ASIA TENGGARA / ASEAN

Penguasa Militer Myanmar Bebaskan 3.000 Lebih Tahanan

  Oleh : Suara Riau
   : info@suarariau.co
  2023-04-18 20:51:44 WIB
Narapidana yang dibebaskan dari Penjara Insein disambut kolega dan anggota keluarganya di Yangon, Myanmar Senin, 17 April 2023. (Foto: AP via voaindonesia.com)

SuaraRiau.co -Pemerintah militer Myanmar pada Senin (17/4) memberikan amnesti bagi 3.000 lebih tahanan untuk memperingati liburan tahun baru tradisional. Akan tetapi belum jelas apakah mereka yang dibebaskan mencakup salah satu dari ribuan tahanan politik yang dipenjarakan karena menentang pemerintah militer.Demikian dilangsir dari voaindonesia.com hari ini.

Televisi pemerintah MRTV melaporkan bahwa Dewan Administrasi Negara, badan pemerintah yang dibentuk militer setelah mengambil alih kekuasaan pada 2021, telah memberi pengampunan kepada 3.113 tahanan, 98 di antaranya adalah orang asing yang akan dideportasi. Pembebasan massal tahanan kerap dilakukan pada hari-hari libur penting.

Seorang pejabat dari Penjara Insein Yangon, yang berbicara dengan syarat anonim karena tidak berwenang memberikan informasi, mengatakan, jumlah dan nama-nama orang yang akan dibebaskan dari penjara terbesar di negara itu belum diketahui. Pembebasan ini dijadwalkan berlangsung mulai Senin.

Sekitar 17.460 tahanan politik, termasuk mantan pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi, berada dalam tahanan hingga Rabu lalu, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah organisasi independen yang mencatat secara rinci penangkapan dan korban terkait konflik politik di negara itu.

Myanmar berada di bawah penguasa militer sejak 1 Februari 2021, ketika militer menggulingkan pemerintah terpilih Suu Kyi. Pengambilalihan itu dihadapi dengan perlawanan besar-besaran tanpa kekerasan, yang kemudian berubah menjadi perjuangan bersenjata yang meluas.

Tun Kyi, seorang anggota senior Kelompok Mantan Tahanan Politik, mengatakan tidak diketahui berapa banyak tahanan politik yang akan dibebaskan, jika ada, tetapi tindakan semacam ini akan diambil untuk memoles citra pemerintah militer.


Ia mengatakan kelompok menganggap pembebasan semacam itu sebagai upaya untuk mendapatkan poin politik, meredakan tekanan internasional dan upaya untuk menunjukkan legitimasi militer.

Perayaan liburan tahun baru Thingyan tahun ini menarik pengunjung yang lebih sedikit daripada sebelum pandemi virus corona dan pengambilalihan tahun 2021. Di kota-kota besar, kemeriahan yang mencakup saling menyiram air dilakukan di tempat-tempat berpengamanan tinggi yang telah ditetapkan.

Perayaan di sebagian besar kawasan perdesaan berlangsung sepi, dengan banyak orang yang menghiraukan seruan para penentang kekuasaan militer agar tidak ikut serta dalam berbagai aktivitas yang direncanakan militer. (Sumber : voaindonesia.com)

 

 

Penulis : Suara Riau
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : ASIA TENGGARA / ASEAN