AFRIKA

Ilmuan Afrika Deteksi Varian Covid-19 Baru

  Oleh : Imelda Vinolia
   : info@suarariau.co
  2021-11-27 00:01:19 WIB
Ilustrasi (africaCDC)

SuaraRiau.co -JOHANNESBURG - Ilmuwan Afrika Selatan telah mendeteksi varian baru COVID-19 pada Kamis (25/11/2021) dalam jumlah kecil dan bekerja untuk memahami implikasi potensialnya.

Melangsir reuters.com para ilmuan mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers, varian  yang  disebut B.1.1.529  memiliki konstelasi yang sangat tidak biasa dari mutasi. Bahkan variant ini  bisa  membantu menghindari respon imun tubuh dan membuatnya lebih menular.

Tanda-tanda awal dari laboratorium diagnostik menunjukkan varian tersebut telah meningkat pesat di Provinsi Gauteng yang paling padat penduduknya dan mungkin sudah ada di delapan provinsi lainnya di negara itu.

Dalam pembaruan harian reguler tentang kasus yang dikonfirmasi di seluruh negeri, Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) kemudian melaporkan 2.465 infeksi COVID-19 baru. Sedikit kurang dari dua kali lipat infeksi hari sebelumnya. NICD tidak mengaitkan kebangkitan terbaru dengan varian baru, meskipun beberapa ilmuwan lokal terkemuka menduga itu adalah penyebabnya.

Afrika Selatan telah mengkonfirmasi sekitar 100 spesimen sebagai B.1.1.529, tetapi variannya juga telah ditemukan di Botswana dan Hong Kong, dengan kasus Hong Kong seorang pelancong dari Afrika Selatan. Sebanyak 90% kasus baru di Gauteng bisa jadi B.1.1.529, para ilmuwan percaya.

"Meskipun datanya terbatas, para ahli kami bekerja lembur dengan semua sistem pengawasan yang ada untuk memahami varian baru dan apa implikasi potensialnya," kata NICD dalam sebuah pernyataan.

Afrika Selatan telah meminta pertemuan mendesak dari kelompok kerja Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang evolusi virus pada hari Jumat (26/11/2021)untuk membahas varian baru.

Menteri Kesehatan Joe Phaahla mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah pemerintah akan memberlakukan pembatasan yang lebih ketat sebagai tanggapan terhadap varian tersebut.

Afrika Selatan adalah negara pertama yang mendeteksi varian Beta tahun lalu.

Beta adalah salah satu dari hanya empat yang diberi label perhatian oleh WHO,karena ada bukti bahwa itu lebih menular dan vaksin bekerja kurang baik untuk melawannya.

Negara tersebut mendeteksi varian lain, C.1.2, awal tahun ini, tetapi itu tidak menggantikan varian Delta yang lebih umum dan masih menyumbang hanya sebagian kecil dari genom yang diurutkan dalam beberapa bulan terakhir. ***

Halaman :
Penulis : Imelda Vinolia
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : AFRIKA