Indragiri Hilir

Harimau Mengamuk Lagi di Indragiri Hilir, Satu Nyawa Melayang

  Oleh : Suarariau.co
   : info@suarariau.co
  2019-08-27 00:13:57 WIB
Harimau Bonita yang sempat membuat warga Indragiri Hilir jadi geger beberapa waktu lalu. Foto: int

SuaraRiau.co - Untuk kesekian kalinya, konflik antara harimau sumatera dengan manusia, terjadi lagi di Kabupaten Indragiri Hilir. Kali ini, satu nyawa melayang akibat diterkam Si Belang tersebut. Peristiwa itu terjadi saat korban yang diketahui warga asal Sumatera Selatan, sedang melakukan penebangan pohon dalam areal hutan di daerah itu.

Dituturkan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono, di Pekanbaru, Senin (26/8/2019), pihaknya baru menerima informasi pada Senin pagi kemarin.

“Identitasnya belum dapat, baru gambarnya saja. Yang jelas dia warga Sumatera Selatan yang sedang melakukan penebangan pohon di sana,” terangnya, dilansir antara.

Lokasi kejadian berada di kawasan hutan di daerah Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Daerah tersebut merupakan bagian dari lanskap Kerumutan, yang merupakan habitat dan area jelajah harimau sumatera.

“Kalau dilihat di peta dasar kami, itu daerah kawasan hutan produksi. Laporannya, lokasi kejadian berada di lokasi atau areal kerja PT Bara Induk yang tidak aktif,” tambahnya.

Saat ini, tim BBKSDA Riau kini sedang menuju lokasi untuk melakukan klarifikasi dan untuk memastikan apakah tempat kejadian masuk ke status kawasan produksi, fungsi lindung ataukah kawasan konservasi.

Ditambahkannya, lokasi tersebut masih di dalam kawasan tempat insiden penyerangan harimau betina bernama Bonita, yang sempat membuat geger beberapa waktu lalu.


Harimau sumatera liar Bonita pada November 2018 sempat membikin heboh karena menerkam warga dan keluar pada siang hari di kawasan perkebunan kelapa sawit PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP) di Kecamatan Pelangiran.

Selama empat bulan sejak Januari hingga April 2018, harimau itu menerkam dua orang hingga meninggal dunia.

Bonita akhirnya berhasil ditangkap, direhabilitasi dan dilepasliarkan lagi pada pertengahan tahun 2019 ini. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merahasiakan lokasi pelepasliaran karena khawatir akan memicu terjadinya perburuan. ***

Penulis : Suarariau.co
Editor : Suara Riau
Kategori : Indragiri Hilir