ASIA

Ngeri, Sri Lanka Bangkrut!

  Oleh : Suara Riau
   : info@suarariau.co
  2022-06-24 09:36:43 WIB
(FOTO/Int)

SuaraRiau.co -JAKARTA - Srilangka tidak saja sedang mengalami krisis.Tetapi sudah bangkrut.

Krisis ini kembali menimbulkan dampak baru.  Banyak fasilitas publik seperti sekolah dan sebagian besar gedung pemerintahan telah ditutup karena tak ada suplai energi.

Hal itu mendorong warga negara untuk meninggalkan negaranya. Dari permintaan paspor lima bulan pertama tahun 2022, imigrasi dilaporkan telah mengeluarkan 288.645 paspor, dibandingkan dengan 91.331 pada periode yang sama tahun lalu.

Pejabat setempat H.P Chandralal mengatakan sangat sulit berurusan dengan masyarakat karena mereka frustasi dan tidak mengerti bahwa sistem tidak dilengkapi untuk menangani permintaan semacam ini seperti yang di dikutip dari Reuters via cnbcindonesia.com, Jumat (24/6/2022).

Lantas apa penyebab krisis Srilangka?

Alasan pertama yakni ketergantungan impor menjadi salah satu penyebabnya. Negeri itu masih melakukan impor ke bahan-bahan pertanian seperti pupuk dan bahan bakar.

Diiperburuk lagi dengan kenaikan harga komoditas global, yang menyebabkan harga ikut naik sehingga   membebani biaya impor Sri Lanka ketika melonjak.

Hal ini  juga diperparah oleh nilai mata uang yang terus longsor. Selain itu, cadangan devisa negara itu boncos.

Per Maret 2022, cadangan devisa Sri Lanka tercatat US$ 1,72 miliar, terendah sejak November tahun lalu. Cadangan devisa negara itu terus turun selama tiga bulan beruntun.

Kondisi ini kemudian membuat Sri Lanka susah membayar utang. April lalu, Bank Sentral Sri Lanka (CBSL) mengumumkan gagal bayar US$ 51 miliar terhadap utang luar negeri.
"Kami kehilangan kemampuan untuk membayar," kata Kepala CBSL Nandalal Weerasinghe yang ditulis reuters.

"Kami harus fokus untuk mengimpor kebutuhan pokok. Bukan membayar utang luar negeri. Kita sudah sampai di titik membayar utang menjadi sangat menantang dan tidak mungkin," ujarnya.

Adapun utang luar negeri Sri Lanka per akhir 2021 adalah US$ 50,72 miliar. Jumlah ini sudah 60,85% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Salah satu negara yang meminjamkan uang ke Sri Lanka adalah Cina.Cina  kreditur terbesar Sri Lanka.

Sejak 2005, Pemerintah meminjam Beijing untuk sejumlah infrastruktur proyek, melalui skema Belt and Road (BRI). Salah satunya pembangunan pelabuhan Hambantota.

Mengutip Times of India, total utang Sri Lanka ke Cina mencapai US$ 8 miliar. Sekitar 1/6 dari total utang luar negerinya.

Sayangnya sebagian proyek dinilai tak memberi manfaat ekonomi bagi negara itu. Cina juga meminta jatah ekspor produk mereka ke Sri Lanka senilai US$ 3,5 miliar.

Dari awal, kecerobohan meminjam dari Cina buat infrastruktur yang tak menguntungkan membuat negara itu di titik ini," tulis media itu mengutip laporan Hong Kong Post.
Mengutip BBC, pemerintah Sri Lanka pada awal tahun ini mencoba melobi Beijing untuk restrukturisasi utang. Namun diketahui, Cina telah menolak restrukturisasi utang tersebut dan itu semakin menambah beban negeri itu.

Selain Cina   negara yang meminjamkan uang ke Sri Lanka ada  juga India dan Jepang.

Sedangkan diketahui Sri Lanka sangat bergantung ekonominya dari pariwisata. Namun ini pun terhantam corona (Covid-19).***

Halaman :
Penulis : Suara Riau
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : ASIA