Info Lingkungan Hidup & Kehutanan

Bakti PHR Untuk Negeri di Ekoriparian dan Taman Kehati

  Laporan : H. Azwar
   : info@suarariau.co
  2023-08-29 10:08:51 WIB
Sejumlah pengunjung dengan bersepeda mengelilingi Kawasan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) dan Ekoriparian di Kampus Universitas Lancang Kuning (Unilak), Minggu (27/8/2023). Foto/SR/Azwar 

SuaraRiau.co -PEKANBARU- Angin sepoi-sepoi. Bunga sedang mekar-mekarnya. Tertata rapi mengelilingi danau tenang. Hijau pepohonan, semakin meneduhkan pandangan mata. Inilah area Taman Kehati dan Ekoriparian, berdiri indah di tengah Universitas Lancang Kuning. Persembahan dari PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) WK Rokan, berkolaborasi dengan Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Inilah degap langkah dan komitmen nyata, suguhan hati dan bakti untuk Negeri, dari PHR untuk kelestarian lingkungan Hidup Riau dan Indonesia tercinta.

Seorang pengunjung melintas di pintu masuk Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) dan Ekoriparian di Kampus Universitas Lancang Kuning (Unilak), Minggu (27/8/2023).Foto/SR/Azwar  

Pada area dan kawasan Taman Kehati dan Ekoriparian, telah dibangun satu unit bangunan mini aula untuk tempat pertemuan yang nantinya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengunjung saat berada di kawasan tersebut. Selain itu, di pinggir waduk terlihat ditanami berbagai macam jenis flora yang tertata rapi dan dapat menyejukkan mata. Berdampingan dengan bunga yang berwarna warni, juga telah disiapkan tempat duduk agar masyarakat yang berkunjung dapat bersosialisasi, baik bersama teman maupun keluarga.

Pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) dan Ekoriparian Patra Lancang Kuning yang terletak di kawasan Universitas Lancang Kuning (Unilak) ini bertujuan untuk menjaga keberlangsungan lingkungan dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar yang juga merupakan bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PHR yang mesti diwujudkan.

Sejumlah pengunjung  bahagia dapat menikmati suasana pagi di Kawasan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) dan Ekoriparian di Kampus Universitas Lancang Kuning (Unilak), Minggu (27/8/2023). Foto/SR/Azwar

Total kawasan ini memiliki luas lebih kurang 10 hektar. Taman Kehati dan Ekoriparian ini didesain untuk restorasi dan konservasi dengan mempertimbangkan berbagai aspek, yakni aspek lingkungan, sosial masyarakat, dan ekonomi yang secara keseluruhan saling terintegrasi.

Untuk itu kegiatan ini mulai dibangun sejak Desember 2022 lalu dan telah berhasil diselesaikan pada Februari 2023, kemudian diresmikan pada momentum yang bersejarah bagi bangsa Indonesia, yakni di Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2023.

Seorang pesepeda melintas di Kawasan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) dan Ekoriparian di Kampus Universitas Lancang Kuning (Unilak), Minggu (27/8/2023).Foto/SR/Azwar

Rektor Unilak Prof Dr Junaidi saat dihubungi suarariau.co, menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu Menteri LHK Siti Nurbaya dan PT PHR WK Rokan yang telah banyak berkontribusi terhadap Unilak selama ini. Yang pastinya seperti yang telah dapat kita saksikan dan kita rasakan saat ini, salah satu karya monumental kerjasama dengan PHR WK Rokan ialah dibangunnya Taman Kehati dan Ekoriparian yang sangat indah dan pastinya banyak manfaat bagi kita semua.

"Kita berharap, banyak masyarakat luas memperoleh manfaat dari pembangunan Taman Kehati dan Ekoriparian ini. Kami akan kelola kawasan ini dengan sebaik-baiknya, selain keberadaannya saat ini telah dapat dirasakan oleh civitas akademika, ini juga telah kita buka untuk publik. Alhamdulillah, saat ini masyarakat umum telah mendapatkan alternatif destinasi wisata baru dengan berkunjung dan menikmati berbagai fasilitas di Taman Kehati dan Ekoriparian ini. Kedepan kami akan terus berkoordinasi dengan Manajemen PHR WK Rokan, untuk pengembangan Taman Kehati dan Ekoriparian ini kedepannya," ujar Prof Junaidi.

Sejumlah pengunjung bersama ana-anak mereka menikmati suasana pagi mengelilingi Kawasan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) dan Ekoriparian di Kampus Universitas Lancang Kuning (Unilak), Minggu (27/8/2023).Foto/SR/Azwar

Tenaga Ahli Menteri LHK, Afni Zulkifli menyampaikan kan, kekayaan hayati di Unilak harus benar-benar dijaga. PR selanjutnya adalah kesiapan kelembagaan pasca fasilitas ruang terbuka hijau ini selesai dibangun dan diresmikan. Harapannya pembangunan tersebut bermanfaat nyata bagi dunia pendidikan, sosial dan ekonomi civitas akademik Unilak, serta masyarakat sekitar dalam bentuk pemanfaatan eco eduwisata atau wisata berbasis ekologi.

"Begitulah harapan Ibu Menteri LHK Siti Nurbaya menunjuk Unilak sebagai lokasi pembangunan ruang terbuka hijau ini saat dialog dengan BEM Unilak. Pembangunan Taman Kehati dan Ekoriparian menjadi satu legacy bersama bahwa persoalan lingkungan bisa kita atasi dengan konsep kerja kolaborasi," ungkap Afni yang juga merupakan Dosen Unilak.

Sejumlah pengunjung bersama anak-anak mereka menikmati suasana pagi mengelilingi Kawasan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) dan Ekoriparian di Kampus Universitas Lancang Kuning (Unilak), Minggu (27/8/2023).Foto/SR/Azwar

Dari banyaknya program Corporate Social Responsibility (CSR) di bidang lingkungan yang dilaksanakan PHR di Riau, seperti pelestarian rawa gambut, mangrove, serta konservasi gajah, Taman Kehati dan Ekoriparian di Kampus Unilak merupakan salah satu program CSR bidang lingkungan yang terbaru dijalankan PHR.

PHR melihat taman arboretum yang ada di kampus Unilak Pekanbaru memiliki potensi dan bisa dikembangkan menjadi lokasi konservasi, edukasi sekaligus eduwisata bagi masyarakat di Pekanbaru.

Sejumlah pesepeda beristirahat usai bersepeda mengelilingi Kawasan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) dan Ekoriparian di Kampus Universitas Lancang Kuning (Unilak), Minggu (27/8/2023).Foto/SR/Azwar  

Corporate Secretary PHR Rudi Ariffianto mengatakan, "PHR berkomitmen dalam menjaga lingkungan serta konservasi keanekaragaman hayati selaras dengan berbagai program pemerintah khususnya di KLHK. “Kami memilih Unilak sebagai lokasi program Taman Kehati dan Ekoriparian ini berdasarkan asesmen dari para ahli yang ditunjuk oleh KLHK,” kata Rudi.

"Untuk Ekoriparian, PHR menyiapkan konsep pengolahan air limbah di sekitar lokasi taman agar dapat dimanfaatkan Kembali misalnya sebagai air untuk menyiram pepohonan di sekitar taman. Di sekitar waduk yang ada, ditanami berbagai jenis tanaman wetland seperti eceng gondok, yang dapat membuat air menjadi jernih dan ikan-ikan bisa berkembang secara baik dengan dukungan ekosistem air bersih tersebut," ungkap Rudi.

Sejumlah pengunjung melintas di depan bangunan mini usai jalan santai di Kawasan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) dan Ekoriparian di Kampus Universitas Lancang Kuning (Unilak), Minggu (27/8/2023).Foto/SR/Azwar  

Dipaparkannya, "Taman Kehati dilengkapi dengan lanskap pendukung berupa papan informasi jenis flora dan faunanya, kemudian tersedia berbagai fasilitas umum pendukung seperti tempat duduk permanen serta pencahayaan yang memadai di malam hari. Di sepanjang area terbuka taman ini telah disiapkan jogging trek dan didukung dengan dua posko atau shelter pengawas. Di tengah area terbuka juga disiapkan mini aula untuk tempat pertemuan, diskusi dan pendukung kegiatan di alam terbuka seperti kemah dan sebagainya. Lebih penting tersedia juga toilet yang dapat dimanfaatkan pengunjung,"papar Rudi.

Selain taman kehati, lanjut Rudi, danau resapan air di depan rektorat kampus juga telah ditata sedemikian rupa menjadi Ekoriparian Patra Lancang Kuning. Danau yang semula menjadi tempat penampung air dari anak sungai, kini disulap menjadi tempat nongkrong dengan fasilitas lengkap. Sistem penjernihan air air secara alami dari tanaman air sebagai penyaringnya mendukung kelestarian lingkungan sekitar, "terangnya.

Sejumlah pengunjung menikmati suasana pagi dibawah pepepohonan yang rindang di Kawasan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) dan Ekoriparian di Kampus Universitas Lancang Kuning (Unilak), Minggu (27/8/2023).Foto/SR/Azwar

Dijelaskan Rudi, "Ekoriparian terdiri dari tiga zona yakni inti, penyangga dan pengembangan. Zona inti terdiri dari danau yang dioptimalisasikan fungsinya sebagai kolam retensi dengan pendekatan ekosistem danau. Zona penyangga sebagai optimalisasi sempadan danau sebagai ruang terbuka hijau (RT) dan koridor ruang terbuka biru (RTB) menggunakan constructed wetland (lahan basah buatan) dan detention pond (cekungan penahan). Sementara zona pengembangan merupakan optimalisasi ruang terbuka sebagai ruang interaksi sosial.

"Untuk landscape taman tersebut, perusahaan mengusung konsep alami yaitu menggunakan bahan seperti batu alam untuk rute jogingnya dan lokasi amfiteater untuk tempat pertunjukan bagi mahasiswa dan warga sekitar,"jelasnya.

Tanaman Jahe Spiralflag berduri atau Jahe Kepala India dan dalam bahasa latinnya disebut Costus spicatus yang merupakan spesies tanaman herba dalam keluarga Costaceae, terlihat menghiasi Kawasan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) dan Ekoriparian di Kampus Universitas Lancang Kuning (Unilak), Minggu (27/8/2023).Foto/SR/Azwar

Ditambahkannya, "Taman Kehati dan Ekoriparian menjadi peluang hadirnya tempat eduwisata baru bagi masyarakat Pekanbaru. Program ini sekaligus wujud kontribusi PHR dalam dunia pendidikan, khususnya kampus Unilak yang bertetangga atau berada di lingkungan utama operasional perusahaan,"tambahnya

Rudi berharap, "Taman Kehati dan Ekoriparian merupakan Komitmen PHR untuk menghadirkan lingkungan dan ruang terbuka hijau bagi masyarakat Pekanbaru. Kehadiran taman kehati diharapkan juga menjadi wahana wisata ekologi yang memberikan dampak positif pada sistem hidrologi, penyedia habitat satwa, memperbaiki iklim mikro, menambah daerah tangkapan air, menetralisir polutan dan meningkatkan estetika.

Plang Pelarangan Berenang terlihat terpasang di Kawasan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) dan Ekoriparian di Kampus Universitas Lancang Kuning (Unilak), Minggu (27/8/2023). Pelarangan ini bertujauan agar keamanan dan keselamat pengunjung dapat terjaga.Foto/SR/Azwar 

"Taman Kehati dan Ekoriparian merupakan Komitmen PHR untuk menghadirkan lingkungan dan ruang terbuka hijau bagi masyarakat Pekanbaru. Kehadiran taman kehati diharapkan juga menjadi wahana wisata ekologi yang memberikan dampak positif pada sistem hidrologi, penyedia habitat satwa, memperbaiki iklim mikro, menambah daerah tangkapan air, menetralisir polutan dan meningkatkan estetika,"harapnya.

Kawasan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) dan Ekoriparian di Kampus Universitas Lancang Kuning (Unilak), terlihat sejuk dikelilingi pepehonan yang besar dan rindang, Minggu (27/8/2023).Foto/SR/Azwar

Dari pantauan suarariau.co, hampir setiap harinya pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum bersama anak-anak mereka, baik pagi dan sore hari berkunjung di kawasan Taman Kehati dan Ekoriparian ini, baik untuk mengelilingi waduk dengan berjalan kaki maupun bersepeda untuk mendapatkan udara yang segar, mendengarkan kicauan burung , indahnya berbagai jenis flora yang ada disini, setidaknya dapat memberikan ketenangan serta sedikit melupakan dan melepaskan kejenuhan setelah seharian bekerja maupun aktivitas lainnya.(SR/azw)

Penulis : H. Azwar
Editor : Dara Fitria
Kategori : Info Lingkungan Hidup & Kehutanan