SuaraRiau.co -Kepresidenan Aljazair membuat pengumuman pada hari Selasa (3/10/2020), mengakhiri beberapa hari spekulasi mengenai kesehatan pemimpin berusia 74 tahun itu.

Tebboune, seorang perokok berat, "terus menerima perawatan di rumah sakit khusus Jerman setelah terserang penyakit Covid-19", kata kantornya dalam sebuah pernyataan.

Tim medis diyakinkan bahwa presiden menanggapi pengobatan dan secara bertahap pulih.

Presiden dipindahkan dari rumah sakit di Aljir ke Jerman minggu lalu, beberapa hari setelah menjalani isolasi diri menyusul laporan kasus virus corona baru di antara para pembantunya.

Aljazair telah menyaksikan kebangkitan infeksi COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir.

Negara Afrika Utara berpenduduk 44 juta orang itu mencatat 405 kasus baru pada Selasa, bersama dengan sembilan kematian, menurut media resmi.

Sejauh ini, Aljazair secara resmi telah mengonfirmasi lebih dari 58.979 kasus, dengan hampir 2.000 kematian.

Kondisi presiden berarti dia berada di luar negeri untuk referendum hari Minggu tentang revisi konstitusi yang dipandang bertujuan untuk mengubur gerakan protes massa dan meningkatkan Tebboune, yang terpilih pada rekor rendah pemilih Desember lalu.

Referendum konstitusi, yang disahkan dengan dua pertiga suara, melihat partisipasi jatuh ke posisi terendah baru dengan 23,7 persen pemilih memberikan suara.

Gerakan protes Hirak yang dipimpin pemuda, yang menggulingkan pendahulu Tebboune, Abdelaziz Bouteflika dari kekuasaan pada awal 2019, telah menyerukan boikot pemilihan tersebut.

Tebboune menjabat sebagai gubernur regional pada 1980-an dan kemudian bergabung dengan kabinet presiden Chadli Bendjedid sebelum meninggalkan politik.

Dia kembali sebagai menteri pada tahun 1999 dan akhirnya menjabat sebagai perdana menteri di bawah Bouteflika pada tahun 2017.***