Sumatera

PFI-XL Axiata Salurkan Bantuan Sembako Untuk Warga Tunanetra Serentak di Tiga Kota Sumatera

  Oleh : H. Azwar
   : info@suarariau.co
  2020-05-08 19:16:28 WIB
(Foto: ist)

SuaraRiau.co - Pewarta Foto Indonesia (PFI) Pekanbaru menggelar bakti sosial bekerjasama dengan XL Axiata untuk membantu penyandang tunanetra di Kota Pekanbaru, Riau, Jumat 8 Mei 2020. Kegiatan berbagi di masa pandemi Covid-19 ini berlangsung serentak di tiga kota di Sumatera. 

"Ada sebanyak 65 kepala keluarga yang kami bantu, mereka adalah tunanetra yang tergabung dalam Persatuan Tunanetra Indonesia Kota Pekanbaru. Pada saat yang sama, kegiatan serupa juga digelar di Medan dan Palembang. Semoga bantuan ini bermanfaat bagi mereka yang hidupnya makin susah akibat wabah Covid-19, " kata Ketua PFI Pekanbaru, FB Rian Anggoro. 

Puluhan paket sembako yang diberikan di Pekanbaru terdiri dari beras, gula pasir dan minyak goreng. Pemberian bantuan tersebut bertujuan untuk meringankan beban hidup para tunanetra yang kini kesulitan bekerja saat merebaknya wabah Covid-19. 

Rian Anggoro mengatakan PFI Pekanbaru berterima kasih kepada XL Axiata yang ikut berkolaborasi dalam acara tersebut. Kegiatan bakti sosial bareng perusahaan operator telekomunikasi ini digelar serentak di tiga kota di Sumatera, melibatkan PFI di Kota Pekanbaru, Medan dan Palembang. 

"Wabah ini Insha Allah bisa kita lalui apabila kita saling membantu sesama. Semua orang pasti terkena dampak wabah ini, tapi ada yang lebih kurang beruntung yaitu para penyandang disabilitas. Tidak mudah bagi mereka pada saat sekarang ini mencari penghasilan, dan kita yang lebih beruntung harus membantu mereka, " katanya. 

Ketua Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Pekanbaru, Suparman, sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan PFI Pekanbaru dan XL Axiata. Ia mengungkapkan bahwa anggotanya makin sulit mendapat pendapatan selama wabah COVID-19 meliputi wilayah ibu kota Provinsi Riau.

Menurut dia, Pertuni Kota Pekanbaru beranggotakan 65 kepala keluarga, sebagian besar bekerja sebagai tukang pijat, ada pula yang menjadi pengamen.

"Mayoritas anggota kita berprofesi sebagai tukang pijat. Hampir tidak ada orang yang mau pijat lagi," katanya.

Ia menuturkan, usaha layanan pijat sepi pelanggan sejak wabah COVID-19 masuk ke Pekanbaru. Langganan layanan pijat Suparman pun terus berkurang semasa wabah.

"Bulan Januari saya bisa dapat panggilan 80 orang, bulan Februari turun jadi 60 orang, bulan April turun tinggal 15 orang, dan bulan Mei ini baru satu orang," katanya.

Ia mengatakan tunanetra yang menjadi tukang pijat sudah sangat berhati-hati dalam menangani pelanggan agar tidak tertular virus corona. Mereka mengenakan masker dan mengukur suhu tubuh pelanggan untuk mendeteksi kemungkinan pelanggan sakit sebelum memijat.

"Kalau badannya panas kita lebih baik tidak memijatnya," kata Suparman.

Namun dia mengatakan bahwa kontak fisik langsung tidak bisa tidak dilakukan dalam memberikan layanan pijat. Tukang pijat tunanetra tidak bisa menggunakan sarung tangan karena mereka mengandalkan indra peraba dalam memberikan terapi pijat.

"Karena harus dengan sentuhan langsung orang jadi takut untuk pijat," katanya.

Group Head XL Axiata West Region, Desy Sari Dewi mengatakan, XL Axiata melihat kondisi pandemi saat ini, banyak profesi yang terimbas akibat covid-19.

"Termasuk saudara-saudara kita komunitas penyandang tuna netra, yang selama ini banyak mencari nafkah sebagai tukang pijat, penjual kerupuk keliling, hingga mengamen. Instruksi kepada masyarakat luas untuk physical distancing dan stay at home membuat mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mendapatkan pendapatan. Kami menyambut baik kerjasama dengan rekan-rekan pewarta foto untuk memberikan bantuan kepada komunitas penyandang difabel ini," terangnya.(***)

Penulis : H. Azwar
Editor : Suara Riau
Kategori : Sumatera