Teknologi

Rusia Memiliki Ahli Penerbangan Hipersonik Untuk Penyelidikan Mata-mata

  Oleh : Suarariau.co
   : info@suarariau.co
  2021-08-13 10:52:46 WIB
Sebuah gambar diam dari video kementerian pertahanan Rusia menunjukkan senjata hipersonik (simulasi komputer)(int)

SuaraRiau.co -Agen keamanan Rusia telah menahan kepala sebuah lembaga yang meneliti penerbangan hipersonik, atas dugaan pengkhianatan. Hal ini dikatakan laporan kantor berita TASS.

Alexander Kuranov, seorang ahli fisika plasma, adalah kepala desainer di institut sistem hipersonik di St Petersburg, yang dikenal dengan inisial Rusia NIPGS.

Rusia sedang mengembangkan rudal hipersonik, yang terbang dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara (5 Mach).

Kasus serupa dilaporkan terjadi pada 2018.

FSB menangkap seorang ilmuwan luar angkasa terkemuka, Viktor Kudryavtsev, pada 2018 dan menggeledah beberapa fasilitas penelitian luar angkasa, termasuk TsNIIMash Moskow, yang juga mempelajari teknologi hipersonik.

Salah satu spesialisasi  Kuranov, menurut situs NIPGS, adalah program hipersonik Rusia yang disebut Ajax (diucapkan Ayaks), yang melibatkan energi daur ulang kendaraan ruang angkasa dalam penerbangan untuk meningkatkan kinerjanya.

Selama beberapa tahun Kuranov (73), telah menyelenggarakan simposium Rusia-AS untuk pertukaran ilmiah tentang aerodinamika dan teknologi plasma. Plasma adalah materi yang sangat panas, sangat panas sehingga elektron dibebaskan dari atom, membentuk gas terionisasi.

Sebuah sumber FSB yang dikutip oleh Tass mengatakan penyelidik berencana untuk meminta pengadilan untuk menahannya selama dua bulan.

Tidak jelas apakah Kuranov membocorkan rahasia rudal. Dia diduga memberikan informasi rahasia kepada orang asing tentang teknologi hipersonik, tetapi tidak ada rincian lebih lanjut.

Pada tahun 2019 Rusia mengumumkan penyebaran rudal hipersonik Avangard pertamanya, yang dikatakan dapat melakukan perjalanan lebih dari 20 kali kecepatan suara.

Diluncurkan oleh roket pendorong balistik, Avangard menggunakan teknologi meluncur dan dikatakan lebih dapat bermanuver dan terbang lebih rendah daripada rudal era Perang Dingin, membuatnya lebih sulit untuk ditembak jatuh.

Rusia juga sedang menguji rudal jelajah hipersonik yang diluncurkan dari kapal selam yang disebut 3M22 Zircon. Rudal hipersonik lain yang sekarang digunakan oleh Rusia adalah Kinzhal, yang diluncurkan dari seorang pembom.

Presiden Vladimir Putin menggambarkan teknologi hipersonik Rusia sebagai sesuatu yang tak tertandingi. Pada 2019 dia mengatakan Barat dan negara-negara lain bermain mengejar ketinggalan dengan kami di domain itu.***

Halaman :
Penulis : Suarariau.co
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : Teknologi