Akhirnya Bunyi Kembang Api Tersebut Sebagai Pertanda Memasuki Tahun Tikus

  Oleh : Suarariau.co
   : info@suarariau.co
  2020-01-25 04:03:38 WIB
Foto Kembang Api penyambutan tahun Baru Imlek 2571 , Panitia Imlek, dan para pengunnjung selfie  di Jalan Karet. Foto Kembang Api penyambutan tahun Baru Imlek 2571 , Panitia Imlek, dan para pengunnjung selfie di Jalan Karet.

SuaraRiau.co -Tepat pada pukul 00.00 WIB antara Jumat malam (24/1/2020) dengan Sabtu dini hari (25/1/2020),  akhirnya berbagai kembang api raksasa meluncur  ke atas langit Pekanbaru dan menghiasi  angkasa seputar Jalan Karet yang dulunya berawal dengan nama lokasi Tanah Merah. Bunyi serta percikan kembangnya membentuk bunga api dengan formasi warna-warni yang indah menghiasi salah satu sudut perwajahan Kota Pekanbaru untuk beberapa saat, sebagai pertanda bahwa berakhir tahun babi 2570 dan sebagai harapan dan kebahagiaan baru untuk siap menapaki Tahun Tikus 2571, sebagai tahun baru yang disebut Imlek oleh warga suku Tionghoa.


Menyambut datangnya Pergantian  Tahun Baru Imlek  Tahun Kuda 2570 Tahun kuda  ke Tahun Tikus 2571, dalam tradisi budaya Tionghoa merupakan momen yang paling spesial, karena pada hari pergantian tahun / Chuxi, ada banyak kegiatan seperti upacara Sembahyang Tutup Tahun, menikmati makan malam reuni keluarga, Shousui (melek sampai larut malam), dan menyalahkan petasan, yang merupakan tradisi budaya dalam menyambut kedatangan Tahun Baru Imlek bagi orang Tionghoa di seluruh dunia.


Demikian juga pada Jumat (24/1/2020) malam, ribuan warga Kota Pekanbaru berdatangan menyambut Tahun Baru Imlek tersebut di Jalan Karet (Kampung Melayu).

Panitia Imlek bersama tampak hadir.
Meski acara dimulai pukul 22.00 WIB  Jumat malam, namun sejak pukul 07.00 WIB  malam, jalan tersebut sudah dupenuhi warga dan tampak parkiran baik dari berbagai arah ruas jalan karet tersebut penuh dan macet.
Para pemuda-pemudi tempatan sibuk mengatur perparkiran yang membuat mereka mendapat rupiah yang tidak sedikit, yakni satu pakir dinominalkan senilai Rp 5.000. 

"Inilah kemeriahan Imlek mbak, kami juga dapat berkahnya,"ujar seorang tukang parkir ketika ditanyai suarariau.co, yang juga parkir di tempat tersebut.


Berbagai warga tampil pada detik-detik penantian pergantian tahun, naik ke atas pentas yang sudah diganti dengan latar gambar tahun tikus 2020 berlatar warna merahuntuk bernyanyi. Nyanyian yang didominasi pada malam pergantian tahun tersebut adalah lagu Tionghoa pop, serta lagu berbagai golden memories Indonesia.baik penyanyi maupun warga yang menyaksikan turut bergoyan dan bernyanyi bersama ketika para penyanyi meminta melagukan lagu tersebut secara bersama-sama.


Selain itu, acara panggung bebas pun menjadi ajang menarik warga Pekanbaru yang tumpah ruah memenuhi lokasi tersebut.Pantuan suarariau.co meski acara pergantian tahun baru Imlek dilangsungkan sederhana, tidak mengurangi warga yang bukan suku Tionghoa ramai menanti sensasi bunyi petasan yang memercikkan  bunga api yang membelah kesunyian malam  Kota Pekanbaru. Tampak 1.088 lampion merah dan petasan kembang api besar bergantungan membelah garis horizontal Jalan karet tersebut, siap diluncurkan secara bergantian  menjadi ajang selfie para pengunjung.

Mereka datang ke lokasi Pecina ini hanya untuk  berselfie dan kebanyakan secara berkelompok.


Para penajaja makanan dan minuman pun ikut meramaikan suasana, karena saat penantian banyak warga yang mampir makan dan menikmati minuman sambil menoton penampilan warga yang bernyanyi di Panggung. Pokoknya seru dech, hingga waktu dihitungnya pergantian tahun tepat 00.00 WIB dimana kembang api besar meluncur dengan bergantian menambah hiruk pikuk menutupi kesunyian malam perwajahan sudut kota Pekanbaru yang satu ini. Untuk beberapa saat bunyi kembang api yang memercikkan bunga api yang indah memukau orang-orang yang hadir dengan menengadahkan kepala keatas secara bergantian ke berbagai arah peluncuran kembang api raksasa tersebut. Tentunya bagi warga Tionghoa itu sebagai pertanda kebahagiaan akan menyongsong dan menjalani kehidupan di tahun selanjutnya, yakni Tahun Tikus Logam 2571 di Tahun 2020 Masehi.
   Panggung Hiburan saat Imlek.Tampak penyanyi dengan lagu-lagu Tionghoa tampil di atas pentas.


Sementara tradisi menyambut Imlek ini tidak hanya sekedar menanti pergantian tahun baru lunar dengan begitu saja, tetapi ada beberapa hal yang menjadi kebiasaan dan juga harus dilakukan oleh suku Tionghoa, antara lain :
Membersihkan Rumah


Membersihkan rumah harus siap sebelum hari malam Tahun Baru Imlek. Walaupun keluarga masih sangat sibuk pada hari ini, karena dini hari, seseorang harus pergi ke pasar bunga membeli bunga segar untuk sembahyang dan dekorasi tahun baru. Merah adalah warna keberuntungan. Bunga peach pink dan sakura Jepang adalah pilihan yang sangat populer untuk rangkaian bunga.

Malam Pergantian Tahun Baru Imlek 

Chuxi dalam bahasa mandarin berarti menghapus yang lama dan jahat di malam terakhir untuk menyongsong kedatangan tahun yang baru, yang biasanya antara Ji Kaw Meh atau Sa Cap Meh (Malam tanggal 29 atau 30 bulan ke-12 menurut Lunar Tionghoa) yang tahun ini jatuh Sa Cap Meh atau pada tanggal 8 Februari 2020. 

Pada hari ini, umumnya anggota keluarga yang belajar di kota lain atau memiliki kesibukan kerja dan tinggal di daerah lain, akan pulang ke tempat asalnya untuk merayakan datangnya musim semi untuk berkumpul dan berdoa bersama keluarga dalam suasana hangat di malam Tahun Baru, walaupun jaraknya di ujung langit dan jauhnya ribuan kilometer, tapi kerinduan setahun telah tiba. 


maka tidak heran, ada warga Tionghoa yang diperantaun di luar kota Pekanbaru kembali ke pekanbaru, atau ke daerah lainnya seperti Bengkalis, Bagan, Siak dan daerah lainnya.

Sembahyang Penutup Tahun


Dihari pergantian tahun, siang hari biasanya diadakan upacara Sembahyang Penutup Tahun padaTuhan, Dewa-Dewi, sebagai ungkapan rasa hormat, syukur dan terima kasih pada Tuhan dan Dewa-Dewi atas berkat dan perlindungannya dalam segala aspek kehidupan selama setahun. serta berdoa untuk keselamatan, kesehatan dan keberuntungan untuk tahun mendatang, dengan bunga dan buah tanpa hewan kurban (peringkat atas dewa vegetarian).

Setelah itu diadakan sembahyang untuk menghormati dan memuliakan leluhur di hadapan altar sembahyang di setiap rumah, dengan menyediakan Nian Gao (kue beras manis), Fa-Gao (kue beras kukus), hewan pengorbanan (daging babi, bebek, ayam atau ikan), buah-buahan, minuman, permen dengan lilin merah besar. 

Jika tidak memiliki altar leluhur, maka akan disediakan satu meja di pintu muka rumah sebagai altar untuk upacara., sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ungkapan rasa Bhakti (Hauw) anak terhadap Orang Tua / Leluhur. 

Upacara ini merupakan wujud dari pelaksanaan ajaran moral Confusianis yang bersifat humanis religius dan yang berakar kuat pada penekanan konsep bakti atau disebut xiao, sebagai bentuk wujud ungkapan bakti (Hauw) seorang anak terhadap Orang Tua / Leluhur.   

Dizaman kuno, salah satu hal yang penting dan khusus adalah untuk menempatkan seratus koin yang diikat dengan benang merah dengan harapan agar bisa menjadi keberuntungan dan umur panjang untuk 100 tahun. Hari ini, orang menaruh uang sebanyak yang Anda bisa sebagai gantinya.

Makan Besar Bersama Keluarga


Makan adalah sumbu hidup. Makan bersama adalah untuk bersama sama mensyukuri kehidupan. Apapun agamanya, maka pada malam tahun baru Imlek ini seluruh anggota keluarga akan berkumpul bersama untuk mensyukuri sumbu kehidupan yang masih menyala, yang dilakukan dalam bentuk makan bersama di malam akhir tahun yang merupakan momen penting bagi acara kumpul keluarga yang dilengkapi dengan hidangan "Makan Malam Tahun Baru" yang istimewa.

Malam harinya menjelang pergantian Tahun Baru Imlek atau atau Chuxie, selalu identik dengan makan besar bersama keluarga. Biasanya, rumah dimana orang tuanya tinggal merupakan tempat berkumpul, sehingga makan malam bersama keluarga (Tuan Yuan Fan) adalah bagian yang paling penting dan bermakna dari perayaan ini.

Selain itu, makanan yang disajikan pun berisikan doa ibu-ibu yang memasaknya agar keluarganya dilimpahkan berbagai berkat sepanjang tahun, karena bahan makanan yang dipilih adalah bahan makanan yang melambangkan kemakmuran, kebahagiaan, keselamatan, keberuntungan, kesehatan, kesetiaan, harapan dan panjang umur. Diharapkan dengan mengonsumsi makanan yang memiliki makna tersebut, sepanjang tahun si pemakan akan dilimpahkan hal-hal yang baik.

Selain makanan yang wajib disajikan, ada juga makanan yang sebaiknya dihindari atau dilarang saat perayaan Tahun Baru Imlek, seperti bubur, sebab ini melambangkan kemiskinan atau kesusahan. Tahu putih juga tidak disajikan dalam sajian Imlek karena warna putih berarti melambangkan kematian atau kesialan. Disamping itu makanan-makanan yang berasa pahit seperti pare dan fumak sebaiknya ini juga dihindari sebab makanan tersebut melambangkan kepahitan hidup.

Shousui (Melek sampai larut malam)

Acara terakhir adalah berjaga atau disebut juga “Shoushui”" atau tidak tidur pada malam menjelang hari Tahun Baru Imlek adalah kegiatan yang umumnya dilakukran rakyat Tiongkok. Anak-anak kecil paling gembira melakukan kegiatan “shoushui” karena bisa merayakan hari raya bersama dengan orang dewasa semalam suntuk, yang penuh dengan suasana riang gembira.

Biasanya pada malam tahun baru, orang Tiongkok akan membuka pintu dan jendela lebar-lebar dan begadang sampai subuh, karena mereka percaya bahwa dengan melek dan pintu serta jendela terbuka, maka rezeki akan datang di sepanjang tahun depan.

Acara begadang ini biasanya ditemani dengan cemilan khas Imlek berupa kuaci, kacang dan permen untuk menyaksikan berlalunya Tahun Lama dan menyambut datangnya Tahun Baru. 

Salah satu alasan utama adalah ini dapat memperpanjang umur orang tua. Suara Kantuk dalam bahasa mandarin mirip dengan Masalah. Sleepless berarti tidak ada masalah untuk tahun mendatang. 

Banyak orang akan berkumpul di luar klenteng setelah reuni makan malam, karena semua orang ingin menjadi orang pertama dari tahun yang akan diberkati oleh Tuhan. Ada yang berlomba untuk pertama kali memasang dupa di banyak klenteng setiap tahun.

Tetaplah Optimis menyambut  Tahun Baru Imlek 2571 ini dengan semangat dan jiwa yang baharu ! Janganlah sampai momen Tahun Baru / Sin Cia ini dijadikan alasan dan pembenaran dari pihak-pihak tertentu untuk berbuat hal-hal yang Negatif, tetaplah berhati-hati dan senantiasa mawas diri.****

Halaman :
Penulis : Suarariau.co
Editor : Suara Riau
Kategori : ORIENTAL