Bengkalis

"Anak Saya Meninggal Dunia Bukan Disebabkan Corona, Tolong Hapus Beritanya...!!!"

  Oleh : Erwin Syah Putra
   : info@suarariau.co
  2021-01-28 22:33:19 WIB
Salah satu proses pemakaman PDP meninggal dunia di Bengkalis tahun 2020 lalu. (Foto: Erwin)

Dari kisah pengalaman Wartawan Suarariau.co, Erwin Syah Putra dalam menjalankan tugas jurnalistik di masa Pandemi Covid - 19 di Kabupaten Bengkalis Riau

SuaraRiau.coBengkalis - Jarum jam masih menunjukkan Pukul 06.45 WIB, suara kicauan burung masih terdengar jelas dari jendela rumahku pertanda matahari akan memulai sinar terangnya, pagi itu hari Ahad bertepatan tanggal 3 Mei 2020.

Aku baru saja membersihkan pekarangan belakang rumah, lalu dari ruang belakang hendak mengambil handuk untuk bergegas mandi dan berangkat kerja mencari berita. Namun sebelum melangkah ke kamar mandi terdengar panggilan dari arah pintu depan.

"Assalamualaikum, assalamualaikum....". sahut suara dari pintu depan tersebut, akupun  langsung menuju ke pintu depan. Ternyata Pak Ridwan pria (68) tahun warga Desa Pakning Asal Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis.

Ya, Pak Ridwan masih satu desa berdomisili denganku, wajahnya agak tegang sewaktu menghampiri pintu  rumah, langsung saja aku persilakan masuk.

"Walaikumsalam, ya pak masuklah," sambutku mempersilahkan Pak Ridwan masuk.

"Anak saya meninggal dunia bukan karena korona, tolong hapus beritanya," imbuh Pak Ridwan membuka cerita dengan nada sedikit menekan.

"Ini menyangkut nama dan perasaan kami pihak keluarga, betapa sedih kami sekeluarga tidak bisa memandikan, mengurus, menyolatkan sampai mengantar ke kuburan pun kami hanya boleh melihat dari jauh," sambungnya dengan suara kesal mendalam.

Aku belum bisa berkata - kata atau memotong ceritanya, mencoba memposisikan diri untuk menampung dan mendengarkan terlebih dahulu apa yang hendak disampaikannya kepadaku.

"Tidak pernah kami bayangkan, ada anggota keluarga kami yang meninggal dunia seperti ini, dia diperlakukan seperti penjahat, dituduh mengidap penyakit yang bukan dideritanya. Anak saya sama sekali tidak terkena korona seperti yang bapak beritakan, dan yang diperlakukan Rumah sakit Bengkalis terhadap jenazahnya," tegas Pak Ridwan lagi.

Keluhanan dan kekesalan Pak Ridwan dilontarkannya kepadaku lantaran anak sulungnya perempuan wayang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bengkalis, meninggal dunia beberapa hari sebelumnya, tepatnya pada hari Jumat tanggal 1 Mei 2020.

Sesuai rilis yang aku terima dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid 19 Kabupaten Bengkalis, sebagai wartawan yang bertugas meliput dan mencari data berita terkini seputar Covid, aku dan rekan - rekan wartawan lainnya turut menerbitkan berita tentang meninggalnya PDP berinisial Nr yang tak lain merupakan anak sulung dari pak Ridwan.

Walaupun hasil swab almarhumah belum keluar, jenazah N dikebumikan dengan menggunakan protokol kesehatan pasien Covid 19, karena saat itu RSUD seluruh Indonesia juga menerapkan protokol yang sama, untuk menangani jenazah positif covid maupun jenazah PDP.

Akibat perlakuan dari RSUD Bengkalis tersebut, ditambah lagi dengan viralnya pemberitaan terkait meninggal dunia anaknya, Pak Ridwan dan keluarga merasa tidak terima, karena dia yakin anaknya tidak menderita Covid 19 seperti yang diduga pihak RSUD, tapi disebabkan penyakit lama yaitu diabetes yang sudah lama diderita almarhumah.

"Kami sekeluarga tidak terima almarhumah anak kami dituding menderita corona, sehingga jenazahnya tidak diperlakukan secara layak, kami tidak bisa memandikan dan menyolatkannya, bahkan anaknya almarhumah sampai tak bisa memeluk jenazah ibunya untuk yang terakhir kali," ungkap Pak Ridwan menambahkan cerita sedihnya.

Akupun turut berempati dan merasakan pilu mendalam sebagai mana yang mungkin dirasakan oleh Pak Ridwan sekeluarga, hal itu membawaku pada sebuah dilema dan konflik batin yang memuncak, antara tugas sebagai wartawan dan hati nurani sebagai warga.

"Sabar Pak, PDP bukan berarti positif Covid 19 pak, tapi memang protokol yang diberlakukan di seluruh Indonesia memang seperti itu pak, sebagai antisipasi yang dilakukan negara," imbuhku mencoba menenangkan Pak Ridwan.

Namun emosinya belum reda, dia kembali menceritakan bagaimana masyarakat memandang sinis dan semakin menjauh dari keluarganya, akibat dari pemberitaan yang viral di media tersebut.

"Saya minta tolong sekali lagi tolong beritanya dihapus, karena masyarakat sudah mulai menjauh dari keluarga kami akibat pemberitaan itu, belum kering lagi air mata mengenang wafatnya anak kami, ditambah dengan tudingan yang salah ini, kami sekeluarga sama sekali tidak terkena corona," pintanya.

Aku kembali mencoba menenangkannya, dan berpikir keras bagaimana meredam sedih dan membersihkan kembali nama baik keluarga Pak Ridwan.

"Begini saja Pak, saya akan meluruskan berita ini, tapi saya akan hubungi Kepala Dinas Kesehatan dan RSUD Bengkalis, untuk menunggu dan memastikan hasil swabnya pak," tuturku menenangkan Pak Ridwan.

Akhirnya Pak Ridwan sedikit tenang, dan siap menunggu hasil swab dari RSUD Bengkalis, diapun mohon pamit dan kembali kerumahnya.

Sebelumnya beritaku viral di media  terbit tanggal 2 Mei 2020 terkait meninggalnya PDP inisial Nr di RSUD Bengkalis anak dari Pak Ridwan, begini beritanya :

Dari Kecamatan Bukit Batu:

Bertambah Seorang Lagi PDP Covid-19 di Kabupaten Bengkalis yang Meninggal Dunia

BENGKALIS – Kabar d uka, seorang lagi warga Kabupaten Bengkalis yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19, Jumat, 1 Mei 2020, meninggal dunia.

Sesuai informasi sejumlah grup aplikasi berbagi pesan WhatsAps (WA), PDP yang tutup usia tersebut inisial NI (44), dari Kecamatan Bukit Batu.

PDP yang sebelumnya dirawat memiliki riwayat kontak dengan anaknya yang baru pulang dari Kota Batam, Kepulauan Riau ini, dikabarkan wafat sekitar pukul 12.00 WIB, Jumat (1 Mei 2020).

Kepala Dinas Kominfotik yang merupakan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bengkalis Johansyah Syafri, dikonfirmasi membenarkan berita duka tersebut.

“Benar. Sesuai informasi yang kami terima dari Dinas Kesehatan dan RSUD Bengkalis, PDP atas nama NI memang berpulang sekitar pukul 12.00 WIB tadi” jelas Johan.

Johan menjelaskan, sebelum menghembuskan napas terakhir, pengambilan swab pertama dan kedua untuk NI yang mulai dirawat di RSUD sejak 28 April 2020 itu, sudah dilakukan.

“Yakni, masing-masing pada 29 dan 30 April 2020. Tapi hasilnya, baik untuk swab pertama maupun kedua, belum diketahui” imbuhnya.

Dimana NI dikebumikan, Johan mengatakan, belum mendapat informasi.

Namun karena berstatus PDP, katanya, NI akan dikebumikan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) pemakaman jenazah pasien Covid-19.

Dengan meninggalnya NI, maka tercatat 4 orang PDP di Kabupaten Bengkalis yang meninggal dunia.

3 PDP lainnya yang wafat tesebut 1 dari Kecamatan Bengkalis, dan 2 dari Kecamatan Mandau.***

Akibat viralnya pemberitaan di atas membuat keluarga Pak Ridwan terpukul, dan menghebohkan jagat dunia maya maupun masyarakat di Kecamatan Bukit Batu kususnya dan Kabupaten Bengkalis umumnya.

Hal itulah yang kemudian mendorong Pak Ridwan untuk datang kerumahku mengklarifikasi dan meminta berita tersebut dihapus. Walaupun sebenarnya tidak ada kode etik jurnalistik yang aku langgar, karena data dan sumber pemberitaan sudah jelas dan memenuhi unsur pemberitaan yang sah.

Namun secara hati nurani, aku tak bisa berdiam diri, demi rasa kemanusiaan dan mengembalikan nama baik keluarga Pak Ridwan. Aku berjanji akan mengkonfirmasi Direktur RSUD Bengkalis terkait hasil Swab Almrhumah Nr.

Sepekan setalah itu hasil swab baru keluar, tepatnya tanggal 8 Mei 2020, dan hasilnya Almarhumah Nr negatif Covid 19, dari data yang aku peroleh langsung aku tulis untuk dijadikan berita, dan kembali aku viralkan demi menjaga nama baik Pak Ridwan dan keluarga, begini bunyi berita yang aku tulis sepekan setelah Pak Ridwan mendatangi rumahku, terbit pada tanggal 10 Mei 2020 :

PDP Inisial Nr Warga Kecamatan Bukit Batu yang Meninggal Dunia Pekan lalu, Hasil Swabnya Negatif

BENGKALIS – Hasil swab terhadap pasien dalam pengawasan (PDP) inisial Nr (44) yang meninggal Jumat (1/5/2020) lalu sudah keluar dan hasilnya negatif Covid-19. Kepastian hasil swab negatif ini diperoleh  setelah surat keterangan pemeriksaan tersebut beredar di media sosial.

“Bahwa  berdasarkan hasil pemeriksaan Corona Virus Disease (Covid-19) Swab dinyatakan  negatif,” ungkap Direktur RSUD Bengkalis dr. Ersan Saputra.

Surat ini ditandatangani oleh dr. Agnismaya Wonoagung selaku dokter pemeriksa  tertanggal 8 Mei 2020.

Dalam surat tersebut juga tercantum biodata lengkap pasien yang selama ini tidak diketahui, karena mengacu kepada aturan hanya boleh menyebutkan inisial.

Adapun biodata bersangkutan sebagimana dalam surat keterangan pemeriksaan tersebut adalah nama Nirwati dengan alamat Desa Pakning Asal Kecamatan Bukit Batu. Profesi sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.

Beredarnya surat ini sempat menimbulkan polemik di kalangan netizen. Bahkan ada salah  satu postingan yang mengatasnamakan anak dari almarhumah mengungkapkan rasa kekecewaan kepada media yang membuat judul berita maupun isi yang simpang siur dengan memvonis orang tuanya meninggal karena positi corona.

Namun berdasarkan penelusuran media ini, tidak ditemukan adanya media yang memberitakan baik judul maupun isi dimana Ni meninggal karena positif corona. Sebagian besar berita tersebut mengacu kepada keterangan nasumber yang  sama yaitu jurubicara Covid-19 Kabupaten Bengkalis,  Johansyah Syafri.

Johan menjelaskan, sebelum menghembuskan napas terakhir, pengambilan swab pertama dan kedua untuk NI yang mulai dirawat di RSUD sejak 28 April 2020 itu, sudah dilakukan.

 "Yakni, masing-masing pada 29 dan 30 April 2020. Tapi hasilnya, baik untuk swab pertama maupun kedua, belum diketahui," imbuhnya.

Namun karena berstatus PDP, katanya, NI akan dikebumikan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) pemakaman jenazah pasien COVID-19.***

Setelah berita hasil swab negatif terbit, aku kembali menghubungi Pak Ridwan memberitahu dia bahwa pemberitaan terkait anaknya sudah diluruskan, dan anaknya memang benar tidak terkena Corona sebagaimana yang diklaim pihak keluarga sebelumnya.

"Terimakasih sudah meluruskan beritanya Pak, nama baik keluarga kami sudah kembali, dan kami tidak lagi dikucilkan masyarakat," sambut Pak Ridwan diujung telponnya saat aku hubungi.

Dengan demikian aku kembali dapat tidur dengan nyenyak dan tak lagi dihantui rasa bersalah.****

Penulis : Erwin Syah Putra
Editor : Suara Riau
Kategori : Bengkalis