Siak

Kementerian Kominfo Gelar Literasi Digital di Siak

  Oleh : Suarariau.co
   : info@suarariau.co
  2021-07-09 10:10:52 WIB
Literasi digital dari Kementerian Kominfo Republik Indonesia. (istimewa)

SuaraRiau.co - SIAK - Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk meng edukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya. Senin, 5 Juli 2021, 13:30 WIB.

4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.

Sebagai Keynote Speaker, oleh  Gubernur Provinsi Riau Drs. H.Syamsuar, M.Si, menyatakan bahwa mendukung kegiatan Literasi Digital agar dapat memanfaatkan internet dan teknologi  untuk hal yang positif dan kreatif serta menamba daya saing sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan turut membangun daerah masing masing, dilanjutkan oleh Bp. Presiden RI, Bapak Jokowi yang memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

DIGITAL SKILL  - Bp. Dr. SUTEDI, S.Kom., MTI (Ketua Program Magister Teknik Informatika dan Ketua RTIK Lampung)

Thema : “PENTINGNYA MEMILIKI DIGITAL SKILL DI MASA PANDEMI COVID 19”

Sutedi memberikan penjelasan dampak adanya wabah covid bagi kehidupan masyarakat Indonesia, yaitu banyak orang melakukan aktifitas melalui digital platform, seperti misalnya belanja, belajar sekolah, bisnis dan lain lain.

Hal yang harus dilakukan saat pandemi menurut Sutedi tetap taat dengan protokol kesehatan, kreatif, inovatif, produktif, manfaatkan teknologi dengan bijak, dan berhati hati dalam menggunakan teknologi. Adapun Digital Skill yang diperlukan saat ini antara lain mampu mengoperasikan perangkat mobile, mampu di bidang disain grafis, programing, data analitics, dan kemampuan pengamanan data.

Di akhir pemaparannya Sutedi memberikan informasi peluang di era digital seperti content creator, youtuber, influencer, bisnis online dan sebagainya.  

DIGITAL CULTURE  - Dr. NURJANAH, M.Si (Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Univ. Riau) Thema : “PENGUNAAN BAHASA YANG BAIK DAN BENAR DI DUNIA DIGITAL” 

Dr. Nurjanah menjelaskan, Multikulturalisme berasal dari kata multi (plural) dan kultural (tentang budaya).  Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan.

Perbedaan yang dimaksud adalah perbedaan orang per orang atau perbedaan budaya, seperti perbedaan nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik.

Dr. Nurjanah mengingatkan bahwa tulisan yang dilakukan adalah perwakilan dari kita, yang diajak berkomunikasi adalah manusia, kendalikan emosi, santun, menghargai privasi orang lain, menyadari posisi kita, dan tidak memancing perselisihan.

Berinteraksi di media sosial menurut Dr Nurjanah, yang pertama apabila tidak suka postingan orang lain cukup lewatkan saja, Kedua kalau suka postingan tersebut maka  di respon secara bijak, ketiga kalau postingan tersebut mengganggu tinggal unfollow saja.

DIGITAL SAFETY  - ABDULLAH UMAR (Pegiat Literasi Digital dan RTIK Kota Blitar)

Thema : “YUK PAHAMI FITUR KEAMANAN DI BERBAGAI APLIKASI MEDIA SOSIAL”

Abdullah memberikan penjelasan singkat untuk selalu cek list keamanan akun, antara lain lakukan pemerikasaan secara rutin, aktifkan fitur keamanan ekstra, cek aplikasi apa saja yang terhubung dengan akun Anda.

Selanjutnya cek kembali alamat yang di akses, gunakan password yang kuat, jangan simpan data akun di browser (di acebook),  pengajuan akun centang biru, autentikasi 2 faktor untuk pihak ke tiga. end to end enscription, pesan disimpan dalam perangkat Anda.  

DIGITAL ETHICS  - DWI ANGGERA WICAKSONO (Jurnalis)

Thema : “TIPS MENGENAL BERITA PALSU DAN VERIFIKASI ” Menurut Dwi, motif penyebaran berita palsu antara lain karena faktor ekonomi, politik dan psikologi. Cara mengenal dan identifikasi berita palsu yaitu situs webnya (sumber, domain), Situs Video (tumbnail, konten, editing), Media Sosial (akun, histori). Untuk verifikasi lanjut Dwi dapat melalui otoritas (Dewan Pers, Instansi terkait) dan Teknologi (TinEye, Google Image Search). 

Dwi menjelaskan Kita harus kritis, selektif, dan bijak dalam menggunakan teknologi     

SHARING SESSION- TAMARA ANDIN, S.Pd (Influencer & Youtuber, 12K Followers )

Tamara mengungkapkan pentingnya keahian teknologi digital dalam kehidupan, juga harus mengenal lebih dalam fitur dan aplikasi dengan tidak lupa tetap melakukan bahasa yang santun, bijak tidak provokatif serta tidak terjebak dan terpengaruh dengan berita palsu.(rilis)

Penulis : Suarariau.co
Editor : Elpi Alkhairi
Kategori : Siak