TIMUR TENGAH

Dua WNI Meninggal Akibat Gempa di Turki

  Oleh : Suara Riau
   : info@suarariau.co
  2023-02-09 08:58:54 WIB
Warga berdiri di atas puing-puing saat pencarian korban usai gempa bumi mengguncang Turki di Provinsi Hatay, Turki, 7 Februari 2023. (Foto: Reuters via voaindonesia.com)

SuaraRiau.co -JAKARTA — Dua warga negara Indonesia, Nia Marlinda dan anaknya yang berusia satu tahun, meninggal tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa dahsyat yang mengguncang Turki, Senin (6/2).Demikian dilangsir dari voaindonesia.com.

Dalam siaran persnya, Rabu (8/2), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ibu Kota Ankara menjelaskan Nia bersama suaminya yang merupakan warga negara Turki, dan anak mereka tinggal di provinsi Kahramanmaras. Anak mereka yang masih di bawah usia 18 tahun sama-sama diakui kedua negara, Indonesia dan Turki, sebagai warga negara mereka.

Atase Pertahanan KBRI Ankara Kolonel Amir telah memastikan jenazah ketiga sudah diurus sesuai agama mereka dan telah dikuburkan, Rabu (8/2) di Kahramanmaras. Pihak KBRI Ankara juga telah memberi tahu pihak keluarga mengenai hal tersebut.

KBRI Ankara juga masih mencari tahu nasib dua warga Indonesia yang bekerja sebagai terapis spa di Provinsi Diyarbakir yang hingga saat ini belum bisa dihubungi. Tim menangkap KBRI Ankara ke Dyarbakir yang dipimpin oleh Komisaris Besar Budi Wardiman juga akan mengevakuasi 20 warga Indonesia di Diyarbakir dan Malatya ke Ankara.

Sedangkan satu warga Indonesia bernama Ayu Fira bersama dua anaknya di Provinsi Hatay yang kemarin belum bisa dihubungi, sudah berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. "Alhamdulillah setelah melacak ke lokasi tempat tinggal, Ibu Ayu Fira dan anaknya sudah kami temukan dalam keadaan selamat," ujar Bondet Suryonurwendo, Sekretaris 3 Perlindungan WNI KBRI Ankara yang memimpin tim pengangkut ke Hatay.

Secara keseluruhan, KBRI Ankara sudah mengevakuasi 123 warga Indonesia, termasuk dua warga Malaysia dan seorang warga Myanmar, di empat dari lima titik. Semula ditargetkan 104 orang akan dievakuasi.

Terkait bantuan satu kontainer bahan makanan yang dikirimkan oleh pemerintah Indonesia, tim KBRI Ankara telah tiba di lokasi gempa untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan dan mengevakuasi WNI yang rekreasi ke Ankara.

Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, bentuk bantuan selanjutnya masih dibahas di Jakarta oleh keputusan terkait. Dia belum bisa memastikan kapan bantuan selanjutnya akan dikirim.

Dia menyatakan Kementerian Luar Negeri terus berkoordinasi dengan KBRI Ankara dan KBRI Damaskus untuk memastikan perlindungan bagi warga negara Indonesia di wilayah bencana.

“Kita menyadari bahwa situasi di wilayah bencana sangat dinamis dan karenanya upaya informasi harus selalu dilakukan secara terukur dan irasional, ujar Faizasyah.

Sementara itu, Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Comiittee (MER-C) Sarbini Abdul Murad menjelaskan permintaan akan mengirim 6-8 orang untuk membantu korban gempa di Turki, terdiri dari dokter bedah ortopedi, dokter bedah umum, ahli anestesi, perawat bedah, dokter bedah traumatis.

Tim dari MER-C ini akan berangkat ke Turki pada pekan ini. MER-C juga sedang berkoordinasi dengan KBRI Ankara, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, dan AFAD (badan penanggulangan bencana Turki -red).

"Kita pasti mencari lokasi yang fungsional kita di situ. Misalnya kita mencari daerah-daerah yang belum terjamah (tim medis). Tim itu  nggak  bisa disebar, harus satu. Lagi musim dingin, kita lebih fokus rumah sakit sebagai basis kita," tutur Sarbini.

Sarbini menambahkan tim pertama yang akan berangkat ke Turki ini akan bertugas selama dua pekan dan nantinya akan dibahas kembali pengiriman tim berikutnya.

Gempa berkekuatan 7,8 magnitudo mengguncang wilayah tenggara Turki, Senin (6/2), menurut AFAD, dan hingga hari ini telah mengalahkan 6.957 orang di Turki. Sedangkan korban meninggal di Suriah sebanyak lebih dari 2.800 orang meninggal. (sumber: https://www.voaindonesia.com/).

 

Penulis : Suara Riau
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : TIMUR TENGAH