Dumai

Hampir Jadi ‘Nyirep’, Kolaborasi PHR-KTH Bangkitkan Ekowisata Mengrove Dumai

  Laporan : Suara Riau
   : info@suarariau.co
  2024-08-29 21:08:03 WIB
Pertemuan PHR dan KTH bersama jurnalis di Bandar Bakau Dumai, Senin (26/8/2024).(FOTO/Imelda V)

SuaraRiau.co -“Disaat saya hampir menyerah, muncul hubungan emosional dengan pihak PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang ceritanya bukan tentang duit. Namun memberikan dukungan infrastruktur yang bentuknya disesuaikan dengan pengalaman saya sebagai seniman. Yakni, mengangkat kultur untuk konservasi hutan mangrove di Kuala Dumai,”ungkap Budayawan Melayu dan juga Ketua KTH Bandar Bakau Dumai (BBD), Darwis Muhammad Saleh

Darwis pria yang juga dikenal sebagai pendiri NGO Pecinta Alam Bahri Club asal Dumai ini, bercerita kisah dirinya dan kelompok KTH BBD, bagaimana awal cerita bangkitnya semangat pengelolaan wisata mengrove, saat para jurnalis berkunjung ke Bandar Bakau Dumai, di Kota Dumai, Senin (26/8/2024).

Darwis Muhammad Saleh, ketika menejelaskan Bandar Bakau Dumai kepada jurnalis, Senin (26/8/2024).(FOTOSRc/Imelda V)

Sistem manajemen dan SDM yang minim, keadaan BBD di Jalan Nelayan, Kelurahan Pangkalan Sesai, Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai hampir jadi ‘nyirep’. “Keadaan tersebut bisa diumpamakan semangat yang sedang berkobar-kobar, lama-lama dibiarkan tidak direspon, menyebabkan tidur ‘nyirep’ (asal kata sirep yang artinya dibuat tertidur pulas,sunyi senyap,padam, red),”ujar Darwis.

Kahadiran PHR yang profesional, jelas Darwis, memberikan keuntungan bagi pihaknya, bukan dalam bentuk fisik. Tetapi telah mengubah mental para kelompok tani hutan (KTH) dan sekaligus mental para pengunjung kawasan BBD.

Sebab, kedatangan PHR berkolaborasi untuk penyelamatan hutan mangrove, telah memberikan bantuan infrastruktur kepada KTH di BBD. Untuk itu, jika dulunya jalan ‘tracking’ (menyusuri,red) dari kayu bekas kapal pompong, kini telah dibangun menjadi beton.

 “Ketika Saya membangun ‘tracking’ dari kayu bekas. Semua orang boleh masuk ke  BBD. Artinya bebas. Sejak beton dibangun, jika masuk BBD hanya untuk duduk saja, kami tidak berikan. Jika mau masuk berkunjung dari sekolah. Boleh dengan memasukan surat,”terangnya.

"Untuk itu, harus ada semacam sistem manajemen ketika mengunjungi BBD," ujar Pria berumur 57 tahun ini. Sebab, konservasi mangrove bukan saja salah satu unsur penting dalam menjaga kawasan pesisir dari ancaman abrasi saja. Sejak kolaborasi tersebut, mereka konsisten menjalankan berbagai program lingkungan untuk kemaslahatan masyarakat. Sebab, selain untuk menahan laju abrasi, hutan bakau juga dikenal sebagai simbol budaya masyarakat Dumai.

Dulunya, ketika dunia dilanda covid -19, lanjut Darwis, telah memukul aktivitas BBD. Meski dalam konteks pelestarian hutan bakau, kelompoknya telah merasakan bantuan publikasi wartawan, sebagai pejuang utama yang membuat aktivitas dan kelestarian mangrove dikenal, Namun ketika itu, sistem manajemen di BBD belum terbentuk. ”Saya tidak mampu mengelola SDM dalam konteks pariwisata ini,”jelasnya lagi.

Keadaan ketika itu, ditambah lagi munculnya orang lokal yang memiliki ‘backing’ untuk memungut uang tiket masuk ke BBD tersebut. Hal ini membuat KTH enggan  mendukung wisata mangrove Dumai.

Sebab, pungutan liar tersebut, ujar Darwis, menyebabkan tujuan utama berdirinya KTH  sebagai pusat edukasi mangrove menjadi buyar.

Karena dasar perjuangan BBD dikenal secara nasional, bukan karena banyak menanam bakau. Tetapi karena nilai kultur legenda putri tujuh yang diangkat oleh Darwis secara nasional.”Jika tak ada cerita putri tujuh,  mungkin saya tidak terinspirasi menyelamatkan Kuala Sungai Dumai,” ungkapnya. “Jadi edukasi sangat penting,”tambahnya.

Selain itu, iapun sempat kecolongan dengan survei Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Survei secara resmi yang dilakukan UKM tersebut,diparktekkan di Perak, negara bagian Malaysia. Survei tersebut menjelaskan, orang Melayu pesisir bisa hidup di kawasan mangrove. Contohnya, Suku Akit di Dumai. Ketika mereka kirimkan hasil praktik mereka kepada Darwis, pihak  UKM juga minta agar puisi dan pantun Darwis dipajang di BBD, seperti yang mereka lakukan di Perak. Sebab, nilai-nilai budaya yang diangkat oleh Darwis menurut pendapat UKM, sesuatu yang tidak ada saat ini.

”Bahkan saya sangat kecolongan dengan UKM. Karena survei mereka secara resmi sudah langsung membuahkan hasil. Ketika mereka kirimkan hasil pratek mereka di Perak kepada Saya. Saat itu juga mereka meminta agar pantun dan puisi Saya dibuat di BBD. Menurut mereka, nilai-nilai budaya yang Saya angkat sesuatu yang tidak ada saat ini,”jelasnya.

“Karena orang hanya bicara secara teknis. Sedangkan, seniman mengangkat secara kultur  cara yang andal dalam menyelamatkan mangrove,” tambahnya.

Di sisi lain keadaan hampir mati surinya BBD ketika itu, juga akibat image buruk terhadap orang Melayu yang dikenal sebagai suku yang suka menjual tanah. Hal ini membuat kurangnya perhatian terhadap mangrove bertambah. "Sayangnya orang Melayu dikenal suka menjual tanah daripada mengelolanya," ujarnya. 

Menghadapi situasi yang demikian, menyebabkan Darwis hampir menyerah. Namun  munculnya niat baik PHR yang tiba-tiba datang, membuat dirinya dan KTH bangkit semangat lagi. PHR memberikan bantuan infrastruktur jalan ‘tracking’ beton, yang menjadi awal cerita wisata kawasan mangrove Dumai hidup kembali.

Kedatangan PHR membuat Darwis ingin menggantikan jalan tracking yang tadinya papan menjadi beton. “Saya tidak mau lagi kawasan ‘tracking’ BBD  terbuat dari papan lagi. Sebab, tiap tahun Saya harus mengganti kembali papan tersebut. Akhirnya, Saya bicara dengan pihak PHR untuk membangun beton,” ujarnya.

Sementara, pengalaman kelompoknya yang lebih mengenal kontur tanah mangrove, maka KTH BBD diberikan kewenangan untuk teknis pelaksanaan desain beton tersebut..

Jika selama ini, perusahaan cenderung membangun dengan melakukan clearing lahan. Namun bagi Darwis berbeda. Pembangunannya harus dilakukan tanpa clearing lahan. Pembangunan mengikuti ruang jarak antar pohon yang kosong, sehingga beton membentuk jalan secara alami. Sedangkan di tengah titik ‘tracking’ tersebut, ada space yang lebar yang dijadikan panggung, untuk tempat pertemuan..

”Selama ini kebiasaan perusahaan membangun sesuatu, dengan terlebih dahulu melakukan penggundulan lahan,” ujarnya. “Cara-cara ini yang salah. Namun kita tidaklah demikian,"paparnya.

Sejak itu, akhirnya 'tracking' beton telah siap dan bisa dilalui. Perwajahan dan sistem manajemen BBD sudah berubah dengan lebih baik.

Darwis juga menjelaskan lagi, ada banyak dampak positif bagi masyarakat Dumai atas kolaborasi pembangunan infrastruktur tersebut. Khususnya bagi masyarakat Dumai dan KTH. Adapun dampaknya adalah sebagai berikut :

1.Administrasi Lebih Baik dan Bernilai Ekonomi

Dampak atas berdirinya jalan beton ke BBD  ujar Darwis, tidak saja memberikan semangat untuk bangkit lagi. Namun mengubah karakter masyarakat ketika masuk ke BBD, Yang dulunya bebas masuk, kini BBD dengan perwajahan baru, tidak bisa dimasuki dengan bebas. Namun harus tercatat dan memberikan edukasi serta nilai tambah ekonomi. Misalnya, jika satu sekolah ingin berkunjung, maka harus terlebih daulu ada pemberitahuan. Selain itu, nilai konsumsi yang bisa dijual kepada pengunjung, serta paparan manfaat dan sejarah BBD Dumai juga memiliki nilai komersil. “Ketika satu sekolah datang, dengan biaya konsumsi, materi dan bibit, bisa menelan dana 10 juta rupiah. “Saya memberi satu materi 250 ribu rupiah. Lain lagi uang sampah, uang air dan lainnya.,”jelas Darwis.Tampak bangsa primata di kawasan Bandar Bakau Dumai (26/8/2024).(FOTO/SRc/Imelda V).

2.Memberikan dan Mengajar Peradaban

Sisi lainnya, ujar Darwis, sejak tahun 1962 KTH sudah berdiri dengan memiliki peradaban visi dan misi BBD. Namun peradaban belum terlaksana, Kini, sudah ada panggung di BBD untuk memberikan sosialisasi, bahwa berpantun dalam kultur Melayu sebenarnya harus dilakukan di ruang terbuka. “Seperti di panggung ini. Sekarang berpuisi dan berpantun banyak dilakukan di ruangan terttutup. Dengan panggung beton di BBD ini, bisa memberikan edukasi peradaban Melayu yang terbuka.

3.Meningkatnya Kunjungan Wisata

Tampak jalan pedestarian beton menyusuri hutan Bandar Bakau Dumai  bantuan dari PT PHR, Senin (26/8/2024). (FOTO/SRc/Imelda V)

Sebelum kolaborasi berjalan dengan PHR, ujar Darwis, tingkat kunjungan wisata rendah. Sejak dukungan PHR, kunjungan wisata menjadi meningkat.

Kunjungan  wisata meningkat. Sekarang sudah mencapai 3.000 lebih pengunjung, baik dari anak sekolah, wisatawan lokal dan dari luar negeri atau manca negara, seperti dari Rusia, Jepang, Malaysia, Montenegro dan lainnya

3.Renovasi Kafe Redam Piloe dan Titik Reda

Menurut Analyst Social Performance PT PHR Priawansyah, hal yang menarik lagi dari dampak bantuan PHR ini, yakni membangkitkan inisiasi KTH mangrove Dumai membangun kelompok usaha bersama (KUB) Redam Piloe dengan merenovasi Kafe Redam Piloe dan Titik Reda.”Kafe ini adalah swadaya masyarakat. Kafe telah direnovasi lebih layak. Kafe tersebut kurang layak.”Bangunannya rapuh dan retan,”ujarnya.

Menurut Syafar anggota KUB Redam Piloe mengatakan, kini mereka merasa tidak miskin hidup di dalam hutan mangrove. “Jangan merasa miskin hidup di dalam hutan,” ujar Syafar mengutip ungkapan bahasa Darwis sebagai suhu yang membina KUB tersebut.

4.Kelompok Sadar Wisata

Mengelola dan menjada kwasan BBD agar terkoordinir dengan baik butuh SDM yang mapana. Menurut Darwis, 14 orang SDM Redam Piloe telah dilatih untuk mengelola wisata oleh PHR, melalui perpanjangan tangan Riau Satwa Foundation (RSF). Sedangkan dengan kolaborasi PHR ini juga membangkitkan kelompok sadar wisata.

Menurut Syafar, sejak BBD bangkit kembali, KTH lainnya ikut hidup kembali. Sebab semangat dari KTH di BBD ini tertransformasi kepada KTH lainnya. Selain itu, kesadaran untuk menjaga hutan dan menjadikan sebagai tujuan wisata menyebabkan jumlah KTH juga semakin bertambah. Mengambil data menlhk.go.id, sejak tahun 2016, jumlah KTH ada 23 KTH, kini sudah bertambah menjadi 28 KTH.

DATA KELOMPOK TANI HUTAN KAB. KOTA D U M A I PROV. RIAU      
No NAMA KELOMPOK No. Register TANGGAL BERDIRI KELAS ALAMAT KETUA
1 KTH Damar Sejahtera 14/72/04/1004/KTH.160/2021 14/08/2018 Pemula Sungai Geniot, kelurahan basilam baru, kecamatan sungai sembilan, kota dumai, riau Heru Jumena
Kelurahan Basilam Baru Kecamatan Sungai Sembilan
2 Bandar Bakau 14/72/01/1003/KTH.001/2019 17/07/2019 Madya DESA PANGKALAN SESAI KECAMATAN DUMAI BARAT KOTA DUMAI PROVINSI RIAU Darwis Mohammad Saleh
Kelurahan Pangkalan Sesai Kecamatan Dumai Barat
3 Tritip Rimba Gemilang 14/72/04/1005/KTH.158/2021 01/01/2021 Pemula Batu Teritip Junaidi
Kelurahan Batu Teritip Kecamatan Sungai Sembilan
4 Senepis Jaya 14/72/04/1005/KTH.159/2021 01/01/2021 Pemula Batu Teritip Juanda
Kelurahan Batu Teritip Kecamatan Sungai Sembilan
5 Alam Wana Lestari 14/72/04/1004/KTH.002/2020 01/01/2020 Pemula Desa Basilam Baru Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau Amat Pratama
Kelurahan Basilam Baru Kecamatan Sungai Sembilan
6 Alam Wana Lestari 14/72/04/1002/KTH.003/2020 01/01/2020 Pemula Desa Tanjung Penyembal Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau Giyat
Kelurahan Tanjung Penyembal Kecamatan Sungai Sembilan
7 Mina Bahari Penempol 14/72/04/1004/KTH.004/2021 01/01/2021 Pemula Desa Basilam Baru Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau Hamdani
Kelurahan Basilam Baru Kecamatan Sungai Sembilan
8 Alam Wana Lestari 14/72/04/1001/KTH.005/2020 01/01/2020 Pemula Desa Lubuk Gaung Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau Zulkarnain
Kelurahan Lubuk Gaung Kecamatan Sungai Sembilan
9 Alam Sungai Masjid 14/72/01/1006/KTH.145/2020 01/01/2020 Pemula Purnama Rudi, S.Sos
Kelurahan Purnama Kecamatan Dumai Barat
10 Hutan Sejahtera 14/72/04/1005/KTH.146/2021 01/01/2021 Pemula Batu Teritip Nana Suryana
Kelurahan Batu Teritip Kecamatan Sungai Sembilan
11 Anak Laut 14/72/04/1005/KTH.147/2021 01/01/2021 Pemula Batu Teritip Mustar Harahap
Kelurahan Batu Teritip Kecamatan Sungai Sembilan
12 Maju Jaya Bersama 14/72/04/1004/KTH.148/2021 01/01/2021 Pemula Basilam Baru Symasul M. Minan
Kelurahan Basilam Baru Kecamatan Sungai Sembilan
13 Peduli Hutan Lestari 14/72/04/1005/KTH.149/2021 01/01/2021 Pemula Batu Teritip Umar Wijaya
Kelurahan Batu Teritip Kecamatan Sungai Sembilan
14 Alam Laut 14/72/04/1005/KTH.150/2021 01/01/2021 Pemula Batu Teritip Mujiran
Kelurahan Batu Teritip Kecamatan Sungai Sembilan
15 Cinta Hutan 14/72/04/1005/KTH.151/2021 01/01/2021 Pemula Batu Teritip Ponimin
Kelurahan Batu Teritip Kecamatan Sungai Sembilan
16 Bahari Jaya 14/72/04/1005/KTH.152/2021   Pemula Kelurahan Batu Teritip Kecamatan Sungai Sembilan Sodikin
17 Bumi Hijau Riau 14/72/04/1002/KTH.155/2021   Pemula Kelurahan Tanjung Penyembal Kecamatan Sungai Sembilan Jon Kenedi
18 Rimba Jaya Lestari 14/72/04/1002/KTH.154/2021 21/07/2021 Madya Jln Pelajar RT 019 Kel Tg Penyembal Kec Sungai Sembilan Kota Dumai Dedi Susanto
Kelurahan Tanjung Penyembal Kecamatan Sungai Sembilan
19 Sumber Alam Sejahtera 14/72/04/1004/KTH.153/2021   Pemula Kelurahan Basilam Baru Kecamatan Sungai Sembilan Supriono
20 Mangrove Laksamana 14/72/06/1001/KTH.180/2020 12/02/2021 Pemula Kel. Laksamana, Kec. Dumai Kota, Kota Dumai Sahar
Kelurahan Laksamana Kecamatan Dumai Kota
21 Kapur Lestari 14/72/03/1002/KTH.174/2021 27/10/2021 Pemula Kelurahan Bukit Kayu Kapur, Kec. Bukit Kapur, Kab. Kota Dumai Sutawar
Kelurahan Bukit Kayu Kapur Kecamatan Bukit Kapur
22 Konservasi Mangrove 14/72/01/1003/KTH.179/2021 11/09/2021 Pemula Pangkalan Sesai Kec.Dumai Barat Kab.Dumai Dedi Yunarsyah
Kelurahan Pangkalan Sesai Kecamatan Dumai Barat
23 Bagan Besar Jaya 14/72/03/1004/KTH.181/2021 17/12/2021 Pemula Bagan Besar Kec.Bukit Kapur Kab.Dumai Edi Purwanto
Kelurahan Bagan Besar Kecamatan Bukit Kapur
24 Bina Purnama Bahari 14/72/01/1006/KTH.182/2021 28/12/2021 Pemula Purnama Kec.Dumai Barat Kab. Dumai Zulkifli, S.Sos
Kelurahan Purnama Kecamatan Dumai Barat
25 Benget Betol 14/72/02/1009/KTH.184/2022 18/02/2022 Pemula Bukit Batrem Kec.Dumai Timur Kab.Kota Dumai Edison Damanik
Kelurahan Bukit Batrem Kecamatan Dumai Timur
26 Nusantara 14/72/03/1004/KTH.214/2022 06/07/2022 Pemula Bagan Besar Kec. Bukit Kapur Kab. Kota Dumai Sukarman
Kelurahan Bagan Besar Kecamatan Bukit Kapur
27 Pelintung Sejahtera 14/72/05/1004/KTH.224/2022 13/12/2022 Pemula Pelintung Kec. Medang Kampai kab. Dumai Ridwan
Kelurahan Pelintung Kecamatan Medang Kampai
28 Kuala Tanjung Penyembal 14/72/04/1002/KTH.273/2023 25/10/2023 Pemula - Saharudin
Kelurahan Tanjung Penyembal Kecamatan Sungai Sembilan
             
             

Sumber :data menlhk.go.id

5.Tumbuh UMKM

Sementara tak kalah menarik lagi, UMKM mulai tumbuh. UMKM yang tumbuh cenderung kuliner dan batik Melayu. Untuk kue, jelas Darwis, yakni jenis kue raya. Seperti kue bangkit, penjualannya cukup meningkat. “Saya sendiri dalam 10 menit pernah menjual kue bangkit sebanyak 10 kg,”ujarnya. Sementara,  penjualan makanan lokal jika dijual kepada turis, nilai bisa diberlakukan tarif lebih tinggi. “Sebab saya menjual sup ikan lomeh bisa mencapai harga 60 ribu rupiah per porsi untuk orang luar,” ujarnya.

6.Mendirikan Home Stay

Home Stay terbuat dari kayu alam di Bandar bakau Dumai, Senin (26/8/2024).(FOTO/SRc/imelda V)

Awalnya memiliki kafe Titik Reda  dan Redam Piloe tingkat penjualannya biasa-biasa saja. Sejak beton dibangun, penjualan makan dan minuman kafe kelompok usaha bersama 14 anak muda tempatan ini, makin meningkat. Hal ini membuat kelompok anak muda pecinta alam tersebut tak puas dengan hanya membangun kafe.

KUB tersebut, melebarkan usahanya dengan mendirikan home stay. Hasil keuntungan kafe dikumpul sejak tahun 2023. Keuntungannya sudah  dapat mendirikan home stay di tahun 2024. “Pembangunan home stay ini, hasil keuntungan bisnis kafe tersebut. Ada penjualan  makanan dan minuman, ada kerajinan anak muda, cincin dari kayu alam, gelang dan kalung serta lainnya,”ungkap Syafar yang juga anggota KUB Redam Piloe. Kedepan diharapkan pembangunan home stay bisa bertambah, "ujarnya.

7.Merestorasi Lahan Mangrove Hingga Lebih Dari 50 Hektar

Liku-liku sebagai seniman dan penggiat mangrove banyak mengalami kendala. Menurut Darwis, dulunya ia sangat sulit untuk mencari uang untuk membeli polibek. Demikian juga dalam mengupah orang  melestarikan mangrove.

Namun sejak kolaborasi dengan PHR, ia dengan mudah mendapatkan polibek dan bibit. Dalam satu tahun KTH dan PHR merestorasi lahan mangrove sudah mencapai 50 hektar. “Setidaknya selama satu tahun kita sudah merestorasinya sebanyak 50 hektar,”jelasnya.

8.Mengurangi Emisi Karbon Hingga 1.268 Eq 

Hutan menjadi nafas kehidupan manusia.Perlu dijaga dan dilestarikan.Demikian juga hutan mangrove. karena memiliki fungsi menahan laju abrasi pantai dan sebagai habitat flora dan fauna. Selain itu, fungsinya sebagai penyerap gas karbondioksida (CO2) dan penghasil oksigen. 

Menurut Priawansyah, timnya telah melakukan riset terhadap hutan tersebut. Hasilnya diketahui melalui konservasi hutan mangrove seluas 24 hektar ini, ternyata memiliki kemampuan mengurangi emisi karbon hingga 1,268 ton CO2Eq atau setera emisi dari 845 mobil.

"Hasil riset yang dilakukan PHR di BBD, sebanyak 24 hektar hutan mangrove, sama atau equivalen dengan mereduksi karbon dioksida yang dikeluarkan lebih dari 800 mobil,"jelasnya.

‘Mangrove salah satu hutan yang banyak menyerap karbon disoksida dibandingkan hutan tropis. Mangrove memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan,"ujarnya.

9. Habitat Flora dan Fauna

Menurut Priawansyah lagi, bagi PHR, kepedulian terhadap hutan mangrove tidak saja untuk mengurangi emisi karbon. Melalui program konservasi mangrove, kehidupan flora fauna seperti, Lutung Sumatera, Kucing Bakau yang bergantung hidup pada mangrove bisa terjaga ekosistemnya. "Jadi bagi PHR penting sekali bermitra dengan kelompok-kelompok peduli lingkungan untuk menjaga keberadaan mangrove ini,” tambahnya. 

Kucurkan Dana 300 Juta Lebih

Priawansyah juga menjelaskan Program Konservasi Mangrove dan Ecoeduwisata Bandar Bakau Dumai, salah satu implementasi dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Program ini dilakukan sejak tahun akhir 2022. Sebelumnya, BBD masih belum memiliki infrastruktur.

Kolaborasi itu,pada awalnya PHR lebih lebih  fokus  kepada pembangunan infrastruktur.”Sebelumnya, hutan bakau ini belum dibenahi. Belum ada apa-apanya. Dimana infrastrukturnya minim sekali,"ujarnya. “Ketika covid-19 melanda, orang  tidak masuk lagi ke BBD,”tambahnya.

Selesainya pembangunan jalan beton, memudahkan warga masuk dengan lebih nyaman dan terkoodinir.

Sedangkan nilai bantuan infrastruktur tersebut, mencapai 300 juta lebih. "PHR sudah memberikan bantuan infrastruktur senilai 300 juta rupiah lebih,"ujar Priawan. 

Pembangunan itu, jelas Priawansyah lagi, mulai dari gapura pintu masuk. Pusat galeri dan administrasi. Lalu, jalan tracking beton ke beberapa arah. Selain itu,  dibangun juga panggung beton tempat berkumpul serta toilet umum.

10.Tempat Penelitian dan Edukasi Alam Mangrove

Manfaat sejak dibuka kembalinya BBD juga dilihat dari tingkat kunjungan. Sama seperti yang dikatakan Darwis, Priawansyah juga menjelaskan tingkat kunjungan sudah mencapai lebih dari 3.000 pengunjung.

Priawan juga menerima informasi bahwa peneliti dari luar negeri juga datang. Seperti peneliti dari Rusia. Mereka meneliti burung endemi yang datang  berimigrasi ke pesisir Riau dari negara mereka. Sebab, jika burung itu punah dari negara mereka, maka akan ada hama yang muncul dan itu membahayakan negara mereka. Meski Priawansyah lupa nama burung endemi yang berimigrasi tersebut, ia mengatakan, hal ini membuktikan keadaan ekologi kawasan tersebut makin membaik.”Artinya ekologi kita membaik,” ujarnya..

Priawansyah mengapresiasi 14 anak muda KUB Redam Piloe tersebut, karena merenovasi kafe dengan biaya sendiri.”Sudah 70 juta habis untuk pembuatan kafe tersebut.” katanya.

Menariknya lagi, bukan hanya uang dari swadaya sendiri, tetapi bahan bangunannya juga diambil dari alam sendiri. Dibangun dengan tenaga kelompok anak muda tersebut. ”Ini adalah contoh dampak dari bantuan PHR,” jelasnya. 

Halaman :
Penulis : Suara Riau
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : Dumai