Suara Kampus

Kunjungan ke Kampung Ketupat, Tim Kukerta Unri Lakukan Upgrading Spanduk Usaha

  Oleh : Suarariau.co
   : info@suarariau.co
  2021-07-30 21:54:31 WIB
(Foto: Ist)

SuaraRiau.co - Tim Kukerta Unri yang beranggotakan 10 mahasiswa dari empat Fakultas, masing-masing Fakultas Hukum, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik  dan Fakultas Ekonomi berkunjung ke Kampung Ketupat yang terletak di Gang Teladan Rw. 06 Kelurahan Tanah Datar Kecamatan Pekanbaru Kota, Selasa 27 Juli 2021.

Kegiatan Ini sesuai dengan arahan Dosen pembimbing Lapangan,  Ernidawati S.Pd,M.Sc yang merupakan dosen pada Program Studi Pendidikan Fisika.

Kunjungan dilakukan dengan tetap Melaksanakan Protokol Kesehatan yaitu memakai masker dan menjaga Jarak Aman. Didampingi  Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Tanah Datar, Adrianto.

Kampung Ketupat sudah diresmikan sejak tahun 2018 lalu oleh Lurah dan Camat Pekanbaru Kota. Pemberian nama “Kampung Ketupat” itu sendiri dikarenakan mayoritas masyarakat di kawasan RW 06 Kelurahan Tanah Datar merupakan pengrajin sarang ketupat yang sudah cukup lama menekuni usaha tersebut.

Kelompok usaha yang diketuai oleh Lina Octavia ini telah merintis usaha “Sarang Ketupat“ sejak tahun 2001. Saat ini sudah mempunyai banyak langganan tetap yang berasal dari penjual sate terkemuka di Pekanbaru, hingga penjual sate keliling.

Lina Octavia mengatakan, sejak mulai merintis sampai saat ini belum pernah mendapatkan bantuan modal dari pihak manapun,  semua menggunakan modal milik pribadi.

Untuk itu sebagai bentuk kontrubusi Tim Kukerta Unri dalam memajukan UMKM, dengan melakukan perbaikan spanduk usaha yaitu menggantinya dengan desain spanduk yang baru dan melakukan pemasaran melalui media online.

Ketua Kukerta Kelurahan Tanah Datar Unri, M.Heykal Sahrie mengatakan keberadaan UMKM sangat penting, karena dapat menggerakkan ekonomi nasional. "Untuk itu kami Tim Kukerta berharap semoga dengan spanduk yang kami berikan dan mempublikasikan Kampung Ketupat ke media dapat membantu dalam hal pemasaran," ungkapnya dalam keterangan resmi yang diterima redaksi, Jumat 30 Juli 2021.

Dalam memproduksi sarang ketupat, Lina dan pengrajin sarang ketupat lainnya di kawasan tersebut membuat sarang ketupat dalam beberapa ukuran dan variasi.

"Tiap Harinya Lebih dari 1000 sarang ketupat yang diproduksi,disesuaikan dengan jumlah permintaan"

menurunnya daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19 juga sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha UMKM.

Akibat Pandemi beberapa tahun terakhir,permintaan terhadap Sarang Ketupat Menurun.

Biasanya, 1 Tempat Langganan mengambil 400-500 sarang ketupat perharinya,namun setelah pandemi, hanya mengambil 75 Sarang ketupat, Ujar Ibu Lina.

Kendala yang dihadapi dalam merintis Usaha sarang ketupat ini adalah sulitnya memperoleh bahan baku. Karena hal ini, Lina banyak mengambil bahan baku dari Sumatera Barat.(rilis)

Penulis : Suarariau.co
Editor : Dara Fitria
Kategori : Suara Kampus