Internasional

Covid Mengganas 500 Nakes Migran Singapura Mundur, Kematian Tembus 5 Juta di Dunia

  Oleh : Imelda Vinolia
   : info@suarariau.co
  2021-11-02 01:17:25 WIB
COVID-19 MENGGANAS, tenaga kesehatan imigran ramai-ramau mundur.(int)

SuaraRiau.co -Covid di Singapura mengganas. Hal ini menyebabkan 500  tenaga kesehatan (nakes) migran mundur dari  Seribuan tenaga nakes di Singapura yang  dilaporkan memutuskan untuk mengundurkan diri pada paruh pertama tahun 2021. Disisi lain, jumlah akibat covid tembus 5 juta di dunia.
Menteri Senior Kesehatan Negara, Janil Puthucheary,dalam sebuah sesi parlemen Senin (1/11/2021),  mengatakan bahwa sekitar 1.500 petugas kesehatan mengundurkan diri pada paruh pertama tahun 2021. 

Ia menambahkan petugas kesehatan migran telah mengundurkan diri dalam jumlah yang lebih besar. Hampir 500 dokter dan perawat asing mengundurkan diri pada paruh pertama tahun 2021, dibandingkan dengan sekitar 500 pada keseluruhan tahun 2020 dan sekitar 600 pada tahun 2019.


"Pengunduran diri ini sebagian besar diajukan karena alasan pribadi, untuk migrasi, atau pindah kembali ke negara asal mereka," katanya dikutip Channel News Asia.

Ia pun mengatakan bahwa pesan yang diterima dari seorang anggota senior tim klinis mengatakan bahwa nakes telah mengalami kelelahan hebat akibat terlalu banyak bekerja.

Alasannya menurut pesan  yang dikutip tersebut, hal ini sebagai akibat kelelahan secara fisik, mental, emosional , Akibatnya tingkat pengunduran diri meningkat tahun ini.

Ia juga menyebut bahwa sebagian besar petugas kesehatan tidak memiliki kesempatan untuk mengambil cuti sejak tahun 2020. Pasalnya banyak faskes yang berusaha meminimalkan memiliki anggota staf yang bekerja lembur. Bahkan, pada bulan September kemarin, perawat bekerja rata-rata 160 hingga 175 jam per bulan.

"Proporsi ini lebih tinggi dibandingkan dua tahun terakhir. Petugas kesehatan kami telah melampaui panggilan tugas untuk merawat pasien mereka," katanya.

Singapura sendiri saat ini sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang cukup tinggi, bahkan sempat menembus 5 ribu kasus per hari. Mengutip data Worldometers, negara kota itu telah mencatatkan 198.374 kasus corona yang diiringi 407 kematian sejak pandemi melanda.

Kematian Covid-19  Lewati 5 Juta di Seluruh Dunia


Universitas Johns Hopkins. mengatakan, lebih dari lima juta orang diketahui telah meninggal karena Covid-19 di seluruh dunia, 19 bulan sejak pandemi dimulai.

Vaksin telah memperlambat angka kematian, tetapi beberapa ahli kesehatan mengatakan jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.

Pencapaian tersebut terjadi di tengah peringatan dari pejabat kesehatan bahwa kasus dan kematian di beberapa tempat meningkat untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan.

Hampir 250 juta kasus virus telah tercatat di seluruh dunia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kematian global pandemi yang sebenarnya bisa dua hingga tiga kali lebih tinggi dari catatan resmi.

Di AS, lebih dari 745.800 orang telah meninggal , menjadikannya negara tersebut tercatat dengan jumlah kematian tertinggi.


Diikuti oleh Brasil, dengan 607.824 kematian tercatat, dan India, dengan 458.437. Tetapi para ahli kesehatan percaya angka-angka ini kurang dilaporkan, sebagian karena kematian di rumah dan di komunitas pedesaan.
Dunia membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai satu juta kematian terbaru dari dua sebelumnya.

Butuh lebih dari 110 hari untuk beralih dari empat juta kematian menjadi lima juta. Itu dibandingkan dengan hanya di bawah 90 hari untuk naik dari tiga juta menjadi empat juta.

Sementara vaksin telah membantu mengurangi tingkat kematian, WHO memperingatkan pekan lalu bahwa pandemi itu "masih jauh dari selesai".

Direktur jenderalnya Tedros Adhanom Ghebreyesus menunjuk pada peningkatan kasus di Eropa, di mana negara-negara dengan tingkat vaksinasi rendah mengalami peningkatan infeksi dan kematian.

Pekan lalu, Rusia mencatat jumlah kasus dan kematian harian tertinggi sejak awal pandemi. Rusia menyumbang 10% dari satu juta kematian terakhir yang tercatat secara global.
Bulgaria dan Rumania memiliki beberapa tingkat kematian Covid-19 terburuk di dunia, dan rumah sakit mereka berjuang untuk mengatasinya. Mereka memiliki dua tingkat vaksin terendah di Uni Eropa.

Lebih dari tujuh miliar dosis vaksin telah diberikan di seluruh dunia, tetapi ada kesenjangan antara negara kaya dan miskin.

Hanya 3,6% orang di negara berpenghasilan rendah yang telah divaksinasi, menurut Our World in Data dari Universitas Oxford.


Dr Tedros mengatakan bahwa jika dosis vaksin telah didistribusikan secara adil, "kita akan mencapai target 40% di setiap negara sekarang".

"Pandemi tetap ada sebagian besar karena akses yang tidak merata ke alat tetap ada," katanya.

Vaksin telah memungkinkan banyak negara untuk secara bertahap membuka diri, dengan sebagian besar dunia sekarang melonggarkan pembatasan.

Sedangkan pada hari Senin, Australia membuka kembali perbatasannya untuk pertama kalinya dalam 19 bulan.***

Halaman :
Penulis : Imelda Vinolia
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : Internasional