Health

Presiden Joko Widodo Perintahkan Jumlah Divaksinasi Jadi 1 Juta per Hari, Setelah Peringatan WHO Atas Lonjakan Virus Convid-19 di Indonesia

  Oleh : Suarariau.co
   : info@suarariau.co
  2021-06-18 06:32:53 WIB
Orang-orang mengantre panjang untuk menerima vaksin Sinovac COVID-19 saat vaksinasi massal di stadion sepak bola di Bandung, Jawa Barat, Indonesia, Kamis, 17 Juni 2021. Presiden Indonesia memerintahkan pihak berwenang untuk mempercepat kampanye vaksi

SuaraRiau.co -JAKARTA- Presiden Indonesia memerintahkan  para menteri Kabinet dan pemerintah daerah untuk meningkatkan jumlah orang yang divaksinasi setiap hari menjadi 1 juta pada bulan depan. Dia mengatakan Indonesia saat ini memvaksinasi setengah juta orang per hari.

Melangsir pemberitaan  AP, Ia memerintahkan pihak berwenang untuk mempercepat kampanye vaksinasi, ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pada Kamis (17 Juni), tentang perlunya meningkatkan pembatasan sosial di negara itu di tengah gelombang baru infeksi COVID-19 yang disebabkan oleh mengkhawatirkan varian.

“Perlu percepatan vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunal, yang kita harapkan dapat menghentikan penyebaran COVID-19,” kata Presiden Joko Widodo saat mengunjungi pusat vaksinasi di luar ibu kota Jakarta. 

Indonesia, negara terpadat keempat di dunia, bertujuan untuk menginokulasi lebih dari 181 juta dari 270 juta penduduknya pada Maret 2022, tetapi pihak berwenang hanya memvaksinasi penuh 11,8 juta orang dan sebagian memvaksinasi 9,6 juta lainnya.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional Wiku Adisasmito mengatakan lambatnya kemajuan tersebut, dapat disebabkan oleh terbatasnya pasokan vaksin global, ketidaksiapan sistem kesehatan nasional, dan keragu-raguan vaksin. Pemerintah telah menerima 92,2 juta dosis vaksin sejauh ini.

Indonesia melaporkan 12.624 infeksi COVID-19 baru pada hari Kamis (17/6/2021), peningkatan terbesar sejak 30 Januari, data kementerian kesehatan menunjukkan. 277 kematian lainnya ditambahkan ke jumlah kematian akibat penyakit ini.

Peningkatan kasus tersebut diduga karena perjalanan selama liburan Idul Fitri bulan lalu serta kedatangan varian virus baru, seperti versi Delta yang pertama kali ditemukan di India.

Di Jakarta, jumlah tempat tidur rumah sakit yang ditempati telah melonjak hingga 75 persen minggu ini dari 45 persen minggu lalu, data pemerintah menunjukkan.

WHO dalam laporan situasinya pada hari Kamis mencatat bahwa peningkatan drastis tingkat hunian tempat tidur di Indonesia menjadi perhatian utama dan memerlukan penerapan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial yang lebih ketat, termasuk pembatasan sosial berskala besar.

“Dengan meningkatnya penularan karena varian kekhawatiran, diperlukan tindakan segera untuk mengatasi situasi di banyak provinsi,” katanya.

Pejabat kesehatan Indonesia mengatakan mereka telah mendeteksi varian Delta di provinsi Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mereka mengatakan telah melihat tiga dari empat varian kekhawatiran yang ditandai oleh WHO.

Adisasmito mengatakan lonjakan infeksi virus corona telah terlihat minggu ini di provinsi Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Semuanya berlokasi di Jawa, pulau terpadat dari 17.000 lebih pulau di Indonesia.

Indonesia telah melaporkan lebih dari 1,9 juta kasus COVID-19 sejak pandemi dimulai, dengan lebih dari 53.700 kematian, jumlah korban tertinggi di Asia Tenggara. Angka-angka itu dianggap kurang, karena kurangnya pengujian yang meluas.***

Halaman :
Penulis : Suarariau.co
Editor : Imelda Vinolia
Kategori : Health