ASIA TENGGARA / ASEAN

Hampir 100 Orang Hilang Akibat Longsor Tambang Giok Myanmar

  Oleh : Suarariau.co
   : info@suarariau.co
  2021-12-23 06:22:32 WIB
Tim penyelamat mencari korban selamat di danau dekat tambang batu giok sebanyak 100

SuaraRiau.co -Diperkirakan 100 orang hilang dalam Longsor baru giok Myanmar.Tim penyelamat mati-matian mencari orang-orang di danau terdekat, dengan sebagian besar korban diyakini sebagai penambang ilegal.  

Tanah longsor terjadi di daerah Hpakant di negara bagian Kachin utara pada pukul 04:00 pada hari Rabu (21:30 GMT Selasa).

Myanmar, yang juga dikenal sebagai Burma, adalah sumber batu giok terbesar di dunia, tetapi tambangnya telah mengalami banyak kecelakaan.

Tanah longsor diyakini disebabkan oleh luapan puing-puing yang dibuang dari truk ke tambang terbuka.

Reruntuhan menciptakan lereng besar yang bisa berbahaya di area yang ditebangi pohon, memaksa mereka yang mencari pecahan batu semi mulia untuk bekerja dalam kondisi berbahaya.

Tim penyelamat yang terdiri dari sekitar 200 orang dari Hpakant dan kota terdekat Lone Khin bergabung dalam upaya pencarian dan pemulihan di lokasi tersebut. Perahu digunakan untuk mencari orang hilang di danau terdekat.

"Kami telah mengirim 25 orang yang terluka ke rumah sakit sementara kami menemukan satu orang tewas," kata seorang anggota tim penyelamat, Ko Nyi, yanh membenarkan diperkirakan  100 orang mungkin hilang.

Penambangan batu giok dilarang di Hpakant. Tetapi penduduk setempat sering menentang peraturan, didorong oleh kurangnya kesempatan kerja dan kondisi miskin yang memburuk akibat pandemi Covid-19.

Operasi juga berkembang di daerah itu sejak kudeta militer Februari dan ranjau darat di lokasi tidak jarang.

Beberapa hari yang lalu, setidaknya 10 penambang tidak terampil hilang dalam tanah longsor lain di blok batu giok di Hpakant.

Pada tahun 2020, lebih dari 160 orang sebagian besar adalah pendatang  meninggal dalam salah satu bencana terburuk di Hpakant setelah limbah pertambangan runtuh ke danau.

Undang-undang penambangan batu permata baru disahkan pada 2018. Tetapi para kritikus mengatakan pemerintah memiliki terlalu sedikit inspektur dengan otoritas terbatas untuk menghentikan praktik ilegal.

Para pegiat menuduh militer, pengedar narkoba, kelompok pemberontak, dan kepentingan bisnis Cina mengendalikan perdagangan batu giok dan mencegah eksploitasi batu permata berharga yang lebih aman dan berkelanjutan.

Perdagangan batu giok Myanmar dilaporkan bernilai lebih dari $30 miliar (£24 miliar) per tahun, dengan Hpakant menjadi lokasi tambang batu giok terbesar di dunia.***

Halaman :
Penulis : Suarariau.co
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : ASIA TENGGARA / ASEAN