SuaraRiau.co -PEKANBARU-Sepanjang Sungai Kampar dipenuhi warga mancokau atau menangkap Ikan, Kamis (18/01/2024) pagi hingga sore. Sebab, ketika memasuki musim hujan, banyak ikan yang akan kembali ke tempat asalnya, yang biasa disebut dengan ikan mudiok.
Fenomena tradisi sepertinini terjadi ketika banjir atau naiknya air sungai Kampar, mengakibatkan ikan terbawa oleh banjir hingga menyebar ke daerah lain.
Paska banjir, setelah air sungai berangsur surut, maka ikan akan kembali masuk ke sungai Kampar ( mudiok). Ketika waktu ikan mudiok itulah masyarakat beramai-ramai mancokau atau menangkap beragam jenis ikan.
Umumnya warga banyak mendapatkan ikan Pantau dan Ikan Motan. Seorang ibu bernama Yusma, yang ikut dalam tradisi ini mengatakan ada hikmah tersendiri jika terjadinya banjir.
Dikatakannya dirinya hampir setiap hari masuk ke sungai atau anak sungai Kampar untuk menangkap Ikan, meskipun rumah terendam banjir. Meski banjir warga tetap bersyukur ada hikmah lain dirasakan seperti kebersamaan menangkap ikan. “Banyakikan yang bisa kami bawa pulang untuk keluarga” ujarnya.
Tradisi masyarakat mancukau sudah turun temurun dilakukan. Selain berpacu siapa yang paling banyak mendapatkan ikan, kegiatan ini menjalin silaturahmi antar tetangga sekitar sungai Kampar. Hasil Ikan yang didapat biasanya dijual atau dikonsumsi sendiri. Tradisi ini dilakukan mulai dari anak-anak hingga dewasa mengikuti keseruan ini.
Menangkap ikan dilakukan sejak pagi hingga sore,Sejak pagi kami satu keluarga sudah ikut mandi dan menangkap Ikan. Hasiltankapannya rata-ratab bisa mencapai lebih dari 10 kg. “Alhamdullilah, biasanya dikonsumsi sendiri. Sebab keluarga berkumpul pulangd ari perantauan dan makan bersama,”jelas warga lainya.
Ia beraharap, tradaisi ini masih tetap dilakukan generasi beirkutnya, meski meskipun harus basah dan kotor.***