Internasional

Konflik UEA dan Saudi Berlanjut,OPEC+ Batalkan Pertemuan

  Oleh : Suarariau.co
   : info@suarariau.co
  2021-07-06 00:52:06 WIB
Negara-negara OPec. (int)

SuaraRiau.co -Para menteri OPEC+ membatalkan pembicaraan produksi minyak pada hari Senin (5/7/2021), setelah bentrok pekan lalu ketika Uni Emirat Arab menolak keras usulan perpanjangan delapan bulan untuk pembatasan produksi.

Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman pada hari Minggu menyerukan "kompromi dan rasionalitas" untuk mengamankan kesepakatan setelah dua hari diskusi gagal pekan lalu.

 

Tetapi pada hari Senin, sumber OPEC+ mengatakan tidak ada kemajuan dalam menyelesaikan masalah tersebut dan pertemuan hari Senin dibatalkan. Tidak ada tanggal baru yang disepakati.

Kegagalan pembicaraan, kata sumber, berarti peningkatan produksi yang diharapkan dari Agustus tidak akan terjadi, dan ini membantu menaikkan patokan minyak Brent internasional, yang diperdagangkan satu persen lebih tinggi pada $76,95 per barel.

Harga minyak telah memicu kekhawatiran tentang inflasi yang menggagalkan pemulihan global dari pandemi virus corona.

Para menteri OPEC+ sepakat untuk mencatat pengurangan produksi hampir 10 juta barel per hari (bph) tahun lalu ketika pandemi melanda. Mereka secara bertahap dilonggarkan dan mencapai sekitar 5,8 juta barel per hari.

UEA, menurut sumber, pada hari Jumat setuju dengan Arab Saudi dan anggota OPEC+ lainnya dalam proposal untuk meningkatkan produksi secara bertahap sekitar 2 juta barel per hari dari Agustus hingga Desember, tetapi menolak perpanjangan pemotongan yang tersisa hingga akhir April 2022 dari akhir saat ini.

UEA kesal dengan garis dasar dari mana pengurangan produksinya dihitung dan ingin itu dinaikkan. Abu Dhabi telah menginvestasikan miliaran dolar untuk meningkatkan kapasitas produksinya dan mengatakan garis dasarnya ditetapkan terlalu rendah ketika OPEC+ awalnya memalsukan pakta.

UEA juga mengatakan tidak sendirian dalam meminta baseline yang lebih tinggi karena yang lain, termasuk Azerbaijan, Kazakhstan, Kuwait dan Nigeria, telah meminta dan menerima yang baru sejak kesepakatan pertama kali disepakati tahun lalu.

Keputusan di OPEC+, yang mengelompokkan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dengan Rusia dan produsen besar lainnya, harus bulat.

Hasil potensial, kata sumber OPEC+, termasuk meningkatkan output dari Agustus, atau meningkatkan output dari Agustus dan memperpanjang sisa pemotongan dengan angka dasar baru yang lebih tinggi untuk UEA.

OPEC+ juga dapat melanjutkan kesepakatan sampai April 2022 dan membahas dasar baru UEA sebagai bagian dari kesepakatan baru, kata sumber tersebut.***

Halaman :
Penulis : Suarariau.co
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : Internasional