Life Style

Ketulusan Hati Seorang Gojek Perempuan: Pada Senja Rintik-rintik, Ayu Menyelangkan BBM-nya Untuk Motor Yang Mogok

  Oleh : Imelda Vinolia
   : info@suarariau.co
  2020-10-15 19:41:14 WIB
Ayunita di sebuah acara Gojek Nobar Keluarga Cemara di Transmart, Pekanbaru pada januari 2019

SuaraRiau.co -Dalam suasana hujan rintik-rintik dan senja pun tiba, motor saya tiba-tiba mogok. Beberapa kali saya coba menstater dan mengengkol agar hidup. Namun tidak juga berhasil. Untuk beberapa saat saya agak panik. Saya coba membuka tutup tangki bbm, terlihat gelap dan kosong. Oh, mudah-mudahan karena kehabisan bensin, harap saya cemas ketika itu.

Tiba-tiba, seorang perempuan muda berjaket hitam dan bertubuh atletis berhenti pelan-pelan.  Ia menempatkan motorny, di sekitar  sudut salah satu Jalan Pattimura, dekat dengan Rumah Makan Beringin, Gobah.

Untuk sesaat, kita tidak pernah tahu apa yang ingin ia lakukan. Gayanya yang nyantai tidak menunjukkan perhatian kepada saya, yang ketika itu mencoba menghidupkan motor yang mogok. Tiba-tiba perempuan itu mendekati saya dan bertanya, “Kenapa mbak, mogok ya,” ujarnya bertanya, dengan  bahasa Indonesia yang vokalnya terdengar pas dan enak didengar.

Beberapa detik, saya terdiam karena kaget. ‘Iya mbak, mungkin bensinnya habis, mana lagi penjual bensin ketengan jauh, hujan lagi,” ujar saya setelah sadar dia bertanya.

Kemudian wanita berjaket tersebut, mendekat dan membuka tutup besin motor saya. “Hmm, habis bensin ini,” katanya. Kemudian untuk sesaat, ia bergegas ke arah motornya yang diparkir di jalan yang datarannya rendah, yang tidak jauh dari pinggir  trotoar dimana saya parkir.

Mata saya mengawasi saja, apa yang akan dilakukan perempuan muda tomboy tersebut. Saya tidak pernah menyangka apa yang hendak ia lakukan, Pikiran saya hanya mencoba bagaimana mencari penjual bbm ketengan di jalanan.”Namun rintik hujan yang tidak bersahabat dan lokasi dimana motor saya mogok, juga jauh dari penjual bbm ketengan.

Untuk pertama kali, saya tidak tahu bahwa ia seorang Gojek. Karena  senja yang membawa suasana menjadi remang-remang, membuat mata saya kurang awas. Ketika ia membalikkan badan, baru terlihat  simbol Gojek ada dijaket yang ia pakai.Saya sempat kaget, eh ada perempuan menjadi GoRide rupanya, ujar saya di dalam hati.

Kemudian ia membawa motornya agak mendekat ke arah motor saya, dengan tetap posisi nya dipinggir jalan. Kemudian tiba-tiba tampak sebuah selang bening agak 30 cm dikeluarkan dari jok motornya sendiri.

”Wow, luar biasa, ujar saya dalam hati, ia membawa selang. Dan kemudian ia mendekatkan motornya lebih dekat lagi hingga dapat sejajar dengan motor saya. Dan mulai memasukkan selang ke tangki motornya dan mengisapnya sesaat. Namun bensin tidak juga naik.

Untuk sesaat ia memperhatikan penyebab tidak naiknya bensin mengalir. Dan kemudian ia mulai memindahkan posisi motor saya untuk turun keluar dari garis batas troatoar ke arah jalan, agar bodi keduanya sama tinggi. Ternyata letak motor saya yang sedikit agak lebih tinggi, menyebabkan bensin tidak bisa mengalir.  Akhirnya, ia melakukan dan mengisap lagi selang tersebut, yang detik kemudian, tampak beningan cairan besin berjalan menuju tangki motor saya.’Sifat air mengalir ke tempat yang rendah, “ujar saya berpikir  mengingat pelajaran fisika ketika SMP dulu.

Tak berapa lama, kami mencoba menstater motor saya, dan langsung  hidup. “Tuh kan, mogok karena bensinnya habis,” ujarnya kepada saya.

Perasaan saya menjadi sumringah, lega, dan sembari mengeluarkan uang recehan 20 ribu untuk menggantikan bensin yang ia telah alirkan ke saya.

“Tidak usah mbak, ujarnya mengembangkan kedua telapak tangannya kepada saya, yang sedikit membuat saya kaget dan terpelongok. “ Bensin mbak kan sudah habis ditrasnfer ke saya,” ujar saya. “Tidak apa-apa, dikit aja kok, “ujarnya.

Saya mencoba membujuk perempuan yang telah menolong saya tersebut, namun tidak berhasil. Akhirnya saya hanya bisa mengucapkan terima kasih.

Tampak terburu-buru, perempuan itu menghilang meninggalkan saya yang sedikit agak terbengong-bengong, tanpa sempat  menanyakan siapa nama perempuan itu.

Bertemu Acara Nobar Keluarga Cemara Gojek  Pekanbaru

Gojek Pekanbaru, Nobar Keluarga Cemara, januari 2019. (Foto/int)

Cerita itu masih terkenang di ingatan saya. Hampir satu tahun lamanya,suatu kesempatan di awal tahun 2019,,  saya bertemu kembali dengan perempuan tomboy tersebut, di sebuah acara Gojek Pekanbaru Ajak Mitra Driver Nobar Keluarga Cemara yang diselenggarakan di Trasnmart studio.

Saya senang bisa ketemu dengan yang pernah menolong saya. Tetapi karena waktu yang sempit kami hanya bisa berfoto bareng bersama dengan pihak Gojek, dan akhirnya kembali tidak ada komunikasi.

Sampai pada akhirnya, kini saya memiliki nomor hand phone driver Gojek tersebut. Siapakah sebenarnya dara ayu Driver GoRide Gojek yang senang berbelas kasih dan mandiri ini?

Perempuan tulus yang suka menolong ini ternyata memiliki nama lengkap Ayunita. Ketika ditanyakan kenapa ia menjadi driver Gojek? Ayu menjawab, bahwa dirinya merantau menyebabkan ia harus bisa mandiri. Untuk itu, bekerja asal halal ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Ayu mengatakan bahwa dirinya merupakan anak  ketiga dari tiga bersaudara.

Sifatnya yang ingin mandiri menyebabkan ia meranta  untuk bekerja dan melanjutkan sekolah.

Dengan restu kedua orantuanya ujar perempuan kelahiran  20 Oktober 1994 di Lubuk Rotan II, Kabupoten Langkat, Siantar ini, mengaku, bahwa ia memiliki cita-cita untuk berpenghasilan dan membayar studinya sendiri. Niatnya itu, akhirnya menyebabkan dia harus merantau dan tiba di Pekanbaru sejak 2015 yang lalu.

Sebelumnya, perempuan yang dipanggil Ayu ini mengatakan ketika ia tiba  di Pekanbaru, pekerjaannyasebagai pelayanan di cafe di Jalan Harapan Raya Ujung hampir dekat dengan Bukit Barisan.  Pekerjaan itu dilakukannya  hampir selama dua tahun. Namun  cafe tersebut bangkrut, dan akhirnya Ayu terpaksa mencari pekerjaan lain.

Sebelum menjadi driver GoRide Gojek, Ayu membantu menanam dan memelihara cabe di kebun yang dimiliki pemilik cafe yang bangkrut tersebut,sembari  masih tinggal bersama  di rumah pemilik kebun itu.

Driver Yang Masih Kuliah

Untuk menambah pemasukkan, Ayu juga membantu bekerja di Kebun Cabe, (Foto/File)

Sampai pada akhirnya oleh karena peluang bekerja menjadi seorang driver  Gojek  sangat menjanjikan , Ayu pun bergabung menjadi seorang driver pada Oktober 2017. Tak pelak lagi, sejak bergabung menjadi driver Gojek menyebabkan pemasukkan Ayu lebih mapan.

“Bayangkan mbak, sebulan saya bisa dapat 4-5 juta. Kerjanya nyantai tidak terlalu terikat,” ungkapnya. “Bahkan jika banyak lembur, maka bisa mencapai 6 juta,” tambahnya.

Bagi Ayu, meski ia adalah seorang perempuan mengambil keputusan untuk menjadi driver Gojek ketika itu, bukanlah suatu hal yang memalukan. Baginya, asal bisa mandiri dan bekerja menghasilkan uang, ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut. “Apa lagi driver Gojek lagi booming ketika itu,” ujarnya.

Sembari itu, ia pun masih inginkan  melanjutkan sekolah. Ayu pun kini telah terdaftar menjadi seorang mahasiswa  di sebuah perguruan tinggi swasta, dengan mengambil program studi internasional.

Sembari menjadi driver, hari-hari Ayu ilah kuliah di perguruan tinggi tersebut. Ketika kuliah, ujar Ayu, ia akan mematikan aplikasinya. Usai mata pelajaran, maka aplikasinya sebagai driver akan hidup.

Meski sembari kuliah, Ayu mengaku pendapatannya sebagai  driver ketika itu masih  lancar memenuhi kebutuhan hidup dan membayar uang studinya. Jika Sabtu dan minggu ia sangat aktif, maka penghasilan Ayu bahkan bisa mencapai 6 juta per bulannya.”Sangat banyak sekali ketika itu mbak . Bagaimana saya tidak mau menjadi driver Gojek,” jelasnya.

Karena pemasukkanya sudah cukup untuk mapan, ia pun pindah ke rumah kontrakkan berupa rumah petak di sekitar Jalan Serayu,Pekanbaru, yang ia bayar Rp 500.000 per bulannya.

Pilihan rumah sekitar jalan tersebut, karena dekat dengan lokasi perguruam tinggi dimana ia menimba ilmu. Ketika ditanyakan kenapa mengambil ilmu program studi internasional? Jawabannya , karena sejak dulu ia telah bercita-cita untuk bisa bekerja di Departemen Luar Negeri.”Saya ingin tetap melanjutkan sekolah ketika tamat dari kampung. Namun melanjutkan studi, tersebut harus dengan biaya sendiri dan  Pekanbaru yang memiliki jurusan studi internasional  tersebut. “Saya tidak mau mengandalkan orang tua,” katanya.

Keputusannya untuk menjadi seorang Gojek perempuan, pada awalnya  bukan tidak mendapat hambatan: Pertama, kedua orang tua Ayu di kampung  menolak jika Ayu menjadi driver Gojek. Karena mereka khawatir, sebagai perempuan ia lebih rentan di ganggu para begal. Untuk itu, ia berusaha meyakinkan orang tua bahwa persatuan Gojek itu kuat dan saling membantu. Sehingga kedua orang tua Ayu pun setuju. Kedua. Sebagai anak perantauan, Ayu mengaku belum mengenal seluk beluk Kota Pekanbaru. Untuk  itu, ia harus belajar lebih keras untuk memahami geografis  Pekanbaru. “Belum lagi, jika ada pembatalan aplikasi, karena  berbagai alasan,”ujanya memaparkan.

Kini, Ayu sudah duduk di semester VII. Pelajarannya masih banyak menuntut waktunya untuk belajar serius. Namun  sejak tahun 2019, penghasilan menjadi seorang Gojek pun mulai menurun.Sebab, persaingan semakin ketat. Personil driver Gojek semakin banyak.

Selain itu, plattform transportasi online juga semakin bertambah. Akhirnya, Ayu memutuskan untuk mencari pendapatan dari sayap lain. Ia pun mencoba menjadi penjual bakso bakar di sekitar Pasar Kodim pada sore hari bersama dengan temannya.

Namun membuka bisnis berjualan kecil-kecilan demikian juga tidak begitu menjanjikan lagi hingga sampai pandemi makin melanda. Ia pun menghentikan bisnis tersebut. Kini, Ayu mengaku masih mengandalkan pendapatan dari Gojek, sembari membantu pemilik kebun cabe, tempat ia bekerja terdahulu.’Sembari menunggu pesanan Gojek, hari-hari saya banyak di kebun,”imbuhnya.****

Halaman :
Penulis : Imelda Vinolia
Editor : Suara Riau
Kategori : Life Style