Saya. Saat itu juga mereka meminta agar pantun dan puisi Saya dibuat di BBD. Menurut mereka, nilai-nilai budaya yang Saya angkat sesuatu yang tidak ada saat ini,”jelasnya.
“Karena orang hanya bicara secara teknis. Sedangkan, seniman mengangkat secara kultur cara yang andal dalam menyelamatkan mangrove,” tambahnya.
Di sisi lain keadaan hampir mati surinya BBD ketika itu, juga akibat image buruk terhadap orang Melayu yang dikenal sebagai suku yang suka menjual tanah. Hal ini membuat kurangnya perhatian terhadap mangrove bertambah. "Sayangnya orang Melayu dikenal suka menjual tanah daripada mengelolanya," ujarnya.
Menghadapi situasi yang demikian, menyebabkan Darwis hampir menyerah. Namun munculnya niat baik PHR yang tiba-tiba datang, membuat dirinya dan KTH bangkit semangat lagi. PHR memberikan bantuan infrastruktur jalan ‘tracking’ beton, yang menjadi awal cerita wisata kawasan mangrove Dumai hidup kembali.
Kedatangan PHR membuat Darwis ingin menggantikan jalan tracking yang tadinya papan menjadi beton. “Saya tidak mau lagi kawasan ‘tracking’ BBD terbuat dari papan lagi. Sebab, tiap tahun Saya harus mengganti kembali papan tersebut. Akhirnya, Saya bicara dengan pihak PHR untuk membangun beton,” ujarnya.
Sementara, pengalaman kelompoknya yang lebih mengenal kontur tanah mangrove, maka KTH BBD diberikan kewenangan untuk teknis pelaksanaan desain beton tersebut..
Jika selama ini, perusahaan cenderung membangun dengan melakukan clearing lahan. Namun bagi Darwis berbeda. Pembangunannya harus dilakukan tanpa clearing lahan. Pembangunan mengikuti ruang jarak antar pohon yang kosong, sehingga beton membentuk jalan secara alami. Sedangkan di tengah titik ‘tracking’ tersebut, ada space yang lebar yang dijadikan panggung, untuk tempat pertemuan..
”Selama ini kebiasaan perusahaan membangun sesuatu, dengan terlebih dahulu melakukan penggundulan lahan,” ujarnya. “Cara-cara ini yang salah. Namun kita tidaklah demikian,"paparnya.
Sejak itu, akhirnya 'tracking' beton telah siap dan bisa dilalui. Perwajahan dan sistem manajemen BBD sudah berubah dengan lebih baik.
Darwis juga menjelaskan lagi, ada banyak dampak positif bagi masyarakat Dumai atas kolaborasi pembangunan infrastruktur tersebut. Khususnya bagi masyarakat Dumai dan KTH. Adapun dampaknya adalah sebagai berikut :
1.Administrasi Lebih Baik dan Bernilai Ekonomi
Dampak atas berdirinya jalan beton ke BBD ujar Darwis, tidak saja memberikan semangat untuk bangkit lagi. Namun mengubah karakter masyarakat ketika masuk ke BBD, Yang dulunya bebas masuk, kini BBD dengan perwajahan baru, tidak bisa dimasuki dengan bebas. Namun harus tercatat dan memberikan edukasi serta nilai tambah ekonomi. Misalnya, jika satu sekolah ingin berkunjung, maka harus terlebih daulu ada pemberitahuan. Selain itu, nilai konsumsi yang bisa dijual kepada pengunjung, serta paparan manfaat dan sejarah BBD Dumai juga memiliki nilai komersil. “Ketika satu sekolah datang, dengan biaya konsumsi, materi dan bibit, bisa menelan dana 10 juta rupiah. “Saya memberi satu materi 250 ribu rupiah. Lain lagi uang sampah, uang air dan lainnya.,”jelas Darwis.Tampak bangsa primata di kawasan Bandar Bakau Dumai (26/8/2024).(FOTO/SRc/Imelda V).
2.Memberikan dan Mengajar Peradaban
Sisi lainnya, ujar Darwis, sejak tahun 1962 KTH sudah berdiri dengan memiliki peradaban visi dan misi BBD. Namun peradaban belum terlaksana, Kini, sudah ada panggung di BBD untuk memberikan sosialisasi, bahwa berpantun dalam kultur Melayu sebenarnya harus dilakukan di ruang terbuka. “Seperti di panggung ini. Sekarang berpuisi dan berpantun banyak dilakukan di ruangan terttutup. Dengan panggung beton di BBD ini, bisa memberikan edukasi peradaban Melayu yang terbuka.
3.Meningkatnya Kunjungan Wisata
Tampak jalan pedestarian beton menyusuri hutan Bandar Bakau Dumai bantuan dari PT PHR, Senin (26/8/2024). (FOTO/SRc/Imelda V)
Sebelum kolaborasi berjalan dengan PHR, ujar Darwis, tingkat kunjungan wisata rendah. Sejak dukungan PHR, kunjungan wisata menjadi meningkat.
Kunjungan wisata meningkat. Sekarang sudah mencapai 3.000 lebih pengunjung, baik dari anak sekolah, wisatawan lokal dan dari luar negeri atau manca negara, seperti dari Rusia, Jepang, Malaysia, Montenegro dan lainnya
3.Renovasi Kafe Redam Piloe dan Titik Reda
Menurut Analyst Social Performance PT PHR Priawansyah, hal yang menarik lagi dari dampak bantuan PHR ini, yakni membangkitkan inisiasi KTH mangrove Dumai membangun kelompok usaha bersama (KUB) Redam Piloe dengan merenovasi Kafe Redam Piloe dan Titik Reda.”Kafe ini adalah swadaya masyarakat. Kafe telah direnovasi lebih layak. Kafe tersebut kurang layak.”Bangunannya rapuh dan retan,”ujarnya.
Menurut Syafar anggota KUB Redam Piloe mengatakan, kini mereka merasa tidak miskin hidup di dalam hutan mangrove. “Jangan merasa miskin hidup di dalam hutan,” ujar Syafar mengutip ungkapan bahasa Darwis sebagai suhu yang membina KUB tersebut.
4.Kelompok Sadar Wisata
Mengelola dan menjada kwasan BBD agar terkoordinir dengan baik butuh SDM yang mapana. Menurut Darwis, 14 orang SDM Redam Piloe telah dilatih untuk mengelola wisata oleh PHR, melalui perpanjangan tangan Riau Satwa Foundation (RSF). Sedangkan dengan kolaborasi PHR ini juga membangkitkan kelompok sadar wisata.
Menurut Syafar, sejak BBD bangkit kembali, KTH lainnya ikut hidup kembali. Sebab semangat dari KTH di BBD ini tertransformasi kepada KTH lainnya. Selain itu, kesadaran untuk menjaga hutan dan menjadikan sebagai tujuan wisata menyebabkan jumlah KTH juga semakin bertambah. Mengambil data menlhk.go.id, sejak tahun 2016, jumlah KTH ada 23 KTH, kini sudah bertambah menjadi 28 KTH.
DATA KELOMPOK TANI HUTAN KAB. KOTA D U M A I PROV. RIAU | ||||||
No | NAMA KELOMPOK | No. Register | TANGGAL BERDIRI | KELAS | ALAMAT | KETUA |
1 | KTH Damar Sejahtera | 14/72/04/1004/KTH.160/2021 | 14/08/2018 | Pemula | Sungai Geniot, kelurahan basilam baru, kecamatan sungai sembilan, kota dumai, riau | Heru Jumena |
Kelurahan Basilam Baru Kecamatan Sungai Sembilan | ||||||
2 | Bandar Bakau | 14/72/01/1003/KTH.001/2019 | 17/07/2019 | Madya | DESA PANGKALAN SESAI KECAMATAN DUMAI BARAT KOTA DUMAI PROVINSI RIAU | Darwis Mohammad Saleh |
Kelurahan Pangkalan Sesai Kecamatan Dumai Barat | ||||||
3 | Tritip Rimba Gemilang | 14/72/04/1005/KTH.158/2021 | 01/01/2021 | Pemula | Batu Teritip | Junaidi |
Kelurahan Batu Teritip Kecamatan Sungai Sembilan | ||||||
4 | Senepis Jaya | 14/72/04/1005/KTH.159/2021 | 01/01/2021 | Pemula | Batu Teritip | Juanda |
Kelurahan Batu Teritip Kecamatan Sungai Sembilan | ||||||
5 | Alam Wana Lestari | 14/72/04/1004/KTH.002/2020 | 01/01/2020 | Pemula | Desa Basilam Baru Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau | Amat Pratama |
Kelurahan Basilam Baru Kecamatan Sungai Sembilan | ||||||
6 | Alam Wana Lestari | 14/72/04/1002/KTH.003/2020 | 01/01/2020 | Pemula | Desa Tanjung Penyembal Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau | Giyat |
Kelurahan Tanjung Penyembal Kecamatan Sungai Sembilan | ||||||
7 | Mina Bahari Penempol | 14/72/04/1004/KTH.004/2021 | 01/01/2021 | Pemula | Desa Basilam Baru Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau | Hamdani |
Kelurahan Basilam Baru Kecamatan Sungai Sembilan | ||||||
8 | Alam Wana Lestari | 14/72/04/1001/KTH.005/2020 | 01/01/2020 | Pemula | Desa Lubuk Gaung Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau | Zulkarnain |
Kelurahan Lubuk Gaung Kecamatan Sungai Sembilan | ||||||
9 | Alam Sungai Masjid | 14/72/01/1006/KTH.145/2020 | 01/01/2020 | Pemula | Purnama | Rudi, S.Sos |
Kelurahan Purnama Kecamatan Dumai Barat | ||||||
10 | Hutan Sejahtera | 14/72/04/1005/KTH.146/2021 | 01/01/2021 | Pemula | Batu Teritip | Nana Suryana |
Kelurahan Batu Teritip Kecamatan Sungai Sembilan | ||||||
11 | Anak Laut | 14/72/04/1005/KTH.147/2021 | 01/01/2021 | Pemula | Batu Teritip | Mustar Harahap |
Kelurahan Batu Teritip Kecamatan Sungai Sembilan | ||||||
12 | Maju Jaya Bersama | 14/72/04/1004/KTH.148/2021 | 01/01/2021 | Pemula | Basilam Baru | Symasul M. Minan |
Kelurahan Basilam Baru Kecamatan Sungai Sembilan | ||||||
13 | Peduli Hutan Lestari | 14/72/04/1005/KTH.149/2021 | 01/01/2021 | Pemula | Batu Teritip | Umar Wijaya |
Kelurahan Batu Teritip Kecamatan Sungai Sembilan | ||||||
14 | Alam Laut | 14/72/04/1005/KTH.150/2021 | 01/01/2021 | Pemula | Batu Teritip | Mujiran |
Kelurahan Batu Teritip Kecamatan Sungai Sembilan | ||||||
15 | Cinta Hutan | 14/72/04/1005/KTH.151/2021 | 01/01/2021 | Pemula | Batu Teritip | Ponimin |
Kelurahan Batu Teritip Kecamatan Sungai Sembilan | ||||||
16 | Bahari Jaya | 14/72/04/1005/KTH.152/2021 | Pemula | Kelurahan Batu Teritip Kecamatan Sungai Sembilan | Sodikin | |
17 | Bumi Hijau Riau | 14/72/04/1002/KTH.155/2021 | Pemula | Kelurahan Tanjung Penyembal Kecamatan Sungai Sembilan | Jon Kenedi | |
18 | Rimba Jaya Lestari | 14/72/04/1002/KTH.154/2021 | 21/07/2021 | Madya | Jln Pelajar RT 019 Kel Tg Penyembal Kec Sungai Sembilan Kota Dumai | Dedi Susanto |
Kelurahan Tanjung Penyembal Kecamatan Sungai Sembilan | ||||||
19 | Sumber Alam Sejahtera | 14/72/04/1004/KTH.153/2021 | Pemula | Kelurahan Basilam Baru Kecamatan Sungai Sembilan | Supriono | |
20 | Mangrove Laksamana | 14/72/06/1001/KTH.180/2020 | 12/02/2021 | Pemula | Kel. Laksamana, Kec. Dumai Kota, Kota Dumai | Sahar |
Kelurahan Laksamana Kecamatan Dumai Kota | ||||||
21 | Kapur Lestari | 14/72/03/1002/KTH.174/2021 | 27/10/2021 | Pemula | Kelurahan Bukit Kayu Kapur, Kec. Bukit Kapur, Kab. Kota Dumai | Sutawar |
Kelurahan Bukit Kayu Kapur Kecamatan Bukit Kapur | ||||||
22 | Konservasi Mangrove | 14/72/01/1003/KTH.179/2021 | 11/09/2021 | Pemula | Pangkalan Sesai Kec.Dumai Barat Kab.Dumai | Dedi Yunarsyah |
Kelurahan Pangkalan Sesai Kecamatan Dumai Barat | ||||||
23 | Bagan Besar Jaya | 14/72/03/1004/KTH.181/2021 | 17/12/2021 | Pemula | Bagan Besar Kec.Bukit Kapur Kab.Dumai | Edi Purwanto |
Kelurahan Bagan Besar Kecamatan Bukit Kapur | ||||||
24 | Bina Purnama Bahari | 14/72/01/1006/KTH.182/2021 | 28/12/2021 | Pemula | Purnama Kec.Dumai Barat Kab. Dumai | Zulkifli, S.Sos |
Kelurahan Purnama Kecamatan Dumai Barat | ||||||
25 | Benget Betol | 14/72/02/1009/KTH.184/2022 | 18/02/2022 | Pemula | Bukit Batrem Kec.Dumai Timur Kab.Kota Dumai | Edison Damanik |
Kelurahan Bukit Batrem Kecamatan Dumai Timur | ||||||
26 | Nusantara | 14/72/03/1004/KTH.214/2022 | 06/07/2022 | Pemula | Bagan Besar Kec. Bukit Kapur Kab. Kota Dumai | Sukarman |
Kelurahan Bagan Besar Kecamatan Bukit Kapur | ||||||
27 | Pelintung Sejahtera | 14/72/05/1004/KTH.224/2022 | 13/12/2022 | Pemula | Pelintung Kec. Medang Kampai kab. Dumai | Ridwan |
Kelurahan Pelintung Kecamatan Medang Kampai | ||||||
28 | Kuala Tanjung Penyembal | 14/72/04/1002/KTH.273/2023 | 25/10/2023 | Pemula | - | Saharudin |
Kelurahan Tanjung Penyembal Kecamatan Sungai Sembilan | ||||||
Sumber :data menlhk.go.id
5.Tumbuh UMKM
Sementara tak kalah menarik lagi, UMKM mulai tumbuh. UMKM yang tumbuh cenderung kuliner dan batik Melayu. Untuk kue, jelas Darwis, yakni jenis kue raya. Seperti kue bangkit, penjualannya cukup meningkat. “Saya sendiri dalam 10 menit pernah menjual kue bangkit sebanyak 10 kg,”ujarnya. Sementara, penjualan makanan lokal jika dijual kepada turis, nilai bisa diberlakukan tarif lebih tinggi. “Sebab saya menjual sup ikan lomeh bisa mencapai harga 60 ribu rupiah per porsi untuk orang luar,” ujarnya.
6.Mendirikan Home Stay
Home Stay terbuat dari kayu alam di Bandar bakau Dumai, Senin (26/8/2024).(FOTO/SRc/imelda V)
Awalnya memiliki kafe Titik Reda dan Redam Piloe tingkat penjualannya biasa-biasa saja. Sejak beton dibangun, penjualan makan dan minuman kafe kelompok usaha bersama 14 anak muda tempatan ini, makin meningkat. Hal ini membuat kelompok anak muda pecinta alam tersebut tak puas dengan hanya membangun kafe.
KUB tersebut, melebarkan usahanya dengan mendirikan home stay. Hasil keuntungan kafe dikumpul sejak tahun 2023. Keuntungannya sudah dapat mendirikan home stay di tahun 2024. “Pembangunan home stay ini, hasil keuntungan bisnis kafe tersebut. Ada penjualan makanan dan minuman, ada kerajinan anak muda, cincin dari kayu alam, gelang dan kalung serta lainnya,”ungkap Syafar yang juga anggota KUB Redam Piloe. Kedepan diharapkan pembangunan home stay bisa bertambah, "ujarnya.
7.Merestorasi Lahan Mangrove Hingga Lebih Dari 50 Hektar
Liku-liku sebagai seniman dan penggiat mangrove banyak mengalami kendala. Menurut Darwis, dulunya ia sangat sulit untuk mencari uang untuk membeli polibek. Demikian juga dalam mengupah orang melestarikan mangrove.
Namun sejak kolaborasi dengan PHR, ia dengan mudah mendapatkan polibek dan bibit. Dalam satu tahun KTH dan PHR merestorasi lahan mangrove sudah mencapai 50 hektar. “Setidaknya selama satu tahun kita sudah merestorasinya sebanyak 50 hektar,”jelasnya.
8.Mengurangi Emisi Karbon Hingga 1.268 Eq
Hutan menjadi nafas kehidupan manusia.Perlu dijaga dan dilestarikan.Demikian juga hutan mangrove. karena memiliki fungsi menahan laju abrasi pantai dan sebagai habitat flora dan fauna. Selain itu, fungsinya sebagai penyerap gas karbondioksida (CO2) dan penghasil oksigen.
Menurut Priawansyah, timnya telah melakukan riset terhadap hutan tersebut. Hasilnya diketahui melalui konservasi hutan mangrove seluas 24 hektar ini, ternyata memiliki kemampuan mengurangi emisi karbon hingga 1,268 ton CO2Eq atau setera emisi dari 845 mobil.
"Hasil riset yang dilakukan PHR di BBD, sebanyak 24 hektar hutan mangrove, sama atau equivalen dengan mereduksi karbon dioksida yang dikeluarkan lebih dari 800 mobil,"jelasnya.
‘Mangrove salah satu hutan yang banyak menyerap karbon disoksida dibandingkan hutan tropis. Mangrove memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan,"ujarnya.
9. Habitat Flora dan Fauna
Menurut Priawansyah lagi, bagi PHR, kepedulian terhadap hutan mangrove tidak saja untuk mengurangi emisi karbon. Melalui program konservasi mangrove, kehidupan flora fauna seperti, Lutung Sumatera, Kucing Bakau yang bergantung hidup pada mangrove bisa terjaga ekosistemnya. "Jadi bagi PHR penting sekali bermitra dengan kelompok-kelompok peduli lingkungan untuk menjaga keberadaan mangrove ini,” tambahnya.
Kucurkan Dana 300 Juta Lebih
Priawansyah juga menjelaskan Program Konservasi Mangrove dan Ecoeduwisata Bandar Bakau Dumai, salah satu implementasi dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Program ini dilakukan sejak tahun akhir 2022. Sebelumnya, BBD masih belum memiliki infrastruktur.
Kolaborasi itu,pada awalnya PHR lebih lebih fokus kepada pembangunan infrastruktur.”Sebelumnya, hutan bakau ini belum dibenahi. Belum ada apa-apanya. Dimana infrastrukturnya minim sekali,"ujarnya. “Ketika covid-19 melanda, orang tidak masuk lagi ke BBD,”tambahnya.
Selesainya pembangunan jalan beton, memudahkan warga masuk dengan lebih nyaman dan terkoodinir.
Sedangkan nilai bantuan infrastruktur tersebut, mencapai 300 juta lebih. "PHR sudah memberikan bantuan infrastruktur senilai 300 juta rupiah lebih,"ujar Priawan.
Pembangunan itu, jelas Priawansyah lagi, mulai dari gapura pintu masuk. Pusat galeri dan administrasi. Lalu, jalan tracking beton ke beberapa arah. Selain itu, dibangun juga panggung beton tempat berkumpul serta toilet umum.
10.Tempat Penelitian dan Edukasi Alam Mangrove
Manfaat sejak dibuka kembalinya BBD juga dilihat dari tingkat kunjungan. Sama seperti yang dikatakan Darwis, Priawansyah juga menjelaskan tingkat kunjungan sudah mencapai lebih dari 3.000 pengunjung.
Priawan juga menerima informasi bahwa peneliti dari luar negeri juga datang. Seperti peneliti dari Rusia. Mereka meneliti burung endemi yang datang berimigrasi ke pesisir Riau dari negara mereka. Sebab, jika burung itu punah dari negara mereka, maka akan ada hama yang muncul dan itu membahayakan negara mereka. Meski Priawansyah lupa nama burung endemi yang berimigrasi tersebut, ia mengatakan, hal ini membuktikan keadaan ekologi kawasan tersebut makin membaik.”Artinya ekologi kita membaik,” ujarnya..
Priawansyah mengapresiasi 14 anak muda KUB Redam Piloe tersebut, karena merenovasi kafe dengan biaya sendiri.”Sudah 70 juta habis untuk pembuatan kafe tersebut.” katanya.
Menariknya lagi, bukan hanya uang dari swadaya sendiri, tetapi bahan bangunannya juga diambil dari alam sendiri. Dibangun dengan tenaga kelompok anak muda tersebut. ”Ini adalah contoh dampak dari bantuan PHR,” jelasnya.