TIMUR TENGAH

Kapal Perang USS Bataan dan USS Carter Hall AS Tiba Dengan 3.000 di Laut Merah

  Oleh : Suara Riau
   : info@suarariau.co
  2023-08-08 13:21:03 WIB
Kapal serbu amfibi USS Bataan (LHD 5), kanan, dan kapal tangki pengisian ulang armada USNS Laramie (T-AO 203) melakukan pengisian ulang di laut.Foto Angkatan Laut AS oleh Spesialis Komunikasi Massa Kelas 1 RJ Stratchko/Dirilis wikimedia.org)

SuaraRiau.co -JAKARTA - Kapal perang USS Bataan dan USS Carter Hall tiba lebih dari 3.000 personel militer  di kawasan Laut Merah. Kedatangan ribuan pelaut tersebut menjadi bagian dari tanggapan Washington terkait penyitaan atau dianggap sebagai sabotase kapal tanker oleh Iran di perairan Teluk.

Angkatan Laut AS pada Senin (7/8/2023) mengatakan Iran telah menyita atau berusaha untuk mengambil alih hampir 20 kapal berbendera internasional di kawasan Teluk selama dua tahun terakhir.

Para pelaut dan Marinir AS memasuki Laut Merah pada Minggu (6/7/2023) setelah transit melalui Terusan Suez. Mereka tiba di atas kapal perang USS Bataan dan USS Carter Hall yang memberikan fleksibilitas dan kemampuan maritim yang lebih besar.

USS Bataan adalah kapal serbu amfibi yang dapat membawa pesawat sayap tetap dan putar serta kapal pendarat. Sementara USS Carter Hall, kapal pendaratan dermaga, mengangkut Marinir, perlengkapan mereka, dan mendaratkan mereka ke darat.

"Pengerahan itu menambah upaya untuk mencegah aktivitas destabilisasi dan mengurangi ketegangan regional yang disebabkan oleh gangguan Iran dan penyitaan kapal dagang," kata juru bicara Armada Kelima Komandan Tim Hawkins, seperti dikutip AFP melalui cnbcindonesia hari ini.

Dalam konferensi pers Senin (7/8/2023), juru bicara kementerian luar negeri Iran Nasser Kanani mengatakan pengerahan AS hanya melayani kepentingan Washington.

"Kehadiran militer pemerintah AS di kawasan tidak pernah menciptakan keamanan. Kepentingan mereka di kawasan ini selalu memaksa mereka untuk mengobarkan ketidakstabilan dan ketidakamanan," katanya.

"Kami sangat yakin bahwa negara-negara Teluk Persia mampu memastikan keamanan mereka sendiri."

Juru bicara Pengawal Revolusi Iran, Ramazan Sharif, mengatakan republik Islam itu telah mencapai tingkat kekuatan yang dapat membalas tindakan jahat apa pun oleh AS, seperti merebut kapal, sebagaimana dilaporkan kantor berita negara IRNA.

Pengerahan terbaru terjadi setelah Washington mengatakan pasukannya memblokir dua upaya Iran untuk merebut kapal tanker komersial di perairan internasional di lepas pantai Oman pada 5 Juli.

Layanan maritim di Iran mengatakan salah satu dari dua kapal tanker, Richmond Voyager berbendera Bahama, bertabrakan dengan kapal Iran, melukai lima awak secara serius.

Pada April dan awal Mei, Iran menyita dua kapal tanker minyak dalam waktu seminggu di perairan regional.

Insiden itu terjadi setelah Israel dan Amerika Serikat menyalahkan Iran pada November serangan pesawat tak berawak terhadap kapal tanker yang dioperasikan oleh sebuah perusahaan milik Israel di lepas pantai Oman.****

Halaman :
Penulis : Suara Riau
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : TIMUR TENGAH