Health

Ternyata, Nyeri Pinggang Bisa Jadi Gejala Omicron

  Oleh : Suara Riau
   : info@suarariau.co
  2022-07-21 12:04:12 WIB
Ilustrasi.(int)

SuaraRiau.co -JAKARTA -Tanda-tanda gejala   varian Omicron terus bermutasi dan memunculkan gejala baru yang tidak umum. Mengutip healthline melalui cnbcindonesia.com hari ini,, ternyata nyeri otot seperti sakit pinggang dan punggung juga bisa menjadi pertanda infeksi virus Covid. 

Kebanyakan pasien Covid melaporkan nyeri di punggung bagian bawah. Nyeri punggung sering muncul pada tahap awal penyakit, tetapi juga bisa menjadi gejala jangka panjang yang bertahan selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan setelah infeksi.

Menurut Zoe COVID Symptom Study, sakit punggung adalah salah satu dari 20 gejala teratas varian Omicron COVID. Prof Tim Spector, yang memimpin studi tersebut, mengklaim bahwa sekitar satu dari lima orang pasien Omicron mengalami sakit punggung.


Meskipun tidak ada penyebab khusus yang menyebabkan pasien COVID-19 mengalami gejala tersebut, para ahli meyakini bahwa rasa sakit itu dapat melemahkan bahkan membatasi mobilitas.
Pakar di VaccinesWork mengungkapkan, "Data dari Afrika Selatan di mana varian Omicron pertama kali diidentifikasi menunjukkan bahwa pasien sering mengalami dua rangkaian gejala - sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan batuk - dan juga nyeri otot, terutama nyeri punggung bawah. "

"Nyeri punggung ini telah digambarkan oleh sejumlah orang seperti kram menstruasi yang intens, batu ginjal atau kejang otot," jelas badan kesehatan itu.


Apa yang menyebabkan sakit pinggang?

Nyeri tubuh, nyeri otot, atau nyeri sendi adalah gejala umum COVID-19 dan infeksi virus lainnya. Diperkirakan bahwa rasa sakit disebabkan oleh respons kekebalan tubuh Anda.

Infeksi COVID-19 dapat merangsang pelepasan molekul pro-inflamasi yang disebut sitokin oleh sistem kekebalan Anda. Sebuah tinjauan penelitian pada 2020 menunjukkan bahwa molekul-molekul ini dapat merangsang pembentukan molekul bernama prostaglandin E2 yang bekerja pada saraf dan mengirimkan pesan rasa sakit ke otak.

Tinjauan penelitian 2020 lainnya menunjukkan bahwa nyeri otot yang disebabkan oleh infeksi virus dikaitkan dengan peningkatan regulasi sitokin spesifik yang disebut interleukin-6.
Ada juga anggapan bahwa virus yang menyebabkan COVID-19 dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang berperan dalam perkembangan rasa sakit.***

Halaman :
Penulis : Suara Riau
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : Health