Bengkalis

Kementerian Kominfo Gelar Literasi Digital di Kabupaten Bengkalis, Narasumber Paparkan Sexual Harassment dalam Dunia Digital

  Oleh : Suarariau.co
   : info@suarariau.co
  2021-07-12 21:46:55 WIB
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital./ist

SuaraRiau.co - BENGKALIS - Guna mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital.

Kegiatan ini mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya, Senin 12 Juli 2021 pukul 13.30 WIB.

4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.

Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Riau yaitu Drs. H. Syamsuar, M.Si., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

IDIL AKBAR, S.IP., M.IP (Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Padjajaran Bandung), pada sesi Kecakapan Digital. Idil memaparkan tema “PEMANFAATAN INTERNET UNTUK MENYEBARKAN KONTEN POSITIF BAGI PEMUKA AGAMA”. 

Dalam pemaparannya, Idil menjelaskan dampak positif internet diantaranya, memudahkan mendapat informasi, mengendalikan pekerjaan jarak jauh, menyediakan layanan pendidikan, kesehatan, dan berita, serta menyediakan sarana hiburan, pengembangan diri, dan berkreasi. 

Dampak negatif pada internet yaitu, membuat pengguna terisolasi dari interaksi sosial secara langsung, tidak ada yang menjamin kebenaran informasi, serta memberikan kesempatan luas pada orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan kejahatan. Alasan mengapa harus pemuka agama? Dikarenakan dapat menenangkan dan menyejukan, meyakini kebenaran dan kejujuran itu penting, serta menjembatani perbedaan dan keragaman.

Dilanjutkan dengan sesi Keamanan Digital oleh, NOVIANTO PUJI RAHARJO, S.KOM., M.KOM (Ketua Relawan TIK Jawa Timur). Novianto mengangkat tema “REKAM JEJAK DIGITAL DI RANAH PENDIDIKAN”. 

Novianto menjelaskan seseorang harus mewaspadai jejak digitalnya dikarenakan, beberapa perusahaan mempertimbangkan jejak digital pelamar, khususnya di media sosial, pencemaran nama baik melalui jejak yang kita tinggalkan di beberapa platform, serta orang lain dapat mengakses data pribadi tanpa diketahui. Beberapa poin penting dalam digital yang positif dan aman yaitu, pilah informasi yang akan disebar, tidak mudah percaya dengan berita yang tidak masuk akal, gunakan password yang kuat, serta tinggalkan jejak digital yang positif. Tiga hal pokok persiapan di dunia digital antar lain, kebutuhan, tanggung jawab, dan analisa resiko.

Sesi Budaya Digital oleh, YOPI PRANAN, S.SOS (Aktivis Muda Riau). Yopi memberika materi dengan tema “MENGENAL LEBIH JAUH CARA MENYUARAKAN PENDAPAT DI DUNIA DIGITAL”. Yopi menjelaskan tips menyampaikan pendapat diantaranya, hindari beropini yang menyulut perpecahan, mengetahui isu secara detail, memikirkan terlebih dahulu pendapat yang akan disampaikan, menyampaikan dengan sopan dan santun, serta mengetahui peraturan pemerintah mengenai berpendapat UU ITE pada media online. 

Tidak ada yang perlu ditakutkan dalam kebebasan berpendapat namun, tetap perlu berhati-hati, objektif, dan santun agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam menyampaikan pendapat di media sosial.

Narasumber terakhir pada sesi Etika Digital oleh, GENNY GUSTINA SARI, M.SI., M.I.KOM (Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNRI). Genny mengangkat tema “SEXUAL HARASSMENT DALAM DUNIA DIGITAL”. 

Genny menjelaskan bentuk-bentuk cyber sexual harassment antara lain, berbagi gambar dan video tanpa persetujuan, eksploitasi, pemaksaan dan ancaman, intimidasi seksual, serta seksualitas yang tidak diinginkan. Dampak dari cyber sexual harassment dapat mengakibatkan depresi dan murung, sedih berkepanjangan, menarik diri dari lingkungan sosial, gangguan makan dan tidur, serta susah berkonsentrasi. 

Cara menghadapi cyber sexual harassment dapat dilakukan dengan cara, tidak terlalu banyak atau sering menguggah di media sosial dan hindari konten yang aneh. Tidak menganggap enteng segala bentuk sexual harassment yang diterima baik di kehidupan nyata maupun di media sosial.

Webinar diakhiri oleh, RIFQY ALFIYAHSARI (Beauty Enthusiast, Duta Wisata Belitung, dan Influencer dengan Followers 13,2 Ribu). 

Rifqy menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber berupa, sumber informasi yang dipercaya yaitu tokoh agama karena menenangkan dan menyejukan. Waspadai jejak digital, karena beberapa perusahaan menimbangkan jejak digital pelamar, khususnya media sosial. Tidak terlalu banyak atau sering unggah di media sosial, karena dapat mengganggu orang lain. Serta, hindari konten yang aneh karena dapat menimbulkan pro dan kontra.(rilis)


 

Penulis : Suarariau.co
Editor : Elpi Alkhairi
Kategori : Bengkalis