Eco

Berton-ton Sampah Plastik Diangkut Dari Pantai Kuta Bali

  Oleh : Suarariau.co
   : info@suarariau.co
  2021-01-04 15:09:05 WIB
Pekerja membersihkan tumpukan puing dan sampah plastik yang dibawa oleh gelombang kuat di Pantai Kuta di Bali, Indonesia, pada 1 Januari 2021.(foto/cnn)

SuaraRiau.co -Bali- Berton - ton sampah telah menyapu Pantai Kuta yang terkenal di Bali, mendorong penduduk setempat untuk menghabiskan hari pertama tahun baru melakukan pembersihan.


Menurut pemberitaan dari CNN, warga dari daerah Badung di pulau Indonesia membersihkan 30 ton sampah laut dari pantai, menurut kantor berita Antara.
“Sekitar 70% sampah laut adalah sampah plastik,” kata Kolonel Made Mahaparta dari Kodam Udayana kepada Antara.Sampah dilaporkan dimuat ke truk dan diangkut ke tempat pembuangan akhir.


Sampah plastik dan sampah laut lainnya masuk ke Pantai Kuta setiap tahun selama musim hujan, kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Badung, Wayan Puja. Pejabat itu menyalahkan masalah itu pada salah urus sampah.

Polusi plastik merupakan masalah serius di Indonesia. Pada November 2018, seekor paus mati ditemukan di dekat Pulau Kapota di Taman Nasional Wakatobi, dekat Sulawesi, dengan 13,2 pon (6 kg) sampah plastik di perutnya.


Pada bulan April, pemerintah Indonesia meluncurkan rencana untuk mengurangi sampah plastik secara drastis di negara tersebut, Antara melaporkan. Pihaknya berencana mengurangi sampah plastik di laut hingga 70% pada tahun 2025, dan bebas polusi plastik pada tahun 2040.

Meskipun Pantai Kuta menghadapi masalah ini setiap tahun, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, jauh lebih sedikit wisatawan yang melihatnya saat ini. Seperti banyak destinasi populer lainnya, Bali telah dilanda pandemi Covid-19 dan tetap tertutup untuk wisatawan internasional.


Dalam wawancara pada Agustus 2020, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, wakil gubernur Bali dan mantan ketua asosiasi hotel dan restoran pulau, mengatakan kepada CNN Travel bahwa pembukaan kembali sangat penting bagi perekonomian pulau itu.


Pandemi Covid-19 merupakan bencana paling dahsyat bagi pariwisata Bali, ujarnya. "Ini jauh lebih buruk daripada bom Bali, baik yang pertama maupun yang kedua, dan lebih buruk dari semua letusan Gunung Agung yang digabungkan, "katanya. ****

Halaman :
Penulis : Suarariau.co
Editor : Suara Riau
Kategori : Eco