Internasional

Mejalah Satir Charlie Hebdo Membuat Kartun Meghan dan Ratu Soal Rasis

  Oleh : Suarariau.co
   : info@suarariau.co
  2021-03-14 22:11:56 WIB
Kartun itu diterbitkan Sabtu.(fpto: CNN)

SuaraRiau.co -Majalah satir Prancis Charlie Hebdo telah memicu kemarahan setelah merilis kartun yang menggambarkan Ratu Elizabeth dari Inggris berlutut menimpa leher Meghan, Duchess of Sussex,  menyiratkan soal kenangan kematian George Floyd.

Kartun gambar sampul muncul beberapa hari setelah Meghan dan suaminya Harry membuat serangkaian tuduhan memberatkan terhadap keluarga kerajaan dalam sebuah wawancara dengan Oprah Winfrey, termasuk bahwa warna kulit anak pasangan itu, Archie sebelum  lahir.

Pasangan itu tidak akan mengungkapkan siapa yang membuat pernyataan itu, tetapi mengatakan itu bukan Ratu Elizabeth II atau suaminya, Philip, Duke of Edinburgh. Dalam wawancara tersebut, Meghan juga menggambarkan memiliki pikiran untuk bunuh diri secara teratur selama kehamilannya dan waktu singkat sebagai pekerja kerajaan.Pasangan itu juga mengatakan ibahwa stana tidak  membuat keamanan dan perlindungan yang tidak memadai kepada Meghan dan Archie.

Kartun itu, diterbitkan Sabtu, berjudul "MENGAPA MEGHAN BERHENTI DARiI BUCKINGHAM," dengan gambar Meghan berkata: "Karena aku tidak bisa bernapas lagi!"

Halima Begum, CEO lembaga pemikir kesetaraan ras Runnymede Trust, mengatakan kartun itu "salah di setiap level."
"Ratu sebagai pembunuh GeorgeFloyd menghancurkan leher Meghan? Meghan mengatakan dia tidak bisa bernapas? Ini tidak mendorong batasan, membuat siapa pun tertawa atau menantang rasisme. Itu merendahkan masalah & menyebabkan pelanggaran, di seluruh bagian" katanya di Twitter.

Wawancara Meghan dan Harry memicu diskusi luas tentang rasisme baik di keluarga kerajaan, dan media.

Pangeran William minggu ini membantah keluarga kerajaan itu rasis, mengatakan kepada seorang reporter: "Kami bukan keluarga rasis."

Dalam pernyataan atas nama Ratu, Istana Buckingham mengatakan Selasa bahwa tuduhan rasisme yang dibuat oleh Sussex memprihatinkan dan ditanggapi dengan sangat serius.

Istana Buckingham dan perwakilan Duke dan Duchess of Sussex menolak berkomentar tentang kartun Charlie Hebdo.

Publikasi mingguan yang berbasis di Paris, yang didirikan pada tahun 1970, terkenal dengan kartun provokatif dan pencopotan politisi, tokoh masyarakat, dan simbol agama.

Pada tahun 2015, saudara Said dan Cherif Kouachi menyerbu ke ruang redaksi majalah dan menembak mati stafnya, menewaskan 12 orang dan melukai 11 lainnya setelah majalah tersebut menerbitkan kartun Nabi Muhammad.

Serangan terhadap majalah itu adalah bagian dari serangkaian serangan mematikan yang menewaskan 17 orang di ibu kota Prancis selama tiga hari pada Januari 2015.***

Halaman :
Penulis : Suarariau.co
Editor : Suara Riau
Kategori : Internasional