Kampar

Webinar Kemenkominfo, Masyarakat Kampar Diberi Bekal Kiat-kiat Melawan Hoaks

  Oleh : Suarariau.co
   : info@suarariau.co
  2021-08-05 06:12:16 WIB
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital/ist

SuaraRiau.co -  KAMPAR - Sesuai dengan arahan Bapak Presiden Republik Indonesia tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital, maka Kementerian Komunikasi dan Informatika selain meningkatkan infrastruktur digital, juga melakukan program pengembangan sumber daya manusia talenta digital. 

Kemkominfo melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021. 

Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi di bidang digital. Hal ini menjadi sangat penting untuk dilakukan mengingat penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Internet saat ini sudah semakin masif dan pentingnya peningkatan kemampuan dan pemahaman masyarakat dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan internet yang benar melalui implementasi program literasi digital di daerah. 

Berkenaan dengan hal tersebut, Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.
4 pilar digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Kecakapan Digital, Keamanan Digital, Etika Digital dan Budaya Digital dimana masing masing kerangka mempunyai beragam tema.

Pada, Rabu 4 Agustus 2021 pukul 13.30 WIB, acara Webinar digelar di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Riau yaitu, Drs. H. Syamsuar, M.Si memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

HILBRAM DINAR (Founder dan Chief Product Officer Threespeakers), pada sesi KECAKAPAN DIGITAL. Hilbram memaparkan tema “PENTINGNYA MEMILIKI DIGITAL SKILL DI MASA PANDEMI COVID-19”. 

Dalam pemaparannya, Hilbram menjabarkan karakter digital, antara lain pengkritik, pengajar, pengajak, dan penghibur. Fungsi digital skill pada sosial media sebagai alat komunikasi, alat penyimpanan dan alat dagang. Manfaat dalam bisnis secara online ialah pelanggan dimudahkan, promo berlimpah, saling bantu sesama, dan sosial proff. 

Membangun jejak digital dari sekarang dimulai dari narasikan diri dan aktivitas sehari-hari, buat konten sesuai kemampuan dan audiens. Rumus survive dimasa pandemi menurut Hilbram, berfikir kritis dan pemecah masalah, kreatif dan inovatif, komunikasi, dan kolaborasi.

Dilanjutkan dengan sesi KEAMANAN DIGITAL, oleh SUGIYO (Waka Kurikulum SMK ICB Cinta Wisata dan Instruktur Program Kewirausahaan SMK Dinas Provinsi Jawa Barat). Sugiyo mengangkat tema “DUNIA MAYA DAN REKAM JEJAK DIGITAL”. 

Sugiyo menjelaskan dunia maya adalah sebuah dunia baru yang muncul dengan hadirnya internet di dalam kehidupan manusia. Di dunia maya mengucapkan kata-kata tidak pantas, Jika tersinggung, bisa menuntut ke pihak berwajib dengan menyerahkan bukti yang valid. Berperilakulah dengan baik terhadap orang di dunia maya, sebagaimana diri sendiri ingin orang berlaku hal yang sama. 

Cara berperilaku di dunia maya, antara lain saling menghormati dalam berinteraksi dan berhati-hati mendapatkan pesan yang berupa link yang tidak jelas sumbernya. Hoaks adalah konten negatif telah menjadi industri, banyak akun palsu. Hati-hati jika berita membuat marah, itu bisa jadi informasi hoax.

Jejak digital merupakan tapak data yang tertinggal setelah beraktivitas di internet, baik sengaja maupun tidak. Aktifitas jejak digital, seperti mengirim email, mengunjungi website, ungggah di media sosial, dan mengirim data melalui platform digital. 

Bahaya rekam jejak digital, meliputi rusaknya reputasi, terungkapnya data pribadi oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, serta phising atau upaya mendapatkan data seseorang dengan teknik pengelabuan. 

Tips aman mengelola jejak digital, mencakup hindari penyebaran data-data penting, gunakan password yang kuat dan berbeda setiap akun, atur privasi di media sosial, perbarui software dan aplikasi di perangkat, unduh antivirus, serta tidak menggunakan wifi publik. Masyarakat menggunakan teknologi untuk berbagai kegiatan pribadi, sosial, pendidikan, bisnis, mengisi waktu luang. Berperilakulah dengan baik terhadap orang di dunia maya dan hati-hati dengan rekam jejak digital yang pernah dibuat.

Sesi BUDAYA DIGITAL, oleh YOFIKA DWI STRADA (Chief Media Informasi Surya Leadership Center dan Insani Management, Student/Member Inspire School of Digital Art). Yofika mengangkat tema “ETIKA MENGHARGAI KARYA ATAU KONTEN ORANG LAIN”. 

Yofika membahas media sosial merupakan media daring yang digunakan untuk komunikasi jarak jauh, proses interaksi antara pengguna satu dengan pengguna lainnya, serta mendapatkan sebuah informasi melalui aplikasi khusus menggunakan jaringan internet. Karya seni visual merupakan seni yang dapat dinikmati dengan indra penglihatan atau mata.

Yofika menjabarkan manfaat berkarya di media sosial antara lain, sebagai media ekspresi dan kreasi, sebagai media eksplorasi, sebagai sarana komunikasi dan jejaring, serta sebagai sarana personal branding. 

Resiko berkarya di media sosial meliputi, pencurian karya, plagiarisme, dan bullying. Etika menghargai karya atau konten orang lain di media sosial diantaranya, berikan komentar yang sewajarnya, lebih baik diam, meminta izin, memberikan kredit, serta hindari plagiarisme.

Narasumber terakhir pada sesi ETIKA DIGITAL, oleh JAYUS (Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Riau). Jayus memberikan materi dengan tema “ETIKA BERJEJARING: JARIMU HARIMAUMU”. 

Jayus menjelaskan etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital atau netiket dalam kehidupan sehari-hari. 

Menggunakan media digital mestinya diarahkan pada niat, sikap, dan perilaku yang etis demi kebaikan bersama. Apalagi di Indonesia yang multikultur, maka etika digital sangat relevan dipahami dan dipraktekkan oleh semua warga Indonesia. Perlu adanya etika, dikarenakan supaya tertib, teratur, damai, patuh terhadap norma-norma, dan bertanggung jawab.

Langkah kolaborasi yang dapat masyarakat lakukan, antara lain menggunakan caption yang baik, tidak mengandung SARA, dan inspiratif kepada orang lain, tidak menyebarkan konten pornografi dan kemaksiatan, tidak menyebarkan berita hoax, serta menyebarkan konten yang benar dan akurat.

Webinar diakhiri, oleh ADE JIGO (Komedian dan Influencer dengan Followers 113 Ribu). 

Ade menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa rumus survive dimasa pandemi ialah berfikir kritis dan pemecah masalah, kreatif dan inovatif, komunikasi, dan kolaborasi. 

Masyarakat menggunakan teknologi untuk berbagai kegiatan pribadi, sosial, pendidikan, bisnis, mengisi waktu luang. Berperilakulah dengan baik terhadap orang di dunia maya dan hati-hati dengan rekam jejak digital yang pernah dibuat.

Etika menghargai karya atau konten orang lain di media sosial diantaranya, berikan komentar yang sewajarnya, lebih baik diam, meminta izin, memberikan kredit, serta hindari plagiarisme. Langkah kolaborasi yang dapat masyarakat lakukan, antara lain menggunakan caption yang baik, tidak mengandung SARA, dan inspiratif kepada orang lain, tidak menyebarkan konten pornografi dan kemaksiatan, tidak menyebarkan berita hoax, serta menyebarkan konten yang benar dan akurat.(rilis)


 

Penulis : Suarariau.co
Editor : Elpi Alkhairi
Kategori : Kampar