Eco

Rusia Luncurkan Satelit Memantau Iklim di Kutub Utara

  Oleh : Suarariau.co
   : info@suarariau.co
  2021-03-01 01:15:20 WIB
Pesawat ruang angkasa Arktika-M Rusia untuk memantau iklim dan lingkungan di wilayah Arktik, selama lepas landas dari landasan peluncuran di Kazakhstan pada 28 Februari.(screenshoot int)

SuaraRiau.co -Rusia meluncurkan satelit antariksa Arktika-M pada hari Minggu (28/2/2021) dalam misi untuk memantau iklim dan lingkungan di Kutub Utara di tengah dorongan oleh Kremlin untuk memperluas aktivitas negara di wilayah tersebut.

Kutub Utara telahmenjadi panas lebih dari dua kali lebih cepat dari rata-rata global selama tiga dekade terakhir dan Moskow berusaha untuk mengembangkan wilayah kaya energi, berinvestasi di Rute Laut Utara untuk pengiriman melintasi sisi utara yang panjang saat es mencair.


Mengutip CNN mengatakan bahwa satelit tersebut berhasil mencapai orbit yang diinginkan setelah diluncurkan dari kosmodrom Baikonur Kazakhstan dengan roket Soyuz, kata Dmitry Rogozin, kepala badan antariksa Roscosmos Rusia, dalam sebuah posting di Twitter.
Rusia berencana mengirim satelit kedua pada 2023. Jika digabungkan, keduanya akan menawarkan pemantauan sepanjang waktu, segala cuaca di Samudra Arktik dan permukaan Bumi, kata Roscosmos.


Arktika-M akan memiliki orbit yang sangat elips yang melewati garis lintang utara yang memungkinkan untuk memantau wilayah utara untuk waktu yang lama sebelum kembali ke bawah Bumi.
Roscosmos mengatakan, si orbit kanan, satelit akan dapat memantau dan mengambil gambar setiap 15-30 menit dari Kutub Utara, yang tidak dapat terus menerus diamati oleh satelit yang mengorbit di atas ekuator Bumi.
Roscosmos juga mengatakan, satelit juga akan dapat mengirimkan kembali sinyal bahaya dari kapal, pesawat atau orang-orang di daerah terpencil sebagai bagian dari program pencarian dan penyelamatan berbasis satelit Cospas-Sarsat internasional.


"Karena lebih banyak aktivitas terjadi di Kutub Utara dan saat bergerak ke lintang yang lebih tinggi, meningkatkan kemampuan prakiraan cuaca dan es sangat penting," kata Mia Bennett, seorang ahli geografi di Universitas Hong Kong.


"Ada juga elemen nasionalisme data yang mendorong semua ini. Negara-negara, terutama yang melihat diri mereka sebagai kekuatan luar angkasa, ingin dapat mengandalkan satelit dan data mereka sendiri untuk menginformasikan aktivitas mereka, baik komersial maupun militer. ," ujarnya.****

Halaman :
Penulis : Suarariau.co
Editor : Suara Riau
Kategori : Eco