Kampar

Webinar Indonesia #MakinCakapDigital, Literasi Digital di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau

  Oleh : Suarariau.co
   : info@suarariau.co
  2021-07-05 07:13:20 WIB
Literasi Digital untuk mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital/ist

SuaraRiau.co - KAMPAR - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kembali mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam. 

Kegiatan ini bertujuan mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, sekaligus menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota/Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI/Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.

4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam tema.

Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Riau Drs. H. Syamsuar, M.Si, menyatakan bahwa mendukung kegiatan Literasi Digital agar dapat memanfaatkan internet dan teknologi  untuk hal yang positif dan kreatif serta menambah daya saing sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan turut membangun daerah masing-masing. 

Dilanjutkan oleh Presiden RI, Bapak Jokowi yang memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

DIGITAL SKILL - Dr. DESI RAHMAWATI, M.Pd. (Dosen Universitas Negeri Jakarta). Tema: “PENTINGNYA MEMILIKI DIGITAL SKILL DI MASA PENDEMI”. 

Dalam pemaparannya, Desi menjelaskan bahwa data yang bersumber dari Kominfo dan kata data,  bahwa literasi digital masyarakat Indonesia masih berada pada level sedang. Masyarakat tidak cukup hanya mampu mengoperasikan berbagai perangkat TIK dalam kehidupannya sehari-hari, tetapi juga harus bisa mengoptimalkan penggunaannya untuk sebesar-besar manfaat bagi dirinya dan orang lain.

Tips penggunaan kata kunci di Google dijelaskan oleh Desi sebagai berikut:

1. Kutipan (“ “): mencari kata/frase yang spesifik, contoh: "modul oracle“ 

2. Tanda (*): mencari kata atau frase yang hilang (lupa), contoh: modul basis* 

3. Kata (file type): mencari berdasarkan format/type file tertentu, contoh: normalisasi database filetype:ppt.

4. Tanda Pisah (-): mengecualikan kata kunci tertentu, contoh: modul mysql–academia 

5. Mencari informasi pada sebuah situs web tertentu, contoh: Site: polije cpns |cpns: polije 

6. Titik 2x (..): mencari di antara dua nilai/waktu, contoh: Presiden Indonesia 2010..2021

DIGITAL CULTURE  - ANDI MASLAN (Kaprodi Teknik Informatika Universitas Putera Batam). Tema: “LITERASI DIGITAL BAGI TENAGA PENDIDIK DAN ANAK DIDIK  DI ERA DIGITAL”. 

Andi menggambarkan perjalanan revolusi industri mulai dari industri 1.0 (penemuan mesin uap), 2.0 (penemuan listrik), 3.0 (teknologi informasi) dan 4.0 (kegiatan manufaktur yang terintregasi melalui teknologi wireless dan big data).

Khusus era industri 4.0 ditandai dengan adanya kecerdasan buatan (artificial intelligent), era superkomputer, rekayasa genetika, teknologi nano, mobil otomatis, inovasi, dan perubahan yang terjadi dalam kecepatan eksponensial yang akan mengakibatkan dampak terhadap perekonomian, perindustrian, pemerintahan, politik.

Selanjutnya Andi menjelaskan Saat ini berbagai macam kebutuhan manusia telah banyak menerapkan dukungan internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi.

Ada bebeapa skill di industri masa depan di antaranya social skill, complex problem solving, process skill, system skill dan cognitive abilities.

Andi menerangkan  ada beberapa komponen literasi yaitu literasi dini, literasi dasar,  literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi dan literasi visual. 

Tantangan guru di era revolusi industri 4.0 untuk mencapai literasi digital adalah literasi era baru yaitu literasi digital, literasi teknologi dan literasi manusia.

Sementara tantangan orang tua di era literasi digital antara lain:

• Akses internet semakin mudah – dunia user generated.

• Bebas terkoneksi tanpa aturan – tidak paham resiko.

• Orang tua gagap teknologi – orang tua tidak tahu harus bagaimana.

Ada beberapa langkah menuju pengasuhan digital bagi orang tua, antara lain jaga komunikasi dengan anak, terus belajar, gunakan parental control, buat aturan bersama, menjadi teman dan ikut anak di media sosial dan sebagainya.

DIGITAL SAFETY - BAMBANG EKA PURNAMA, S.Kom., M.Kom (Ketua RTIK Solo Raya). Tema: “KEAMANAN INVESTASI EMAS SECARA ONLINE”. 

Bambang menjelaskan dahulu orang di kamar mandi sambil merokok dan membaca koran, tetapi saat ini orang tidak pernah meninggalkan gadget walaupun ke kamar mandi.

Hari ini banyak orang yang dengan mudah mencari informasi baik berupa informasi teks, gambar maupun video, antara lain melalui search engine (seperti misalnya google search).

Memilih investasi online menurut Bambang harus teliti dengan cara memilih investasi online yang tepat, menilai kredibilitas broker, memahami skema investasi online, memahami tingkat risiko investasi online dan melakukan diversifikasi investasi online, gampang diakses. Aplikasi online sangat mempermudah proses melakukan investasi tanpa perlu datang atau tatap muka selain itu juga dilakukan monitoring investasi, proses cepat dan minimum investasi terjangkau.

DIGITAL ETHICS  - ABDUL HAFHIZ, S.IP  (Redaktur Pelaksana ranahriau.com). Tema: “JARIMU HARIMAUMU”. 

Abdul Hafhiz menjelaskan banyak orang menjaga lisannya agar tidak menjadi “mulutmu harimaumu”, apalagi jika kata-kata atau kalimat nyelekit yang diucapkan seseorang, akhirnya menjadi “senjata makan tuan”.  Tapi pepatah dan ungkapan itu, pada zaman now ini, mulai tergeser dari “mulutmu harimaumu” menjadi “jari-jarimu harimaumu”.

Dengan ketukan lembut jari-jari di layar gadget atau papan keyboard komputer, dalam hitungan detik dunia bisa heboh. Perang antar-suku, antar-kampung,  antar-agama, antar-negara, dan antar-antar yang lain;  bisa saja meledak seketika, hanya gara-gara suatu tulisan atau berita yang belum tentu kebenarannya.

Dengan ketukan lembut jari-jari di layar gadget atau papan keyboard komputer, dalam hitungan detik dunia bisa heboh. Masyarakat di suatu negara atau wilayah yang semula hidup tenang, sejahtera, dan bahagia; bisa saja menjadi beringas dan bahkan mengangkat senjata akibat “jari-jarimu harimaumu”. 

Tidak sedikit orang yang membuat tulisan bernada ujaran kebencian terpaksa berurusan dengan hukum, karena menyangkut Undang Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Undang Undang tersebut kemudian diubah menjadi Undang-Undang No. 19 tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 11 tahun 2008 tentang ITE.

Jadi apa yang harus dilakukan? Abdul menerangkan hanya perlu MIKIR yakni:

• M – Menghargai

• I – Inspirasi

• K – Kredible

• I – Imbang

• R - Rasional

SHARING SESSION- CHIKA AUDHIKA  (Influencer & CEO Founder Bicara Project, 12.7K followers).

Chika memberikan pendapat dan menanggapi materi para narasumber dan menekankan agar meningkatkan skill literasi digital karena di jaman sekarang, semua orang lebih banyak menggunakan teknologi digital di dalam kehidupan baik sosial, bisnis, sekolah maupun keluarga.(rilis)
 

Penulis : Suarariau.co
Editor : Elpi Alkhairi
Kategori : Kampar