Pekanbaru

Kampanye Birukan Langit, Pesepeda Estafet JFZ Tiba di Pekanbaru

  Oleh : Dara Fitria
   : info@suarariau.co
  2022-06-28 19:59:30 WIB
Rider etape 3 Journey from Zero (JFZ) Rakhmat Wijayanto (kiri) saat tiba di Pekanbaru, kepada yayak tiba di Pekanbaru, Selasa 28 Juni 2022 sekitar pukul 16.00 Wib. (Foto: Dara Fitria)

SuaraRiau.co - Rakhmat Wijayanto (Mamato) rider etape 3 Journey from Zero (JFZ) tiba di Pekanbaru, Selasa 28 Juni 2022 sekitar pukul 16.00 Wib.

Pria yang akrab disapa Mamoto ini memulai perjalanannya dengan sepeda sejauh 360 kilometer dari Rantauprapat Sumatera Utara 3 hari yang lalu.

Sebelumnya, pesepeda kedua menjalani rute Medan - Kampung Tempel Kota Rantauprapat yang jarak tempuhnya sekitar 300 kilometer, dan pesepeda pertama Aceh - Medan, berjarak sekitar 600 kilometer.

Kepada media, Selasa 28 Juni 2022, Mamato menyampaikan, Rantauprapat ke Kota Pekanbaru ditempuh selama 3 hari, atas alasan keselamatan, karena perjalanan tidak boleh dilakukan saat malam hari.

Pesepeda asal Jakarta ini menaku gowes di jalur Lintas Sumatera ini merupakan pengalaman baru baginya.

"Seru banget karena jalur Lintas Sumatera memiliki ciri khas, ada banyak tantangan, yang pertama sudah pasti panas, panasnya tidak jauh beda dengan Jakarta cuma bedanya panas di sini dari jam 9 pagi sampai jam setengah 6 sore. Kalau jakarta paling dari jam 11 sampai jam 3, jadi ini pengalaman tersendiri," katanya.

Dilanjutkan Mamato, truk di Lintas Sumatera sangat banyak dan jalur untuk sepeda sangat kecil, "tapi saya sangat terkejut, driver-driver truk ini sangat pengertian,  misalnya jalan ramai, truk itu mau nungguin saya tanpa pakai klakson, sopir truk disini walaupun besar-besar kendaraannya namun perhatian kepada pesepeda, jadi tidak membahayakan sama sekali," ceritanya.

"Setiap makan, setiap saya istirahat, sopir truk, owner hotel maupun warga sekitar itu support banget, bahkan ada pangkalan truk sekitar 50 kilometer dari Bagan Batu, saya ditraktir makan sama ngopi,  tidak boleh bayar, Alhamdulillah  tidak ada ketemu orang yang tidak baik selama 3 hari," kisahnya.

Sementara itu, Ketua Komunitas WOW Cycling Club, Nina Mallarangeng yang ikut menyambut Mamato saat tiba di Jembatan Siak 4 mengatakan, kampanye mengurangi polusi dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor sangat penting agar masyarakat Indonesia bisa hidup sehat lewat udara yang bersih.

"Karena kami senang bersepeda, maka dengan bersepedalah kami mengkampanyekan langit biru," kata Nina.

Lewat kampanye ini, pihaknya berharap agar masyarakat turut serta mengurangi emisi di Indonesia.

Setibanya di Kota Pekanbaru,  tepatnya di
Orion Coffee & Roastery Jalan Sultan Syarif Kasim, Mamato menyerahkan sepeda estafet nya kepada Yayak, nantinya Yayak akan meneruskan perjalanan dari Pekanbaru menuju Jambi dengan jarak tempuh sekitar 450 Km.

Perjalanan itu diperkirakan akan memakan waktu 4 hari.

Dikatakan Yayak, dirinya sudah memempersiapkan diri dalam perjalanan tersebut dengan memetakan daerah mana yang akan jadi tempat perhentiannya, "target saya sebenarnya tiga hari, tapi karena peraturannya malam hari kita tidak boleh berjalan, jadi waktunya bisa lebih panjang," katanya.

Dilanjutkan Yayak, ada yang menarik dalam kampanye tersebut, yaitu sepeda yang dipakai ternyata menggunakan sepeda bambu dengan merk Spedagi Bamboo Bike buatan Temanggung Jawa Tengah.

"Sepeda ini handmade, frame nya dari bambu, selebihnya parts sepeda biasa," katanya.

Journey from Zero (JFZ), merupakan proyek kolaboratif bersama PT Rimba Makmur Utama (RMU), pemilik dan pengelola inisiatif restorasi ekosistem Katingan Mentaya Project, dan Athletica Company (Athletica), perusahaan di industri olahraga.

Perusahaan ini mengajak masyarakat untuk mengurangi  emisi karbon, melalui kegiatan bersepeda dengan mengayuh satu sepeda oleh 12 pesepeda secara bersambung.

Upaya ini guna meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mengurangi jejak karbon bagi generasi muda.***

Penulis : Dara Fitria
Editor : Dara Fitria
Kategori : Pekanbaru