Life Style

Video J3K Gojek Jadi Perhatian Warga: “Muka di Bawah Rata-rata, Bukan Rata, Tetapi Rata-rata

  Oleh : Imelda Vinolia
   : info@suarariau.co
  2020-10-14 15:00:12 WIB
Screenshoot Ilustrasi video animasi J3K.

SuaraRiau.co -PEKANBARU-Iseng-iseng,seorang remaja berumur 18 tahun membuka video J3K gojek. Hal ini bukan karena ia memiliki rencana ingin melihat  tontonan film yang bagus. "Tetapi hanya dengan iseng-iseng," ungkap Andro remaja yang menoton video tersebut.

Ceritanya, tiba-tiba ia tertawa cekikikan duduk sendiri dan menjatuhkan tubuhnya ke arah belakang, sambil tetap memegang androidnya. Hal ini mengejutkan dan membuat penasarankedua adik dan mamanya.

“Nonton apa kamu Ndro,” ujar mamanya. Disusul oleh adiknya yang bernama Vero berumur 12 tahun dan Amos 10 tahun, dan bertanya: “Nonton apa bang, nonton apa bang,”ujar mereka bertubi-tubi sembari  dengan cepat menuju  ke arah Andro.

“Ndk ada, abang  cuma nonton iseng-iseng link youtube yang dikasih tante ini hah.. Abang pikir video soal gojek gitu aja. “Ah, paling soal kerjaan gojek. Tapi iseng-iseng abang coba buka,  Eh ndak tahunya lucu kartunnya,” katanya. “Putarlah lagi, “ujarnya memberikan handphone tersebut ke tangan Vero.

Tak pelak lagi, keduanya juga terkekeh, tertawa. Penasaran, sang mama pun memutar lagi. Kali ini, giliranmama juga tertawa terbahak-bahak. “Nyindir kamu, ya,” ujarnya sambil mencondongkan muka ke arah video  yang telah habis diputar tersebut.

Video J3K Gojek yang berdurasi 59 detik ini, memang lucu. Tiap sesi situasi yang dijelaskan dalam video animasi tersebut, menyindir kehidupan masyarakat, karena  setiap warga pasti mengalaminya.

Kata-kata yang diungkapkan dibalik layar yang nyeleneh dikombinasikan dengan gerak kartun mengingatkan kita pada sifat dan pengalaman hidup manusia,. Hal inisangat menohok hati kecil, pribadi-pribadi pemirsa yang menontonnya, yang sudah tentu punya pengalaman yang sama,

Kontradiksi kalimat-kalimat yang dipakai bukan lagi menjadi kontradiksi, tetapi berkorelasi dengan kejadian kehidupan nyata.

Bagaimana lanjutan video tersebut, begini ceritanya: “Pemirsa yang wajahnya di bawah rata-rata, bukan rata, tetapi rata-rata. Ketika mendengar kalimat ini, penonton berpikir pasti wajah rata-rata orang gendut, rata-rata jelek. Karena animasi yang ditampilkan dengan seorang wajah laki-laki bertubuh gendut. Dengan penggambaran pria itu memakai pakaian kaos berwarna biru bertuliskan sosis, kentang, jamur di sisi dada kiri secara vertikal, dan celana setengah lutut berwarna hijau, dengan alis menujukkan seolah-olah menahan lelah dan berpeluh keringat tampak di layar pemirsa. Pria  tersebut terlihat seperti kecewa, dan video memperlihatkan dirinya dari tampak samping, yang secara fisik pasti juga jelek. Kesan yang diberikan sang pria sudah kelihatan letih berusaha olah raga, sambil menunggu pesanannya.

Ungkapan kata:wajah rata-rata, sebenarnya cocok bagi wajah orang gemuk dan dikatagorikan di bawah rata-rata, jika dibandingkan dengan nilai ketampanan. Tetapi pengungkapan itu ditekankan dengan penggunaan kata rata-rata kepada rata-rata cara seseorang, yang pasti melakukan usaha berolahraga dan meminum minuman kesehatan.Hasilnya,rata-rata niat sehat dan langsing  jadi tidak mumpuni. Sehingga kata “rata-rata” menjadi hal yang menarik untuk disimak pemirsa.

Sedangkan layanan layanan GoMed mengantarkan muniman kesehatan tersebut, tetap jadi penting dalam kebutuhan warga terkini yang ingin ditonjolkan gojek.Sembari mendidik pola pikir warg, soal sehat dan jamannya penggunaan plattform digital transportasi yang layak memenuhi kebutuhan kesehatan warga.

Kalimat berikutnya “Selamat datang di Gojek J3K, Untuk cara aman, hidup nyaman. Kemudian langsung bunyi bel rumah terdengar dan sang pria langsung bergegas pergi membukakan pintu. Terdengar suara dari luar rumah, memanggil dengan menyebut “gojek”... dan video menunjukkan pria gendut berlari ke arah pagar rumah yang  terbuka sedikit. Driver gojek yang berhelmet masih tampak di depan pagar, sambil menyorongkan tas shoping bertuliskan GoMed kearah pria gemuk yang berlari menuju pagar tersebut. Oh, ..sang pria yang kembali ke ruangan rumahnya, tampak pria itu meminumkan minuman dari sebuah botol, sembari naratif  video tersebut menyebut: “Ada yang harus ditelan, tetapi bukan pahitnya kehidupan.”

Ketika pemirsa  menunggu naratif menyelesaikan kalimat ini, ternyata di luar dugaan, yang harus ditelan itu bukan pahitnya kehidupan, yang biasanya kalimat yang dipakai adalah  menelan pil pahit kehidupan sebagaimana yang sering diucapkan masyarakat dalam ungkapan.

Hal ini membuat penasaran pemirsa menyelesaikan tontonan videonya. Pikiran pemirsa mereka-reka keras, menunggu apa yang akan diucapkan naratifnya dan animasi apa yang akan muncul, yang akan dilakoni dalam tayangan video tersebut, pada detik berikutnya.

Tayangan berikutnya, pria gemuk tadi membuka handphone yang menampilkan layar GoMart dan menekan-nekan aplikasi tersebut. Kemudian dilayar, tampil seorang  gojek di sebuah supermarket mengambil botol minuman yang lebih besar dan naratif yang disebutkan: “Ada yang bisa dititipin, tetapi bukan absen,”. Dan tampilah seorang gojek kembali mengantarkan titipan minuman dari supermarket  ke rumah pria gendut tadi, yang sudah pasti layanan GoMart.

Titipan  diletakkan di atas penyanggah tembok yang rata berbentuk bujur sangkar dan  muncul tulisan AMAN di tayangan video itu. Kalimat narasinya “ada yang bisa dititipin, tetapi bukan absen,”. Hal ini cocok, karena  banyak warga dalam bekerja dan menjalankan studi, sangat suka menitipkan absen yang artinya akan berakibat tidak Aman jika ketahuan. Makna yang tersirat inilah yang makin membuat kita semakin penasaran lagi.

Apa lagi pesan video ini. Penasaran dengan video yang ditonton  dengan hanya berdurasi hampir satu menit  ini. Cobalah simak link videonya sebagai berikut :

 

Bentuk Strategi Komunikasi Yang Mudah Dipahami

Mengggunakan audio visual kartun animasi kini  menjadi pilihan bagi sebuah institusi  dalam menyampaikan layanan atau pesan dari sebuah data dan fakta. Hal ini dikatakan mantan Ketua Sindikat Kartun Provinsi Riau Furqoun Elwe.

Menurutnya, warga banyak yang bosan dan tidak mau mendengarkan sebuah informasi dengan cara komunikasi datar atau resmi. Namun ketika dijadikan sebuah video kartun atau sketsa, maka akan lebih menarik perhatian. “Kartun itu lucu. Jika lucu, semua warga yang normal pasti senang dengan kelucuan. Melihat sesuatu yang lucu, hampir semua warga dari tingkatan umurr, ekonomi, kultur dan jabatan pasti akan senang dan suka menontonnya,” jelas pria yang berkreasi di www.elwecartoon.id ini.

Sementara era digital telah mentransformasikan ide-ide, gaya hidup dan mendukung warga untuk mengkreasikan dan mengkombinasikan kumunikasinya ke dalam kartun audiovisual animasi. Hal ini sebagai bentuk strategi komunikasi yang terjadi di masyarakat sekarang yang lebih senang menonton video."Bagi lembaga atau perusahaan yang mapan dan profesional, ia pasti menggunakan strategi yang menarik untuk mendapatkan hasil yang lebih baik,. Meskipun terkadang biaya lebih mahal," katanya.

“Orang lebih suka lihat gambar dibandingkan  tulisan. Gambar animasi dan tulisan dengan kata-kata yang lucu mengkritik dan mengedukasi serta memberikan informasi, tentu orang akan lebih tertarik,” ujarnya. “Ini salah satu bentuk  strategi kumunikasi. Orang akan lebih menerima dikritik dengan ilustrasi yang demikian,”imbuhnya. ****

Halaman :
Penulis : Imelda Vinolia
Editor : Suara Riau
Kategori : Life Style