EROPA & NATO

Ingin Berkuasa HIngga 2030, Vladimir Putin Ingin Kembali Ikuti Pemilu 2024

  Oleh : Suara Riau
   : info@suarariau.co
  2023-12-08 21:49:00 WIB
Vladimir Putin (FOTO/via bbc.com)

SuaraRiau.co -Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dia akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilu Rusia pada Maret 2024. Hal ini tampak bahwa Putin ingin mempertahankan kekuasaan hingga tahun 2030.

Putin membuat pengumuman tersebut pada hari Jumat (8/12/2023) setelah upacara di Kremlin, kediaman resmi presiden Rusia.

Dalam hal ini, tercata Putin akan mencalonkan diri untuk masa jabatan presiden kelimanya pada pemilu yang akan berlangsung pada 17 Maret 2024. Upaya ini memperkuat kekuasaannya sebagai kepala negara atau perdana menteri selama lebih dari dua dekade.

Pemilu mendatang juga akan menandai pertama kalinya penduduk wilayah pendudukan Ukrainadi Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson, yang dianeksasi oleh Rusia selama konflik, akan berpartisipasi dalam pemilihan presiden.

Komunitas internasional sebelumnya mengecam pemilu lokal di wilayah tersebut, yang diselenggarakan oleh pejabat yang didukung Rusia, sebagai sebuah pemilu palsu.

Namun Kremlin belum merilis pernyataan resmi mengenai pencalonan Putin.

Putin menjadi penjabat perdana menteri Rusia pada bulan Agustus 1999, sebelum secra tak terduga diserahkan jabatan presiden oleh Presiden saat itu Boris Yeltsin pada Malam Tahun Baru di tahun itu.

Dia menjabat presiden selama dua masa jabatan, masing-masing empat tahun, sebelum mengundurkan diri pada tahun 2008. Karena secara konstitusional tidak diizinkan untuk mencalonkan diri sebagai presiden lagi. Dia mendukung Dmitry Medvedev, yang menggantikannya sebagai presiden, sementara Putin mengambil peran sebagai perdana menteri untuk kedua kalinya.

Namun dia kembali menjadi presiden pada tahun 2012 dan belum melepaskan kekuasaannya sejak saat itu. Setelah memenangkan pemilu kembali tahun 2018. Putin kemudian menandatangani undang-undang pada tahun 2021 yang membuka jalan baginya untuk mencalonkan diri untuk dua masa jabatan enam tahun lagi.

Perubahan undang-undang tersebut berarti bahwa Putin, yang berusia 71 tahun, berpotensi memperpanjang kekuasaannya hingga tahun 2036 , yang pada saat itu ia akan berusia pertengahan 80-an dan pemerintahannya akan memasuki dekade ketiga.

Putin diperkirakan hanya akan menghadapi oposisi pada bulan Maret. Di bawah pemerintahan otoriternya, politisi oposisi mengalami nasib serupa: pengasingan, pemenjaraan, atau kematian dalam keadaan yang mencurigakan.

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, yang menjadi salah satu tantangan politik paling serius terhadap Putin selama pemerintahannya, pada Agustus dijatuhi hukuman 19 tahun penjara atas tuduhan ekstremisme. Navalny dan para pendukungnya mengklaim penangkapannya bermotif politik, dimaksudkan untuk membungkam kritiknya terhadap Putin.****

Halaman :
Penulis : Suara Riau
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : EROPA & NATO