Eco

Luar Biasa! Permabudhi Riau Bersama World Clean Up Day Bersihkan Sampah Sungai Batak, Sail

  Laporan : Imelda Vinolia
   : info@suarariau.co
  2023-09-30 19:02:56 WIB
Potret kegiatan membersihkan sampah di Sungai Batak, Sail, Pekanbaru, Sabtu (30/9/2023).(FOTO/SRc/imelda)

SuaraRiau.co -PEKANBARU Sejak tahun 2018, Hari Kebersihan Sedunia atau World Clean Up Day (WCD)  telah menjadi gerakan sipil terbesar di masa damai dalam sejarah umat manusia. Hal ini telah menyatukan 191 negara di seluruh dunia dan memanggil lebih dari 71 juta sukarelawan. Semuanya berupaya menciptakan planet yang lebih bersih.

Aksi WCD turun ke sungai dimulai dengan mencurahkan eco enzyme, oleh Ketua WCD Riau Febbyola Ranum Pratiwi didampingi Sekjend Permabudhi Sekjen, Jono ST MT dan Rida Jelita, SH.MH dari atas jembatan kecil Sungai Batak, Sabtu (30/9/2023).(FOTO/SRc/imelda V)

Hari Bersih-bersih Sedunia dilaksanakan setiap tahun pada Sabtu pekan ketiga bulan September, yang tahun ini kebetulan jatuh pada hari Sabtu 16 September 2023.

Dalam rangka WCD tersebut, Persatuan Umat Buddha Indonesia  (Permabudhi) mendukung komunitas gerakkan WCD membersihkan sampah di Taman Jalur Hijau, Sungai Batak, Kecamatan Sail, Pekanbaru, pada Sabtu (30/9/2023).

Ketua Permabudhi Riau, Pdt Md Kurniadi SE MH Bds diwakili Sekjen, Jono ST MT mengatakan, bahwa memelihara lingkungan hidup semua mahkluk adalah tanggungjawab bersama. Hal ini demi kelangsungan hidup masa depan generasi penerus bangsa.

Permabudhi secara nasional mengambil bagian dari gerakan bersih-bersih sedunia. "Acara WCD sangat bagus,” ujarnya. Sementara  Buddha Tzu Chi merupakan salah satu dari Permabudhi.

Selain itu, merupakan salah satu implementasi dari ajaran Buddha. Sedangkan tahun ini, Permabudhi menjadi mitra utama dalam gerakan World Cleanup Day secara nasional. Gerakan dilakukan di semua provinsi," jelasnya.

Dalam gerakkan tersebut ujar Jono, umat Buddha yang datang dalam gerakan World Cleanup Day cukup banyak. Ada sekitar  100 orang dari Permabudhi Riau yang turun ke lapangan mengikuti aksi ini. Bergabung dengan mahasiswa dan komunitas gerakan World Clean up Day," paparnya.

Aksi dalam kepedulian lingkungan yang dilakukan Permabudhi Riau yang lainnya yang dilakukan melalui majelis didalamnya yakni mengumpulkan sampah untuk dipilih serta diberdayakan lagi. Selain itu, terdapat juga gerakan menanam pohon yang sudah menjadi program wajib Permabudhi.

Ketua Gerakan WCD Riau, Febbyola Ranum Pratiwi S Pd Mpd yang turun ke bantaran sungai menambahkan, aksi bersih-bersih bumi seperti sungai yang dilakukan gerakan WCD, juga dilakukan secara nasional dalam Bulan September ini. Sebab minggu ketiga bulan September setiap tahunnya merupakan Hari Kebersihan Dunia.  Hal ini juga telah dilakukan di berbagai daerah di Riau. Untuk Pekanbaru komunitasnya telah memetakan Sungai Batak di Taman Jalur Hijau, Kecamatan Sail untuk menjadi pilihan gerakkan bersih-bersih tersebut.

Tampak Komunitas WCD semangat turun ke Sungai Batak, meski memghadapi kotor  untuk menarik sampah dari dalam sungai. (FOTO/SRc/imelda V)

"Kita membersikan sampah-sampah yang terdapat di sekitar sungai. kemudian mengangkat sampah dari dalam sungai serta mengumpulkannya. Kita bersihkan sekitar 200 meter," ujarnya sambil mempersiapkan alat kebersihan.

Diharapkan Febby aksi ini akan memotivasi dan mengedukasi  kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan. Kedepan kesadaran menjaga kebersihan lingkungan akan semakin meningkat. Terutama salah satunya tidak membuang sampah ke sungai. Kegiatan tersebut juga akan berdampak dalam mencegah banjir dan menciptakan lingkungan yang sehat, bersih dan nyaman

Sebelum turun ke sungai, komunitas gerakan WCD diisi juga dengan pemberian materi pengetahuan seputar eco enzyme.Nara sumber Materi tersebut juga dari Permabudhi yakni oleh  Rida Jelita,SH.MH.

Dise-sela kegiatan Rida menjelaskan bahwa eco enzyme adalah disebut juga dengan enzyme sampah.Sebab dipermentasi dari sampah-sampah organik. Hasil permentasi yang telah disimpan selama tiga bulan, merupakan campuran dari gula merah, sampah dan air dengan perbandingan 1:3:10 (gula:sampah:air).Dengan permentasi itu, maka bisa menghasilkan ezim yang berguna untuk kebutuhan di pertanian, rumah tangga, dan lainnya. “Hal ini sangat gampang dibuat dan diperoleh dan murah,” ujarnya.

(FOTO/SRc/Imelda V)

Hal ini bisa dipakai untuk rumah tangga seperti cuci piring dan membersihkan lantai. Bahkan bisa untuk mandi dan mencuci sayuran dan buahan. “Dengan perbandingan 1 tutup botol air mineral dengan 500 ml air,” urainya.

WCD adalah gerakan pemersatu yang melampaui batas, perbedaan budaya, dan bahkan konflik. Untuk tahun ini, ujar Rida, tema gerakan WCD adalah “Gerakan 13 Juta Ton sampah.” “Dengan harapan bumi kita akan lebih bersih’ ujarnya. Kegiatan ini sangat bagus dan positif. Kegiatan ini bisa bekerjasama untuk saling mendukung kegiatan kebersihannya,”tambahnya.

“Semangat komunitas gerakkan WCD ini luar biasa.Artinya mereka memiliki keinginan untuk membersihkan sampah-sampah sebanyak-banyak, agar bumi bersih. Aksi ini menjadikan Hari Kebersihan Sedunia telah menjadi lebih dari sekedar tindakan sederhana,” imbuhya.

Sungai Batak kelihatan lebih bersih usai dibersihkan. (FOTO/SRc/imelda V)

Turut hadir  juga dalam aksi gerakan kebersihan tersebut,Wakil ketua Permabudhi Riau SulaimanTanawi, Kepala Sekretariat Permabudhi Riau, Alpian,SE, Ketua Ketua Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia Riau (MNSBDI), Benny.****

Halaman :
Penulis : Imelda Vinolia
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : Eco