ORIENTAL

Kampung Tionghoa Pekanbaru Kembali Merah Rayakan Festival Zhong Qiu Dengan Meriah

  Laporan : Imelda Vinolia
   : info@suarariau.co
  2023-09-29 23:07:41 WIB
Tampak anak-anak Paud menerima ampau dari Sekretaris PSMTI Riau Toni Sasana Surya. (FOTO/SRc/imelda V)

SuaraRiau.co -PEKANBARU- Perayaan Festival Kue Bulan atau Zhong QiuZhong Qiu Zhong Qiu tahun 2023 membuat Kampung Tionghoa merah kembali. Salah satu ajang terbesar tahunan ini disambut gembira oleh masyarakat Tionghoa Pekanbaru untuk kembali bersilahturahmi dengan warga dan pemerintah, bergembira bersama menikmati bulan purnama yang muncul menapaki akhir September ini, pada Jumat  (29/9/2023) malam.

Pajangan ikon kelinci tahun penamaan tahun 2023 ini, diberikan hiasan dan tulisan tema dan sejarah kue bulan.(FOTO/SRc/Imelda V)

Dengan “Tema  Merajut Keberagaman Untuk Indonesia Maju” tampak kegembiraan warga yang sebanyak hampir 2.000-an tumpah ruah di Jalan Karet dengan menampilkan kebolehannya untuk tampil dipanggung sambil menikmati stand patung kelinci yang putih terang sebagai salah satu sudut untuk berfoto. Hiasan pajangan kelinci itu juga diberikan tulisan sejarah kue bulan yang bisa dibaca pengunjung untuk mengetahui dan mengingat kembali apa yang terjadi dimasa lampau.Membuat momen kegembiraan dan sejarah tersebut bisa tersosialisasikan dan diingat generasi mendatang.

Festival Zhong Qiu ini diikuti ribuan peserta dari berbagai sekolah dan organisasi yang ada Provinsi Riau. Jalan Karet tampak dihiasi dengan lampion merah yang di gantung berjajar, membuat warna merah semakin gemerlap indah dimalam hari.

Festival kue bulan dimulai dengan pawai di sejumlah ruas jalan di Jalan Karet yang dilepas secara resmi oleh Indra Pomi Nasution dan didampingi Ketua dan Sekretrais Paguyuban Sosial Marga Tonghoa Indonesia (PSMTI ) Riau Stephen Sanjaya dan  Toni Sasana Surya serta jajaran Ketua Suku-Suku Marga Tionghoa se-Riau dan jajaran panitia Kue Bulan. Peserta dengan berbagai hiasan dan membawa lampion berwarna-warni yang di tenteng di tangan tampak sangat antusias mengikuti kegiatan sehingga berlangsung meriah dan semarak. 

Senyum, tawa sumringah tampak di wajah para peserta pawai  yang tidak kenal lelah melewati rute pawai Jalan Karet-Juanda, Ahmad Yani, Jalan Dr Sam Ratulangi dan kembali  Jalan Karet. Namun senyum dan tawa di wajah mereka tersebut masih tampak sumringah sambil menanti ajang hiburan berikutnya.

Sekdako, Indra Pomi melihat hiasan lampion-lampion dari peserta yang ikut bertanding. (FOTO/SRc/Imelda)

Dalam menyampaikan sambutannya mewakili Pj Walikota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution yang juga Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru mengatakan pihaknya menyambut baik pelaksanaan festival  kue bulan. Sebab merupakan salah satu festival tradisional Tiongkok yang memiliki akar kuat dalam sejarah mitologi Tiongkok. Hal inimerupakan perayaan yang berharga dan momen terpenting, setelah traidisi lainnya seperti selain Imlek.

Dalam sejarahnya, festival kue bulan ini sudah diperingati sejak abad ke-16 sebelum masehi. Festival kue bulan ini biasanya jatuh pada tanggal 15 bulan 8 dalam kalender Lunar Tiongkok yang berarti tanggal pastinya berubah setiap tahun dalam kalender Masehi. “Di tahun ini perayaannya jatuh pada tanggal 29 September 2023," ungkapnya.

Ia mengapreasi festival ini memiliki sejarah yang sangat panjang dan dihargai oleh masyarakat Tiongkok di perantauan, sehingga menjadi ajang untuk berkumpul sanak keluarga dari berbagai ikatan Tionghoa yang ada di Riau.

"Kita berkumpul bersama memupuk rasa persaudaraan dengan tetap berlandaskan Bhinneka Tunggal Ika sekalipun tetap berbeda tetapi tetap satu, “ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa ada lebih kurang 38 suku, termasuk Tionghoa. Tetapi kita semua merupakan masyarakat Melayu Pekanbaru. Kita Ini semua adalah masyarakat Kota Pekanbaru," ujarnya.

Perayaan festival kue bulan sudah menjadi agenda rutin untuk melestarikan budaya Tionghoa karena melibatkan juga generasi muda, menjadi salah satu kesempatan untuk menjaga kebersamaan sehingga tercipta suasana yang harmonis rukun dan sejahtera.

"Untuk itu juga momentum yang tepat untuk mendorong segenap umat Tionghoa dan anggota masyarakat sekitarnya untuk memuliakan Tuhan yaitu dengan mengasihi sesama manusia dan tidak berhenti hanya untuk kepentingan diri sendiri saja, melainkan kepedulian untuk umat Tionghoa. Pemerintah Pekanbaru sangat mendukung, mengapresiasi dan sangat memberikan penghargaan kepada panitia yang sudah mengadakan kegiatan pada malam hari ini," ujarnya lagi.

Sedangkan Pemko Pekanbaru mendorong agar festival kue bulan dijadikan kalender wisata di Kota Pekanbaru sehingga masyarakat sekitar Riau dan juga provinsi lain akan datang ke Pekanbaru."Tujuannya supaya kota Pekanbaru ini dikunjungi, kulinernya laku, Kedai kopinya laris kemudian hotelnya penuh.Mudah-mudahan ke depan ini terus kita laksanakan," harapnya.

Sekretaris PSMTI Riau, Romo Toni Sasanasurya mewakili panitia pelaksana menyampaikan bahwa dalam rangkaian festival kue bulan juga diadakan perlombaan menghias lampion, lomba fotografi untuk kegiatan malam ini dan berbagai kegiatan lainnya.

Ia  mengucapkan terima kasih kepada seluruh organisasi dan hadir lebih kurang 1.650 orang. Sedangkan ditambah dengan pengunjung yang hadir kemungkinan  mencapai 2.000 orang.Semuanya berjalan lancar karena sudah tiga tahun tidak dilaksanakan karena covid," katanya.

Sedangkan Kapolsek Senapelan, Kompol Noak Pembina Aritonang menyampaikan ucapkan terima kasih kepada seluruh panitia, namun terselenggaranya adara juga diamankan pihak kepolisian.

Sementara di tempat yang sama, Ketua Yayasan Witama School Pekanbaru Erna Wilianti mengatakan bahwa Witama School aktif dalam mengisi berbagia cara budaya Tionghoa untuk setipa tahunnya. Witama school selalu mengisi acara hiburan dan seni dari kreativitas anak-anak murid mulai dari tingkatan sekolah yang rendah hingga SMA. Sebagai Ketua Yayasan dan juga mewakili Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Riau Erna menyembut kegembira atas Kebhinekaan yang ada di Pekanbaru dan umumnya di Riau. Ia juga mengapreasiasi Pemerintah Kota dan Provinsi yang mengagendakan iven-iven dari Suku Tionghoa sebagai agenda wisata di Riau."Iven ini sebagai bentuk sosialisasi nilai-nilai budaya dan nilai-nilai dari sikap toleransi dan keberagaman yang dijadikan aset bagi pemerintah kita," ujarnya.

Wakil Ketua FKUB Provinsi Riau dari perwakilan umat Buddha Erna Wilianti, ikut bergembira menyemarakkan Festival Kue Bulan di Jalan Karet.(FOTO/Src/Imelda V).

Sementara setiap penampilan yang disuguhkan oleh peserta mendapat ampau yang diberikan oleh Indra Pomi dan para ketua-ketua Suku Tionghoa usai manggung, membuat semangat peserta yang telah menampilkan kebolehan seninya yang sudah dipertunjukkan semakin semangat.****

Halaman :
Penulis : Imelda Vinolia
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : ORIENTAL