Riau

Lapangan MAC HCML Siap Berproduksi

  Oleh : Suarariau.co
   : info@suarariau.co
  2022-01-18 16:58:32 WIB
GM HCML, Kang An (kedua dari kanan) saat melakukan gunting pita dalam acara peresmian "1st Steel Cut Ceremony of EPCI MAC Field Development Project", di Pulau Bintan, Selasa, 18 Januari 2022.(FOTO/HMS)

SuaraRiau.co -BINTAN - Lapangan MAC yang dioperasikan Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), siap berproduksi.

HCML menggelar acara "First Steel Cut Ceremony" (peresmian awal pekerjaan) Lapangan MAC di Bintan, Selasa (18/1/2022). Acara ini dihadiri pejabat dari SKK Migas, HCML, PT Meindo Elang Indah (kontraktor rekayasa, pengadaan, konstruksi dan instalasi (EPCI) anjungan gas dan jalur pipa Lapangan MAC), dan sejumlah perwakilan mitra kerja.

"Kami sudah menandatangani perjanjian jual beli gas dengan PT Petrokimia Gresik (15 MMSCFD), PT Bayu Buana Gemilang (10 MMSCFD), dan PT Inti Alasindo Energy (10 MMSCFD). Nantinya, lifting gas ini akan memenuhi kebutuhan masyarakat dan Industri di Jawa Timur," tutur Hamim Tohari, Manager Regional Office & Relations.

Potensi produksi lapangan MAC diketahui sebesar 50 MMSCFD. HCML menanamkan investasi ini untuk memaksimalkan produksi dalam jangka waktu 5 sampai 7  tahun. "Kami mengupayakan pengembangan Lapangan MAC yang diperkirakan onstream pada Q4 2022 sebagai bagian dari upaya kami memberikan sumbangsih kepada NKRI," kata Hamim.

Saat ini, kebutuhan gas di Indonesia semakin besar seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. HCML sebagai produsen gas di Jawa Timur selama ini berpengalaman menggarap produksi gas di Blok Selat Madura. HCML memproduksi gas dan minyak kondensat sejak tahun 2017 dengan mengelola empat sumur. HCML menjadi salah satu tulang punggung pemenuhan gas di Jawa Timur dengan menyumbang sekitar 30 persen pasokan gas.  

HCML juga memiliki reputasi sebagai perusahaan yang mengelola Lapangan BD sebagai fasilitas lepas pantai pertama di Asia yang menghasilkan belerang cair dan melakukan pembongkaran belerang cair, setelah melakukan pemuatan sulfur cair untuk pertama kali pada 2017.

"Kami ingin memenuhi visi menjadi produsen gas terbesar di Jawa Timur dan operator pilihan di Indonesia, dengan mengelola bisnis minyak dan gas yang berpegang kuat pada komitmen terhadap etika, kesehatan, keselamatan, dan lingkungan hidup. Dengan dimulainya proyek Lapangan MAC di Bintan ini, kami berharap visi itu menjadi nyata," kata Hamim.

Sementara itu, Kepala Divisi Manajemen Proyek dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas, Ardiansyah menyampaikan apresiasi dan dukungannya atas pelaksanaan kegiatan “First Steel Cut Ceremony”  Lapangan MAC yang dioperasikan HCML. Kegiatan tersebut menunjukkan dukungan yang kuat dari HCML terhadap upaya-upaya peningkatan produksi migas nasional. “HCML adalah salah satu penopang produksi gas nasional, yang ditahun 2021 mencatatkan produksi dan salur gas sebesar 102 MMSCFD dan di tahun 2022 target produksi dan salur gas naik menjadi 172 MMSCFD atau meningkat sekitar 69 persen. Dengan target proyek ini akan onstream di Q4 tahun 2022, maka produksi Lapangan MAC akan menopang upaya HCML untuk dapat mencapai target 2022”, kata Ardiansyah. 

Lebih lanjut, Ardiansyah menegaskan agar dalam pelaksanaannya HCML senantiasa mengedepankan pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja dan lindungan lingkungan (K3LL), terlebih saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19. Aspek K3LL adalah prioritas di industri hulu migas, sehingga menjadi kewajiban HCML untuk menjaga betul sampai onstream bisa mencatatkan zero accident. “Kecelakaan kerja selain berpotensi menimbulkan kerugian, juga dapat menyebabkan penyelesaian proyek menjadi tertunda. Maka, semangat dan implememtasi K3LL pada level yang tinggi harus menjadi komitmen semua pihak yang terlibat dalam proyek ini agar target onstream lapangan MAC di Q4 dapat direalisasikan. Protokol Covid-19 harus benar-benar dijaga, terlebih Pemerintah sudah meminta semua pihak mewaspadai potensi penyebaran varian Omnicorn. Harus dijaga betul agar tidak ada kasus di proyek,” tutup Ardiansyah.***

Halaman :
Penulis : Suarariau.co
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : Riau