Warga Kampung Tuban Mendadak Jadi Miliarder Viral, Akibat "Ganti Untung" Pembebasan Lahan Kilang Minyak Rosneft Rusia

  Oleh : Suarariau.co
   : info@suarariau.co
  2021-02-23 10:36:04 WIB
screenshoot video metro TV, soal ganti rugi lahan menjadi ganti untung screenshoot video metro TV, soal ganti rugi lahan menjadi ganti untung

SuaraRiau.co -Proyek pembangunan kilang minyak grass root refinery kerja sama antara Pertamina dengan Rosneft membuat sebagian warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur menjadi miliader  mendadak.

Kata-kata ganti rugi yang biasa digunakan dalam pembebsan lahan menurut komentator youtuber Denny Siregar menyebut jadi Ganti untung. Sebab, yang diberikan oleh Pertamina membuat sebagian warga mendapatkan uang cash miliaran rupiah.

Sehingga beberapa hari ini, jagat media sosial heboh dengan aksi warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur yang membeli puluhan mobil mewah secara bersamaan dengan nilia cash. Tak ketinggalan Marketing mobil pada menyerbu desa tersebut.

Nah, apakah yang menyebabkan warga Tuban kaya mendadak tersebut?


Tuban kini mendapat rejeki besar. Tanah warga dibeli Pertamina  ratusan hektar  mau dibuat kilang minyak.Berita kerennya harga belinya, ganah warga yang nilai jual sebenarnya Rp50 ribu rupiah per meter , kini dibeli pertamina Rp600 ribu rupiah per meter.tentu saja tawaran ini menggiurkan warga dan sudah begituntidak pakai makelar lagi, langsung di transfer ke rekening bank warga masing-masing.
"Untung ini jaman Jokowi, ujar seroang warga Tuban, Coba jika jaman Orde baru, pasti bentrok sama tentara dan aparat negara lainnya soal ganti rugi.Demikianlah cerita warga Tuban.


Cerita-punya cerita jika kita coba mesin pencarian soal kilang minyak di Tuban, ternyata itu kilang minyak kerjasama Pertamina dengan minyak Rusia.Hal ini hasil kunjungan Jokowi ke Rusia yang diterima oleh Vladimir Putin di tahun 2016 yang lalu.Nilai proyeknya 211 T rupiah. Itu duit semua Lho, bukan daun-daunan!


Bukan pembangunan kilang itu yang menarik buat diulas. Tetapi ingat tidak dengan janji kampanye sang presiden yang dikenal dengan yel-yel dua jari tersebut pada masa kampanye pertamanya. Ketika debat kandidat presiden Jokowi bersama Prabowo memaparkan soal ganti rugi tidak menjadi ganti rugi soal pembesan lahan selama periode pertama administrasinya.Tidak ada "ganti rugi", yang ada "ganti untung". Demikian paparan Jokowi yang disambut riuh penonotn debat presiden.

Screenshoot Metro TV, soal debat Capres RI 2019  dimana jokowi sebagai kandidat menyatakan bahwa periode jabatan pertamanya menggangti rugi lahan menjadi digangti ganti untung. Selama ini warga selalu tidak mendapat keuntungan saat ganti rugi lahan yang terkena proyek pemerintah. pusat.
Karena porsi Cost of Land Negotiation, biaya pemebesan lahan selama ini sangat ekcil porsinya yakni 2-3 peren dan Saya ujar Jokowi ketika itu memerintahkan seluruh  kontraktor dan lembaga negarav terlibat untuk menaikkan menjadi 4-5 persen."Jadi porsi pembebasan lahan itu diberikan porsi angka yang lebih besar, sehingga konflik-kionflik pembesan lahan adil dan terminimalisir," ujar Jokowi dalam debat presiden ketika itu.

Sejak jaman Jokowi mulai dari jalan tol sampai pembangunan kilang sudah tidak ada lagi konsep yang namanya "ganti rugi", tetapi dirubah menjadi "ganti untung".Jokowi ingin membagi keuntungan yang didapat negara kepada rakyatnya. Selama tanah warga terkena proyek dari pemerintah pusat, maka warga wajib mendapat keuntungan yang berlimpah-limpah.


Masih segar dalam ingatan kita konsep ganti rugi sangat tajam sebelum Presiden Jokowi dan selalu menuai konflik yang berdarah dan tidak pernah selesai dengan damai.Apa lagi bagi warga  yang tidak mau menjual tanahnya kepada pemerintah langsung diesekusi paksa dan bahkan dikatakan PKI.


Dulu makelar ganti rugi proyek pemerintah sangat berjamah dari ujung ke ujung, dari atas ke bawah, dari samping kiri dan kana, belakang dan depan."Semua menjadi makelaryang siap menyantap tanpa ampun.Wraga hanya tingga dapat ampas dan bahkan terancam di penjara.
Kini memang sangat menggembirakan, karenamata rantai makelar yang demikian diputus.Pemerintah bertemu dengan warga dan berdialog dengan warga dan langsung menerima pembaran ganti untung lahan ke rekening mereka.Tentu warga bahagia dan sangat senang yang berdampak kepada euforia wujud kesenangan warga penerima ganti untung tersebut, seperti yang kita lihat di media sosial soal warga Tuban satu desa yang ramai-ramai membeli mobil tersebut.


Tida hanya kita, tetapi juga sang presiden mendengar kebahagian warga desa tersebut. Sama seperti ketika infrastruktur dan tanah=tanah warga dilewati jalan tol. Rakyat  memiliki tanah semua kaya mendadak.Jika kata guru bermakna sangat penderitan sebeumnya, kini kata gusur jadi berubah makna yang enak didengar. "Sebab artinya warga mendapat keuntungan yang berlipat ganda," ujar seorang warga.****

Halaman :
Penulis : Suarariau.co
Editor : Suara Riau
Kategori : Nasional