Kisah Anak Penjual Lontong Sayur Asal Siak Meraih Gelar Doktor

  Oleh : Suarariau.co
   : info@suarariau.co
  2020-01-20 19:15:20 WIB
Dr. Afni Zulkifli, S.AP,  M.Si Dr. Afni Zulkifli, S.AP, M.Si

SuaraRiau.co - Afni Zulkifli (34), anak Siak ini meraih gelar Doktor setelah disertasinya berjudul ''Kepemimpinan Transglobal untuk Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau'', dipertahankan pada sidang terbuka promosi Doktor Ilmu Sosial, konsentrasi Ilmu Administrasi Publik, Pascasarjana Universitas Pasundan, Jumat 17 Januari 2020 di Bandung, Jawa Barat.  

''28 tahun silam, di bawah temaramnya lampu minyak dan sulitnya kehidupan, seorang anak kampung yang duduk di bangku sekolah dasar, mulai merajut mimpi bisa meraih pendidikan setinggi-setingginya di negeri ini,'' kata Afni saat menyampaikan sambutan setelah resmi dikukuhkan sebagai Doktor.

Anak kedua dari pasangan Zulkifli Zakaria dan Erma Aziz ini, berasal dari keluarga sangat sederhana. Kedua orang tuanya yang tinggal di Kampung Rempak, dulunya dikenal hanya berprofesi sebagai penjual lontong sayur di kantin sekolah SMAN 1 Siak.

Di masa kecilnya, Afni dan saudaranya pernah merasakan belajar dengan penerangan dari lampu minyak, karena listrik belum masuk di kampung mereka.  Sulitnya kehidupan ekonomi, tak menyurutkan semangat anak kedua dari lima bersaudara ini meraih pendidikan tinggi. 

''Terimakasih sudah menjadi penjual lontong sayur yang menginspirasi,'' kata Afni pada kedua orang tuanya yang hadir menyaksikan pelaksanaan ujian promosi Doktor-nya.

Afni memulai karirnya sebagai jurnalis di Pekanbaru Pos, terakhir sebagai Pemimpin Redaksi. Sebelumnya ia juga berkiprah sebagai jurnalis di Jawa Pos National Network (JPNN) Jakarta, dan malang melintang di berbagai pos liputan pemerintahan, mulai dari DPR, Kementerian, hingga Istana Negara.

Lahir 28 Juni 1985 di Kota Siak Sri Indrapura, ia telah menjadi bagian dari sejarah panjang kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau. Ketertarikan pada karhutla tidak hanya ditunjukkan dalam reportase dan tulisan lepasnya, sejak menempuh pendidikan S3, penelitian terkait Karhutla menjadi fokus awal disertasinya. Ia kemudian semakin terlibat aktif, setelah ditunjuk menjadi Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).

''Saya berharap hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih keilmuwan agar karhutla dapat dikendalikan secara konsisten bahkan permanen, meski tantangan untuk itu pasti sangat berat sekali,'' kata Afni.

Tantangan menjadi semakin berat, ketika masih ada banyak pihak khususnya para pemimpin, mengalami kegagalan persepsi dalam penggunaan instrumen aturan dan kebijakan publik pengendalian karhutla di tingkat tapak.

''Berbagai kegagalan persepsi inilah yang akan berujung pada kegagalan mengubah paradigma pengendalian karhutla dari pemadaman ke pencegahan,'' ungkap Afni.

Untuk itu selain lima karakteristik utama kepemimpinan transglobal, pengendalian karhutla memerlukan adanya pendelegasian kewenangan (delegation of authority) dan partisipasi masyarakat (society participation). 

''Para pemimpin juga dituntut tetap berpikir dengan pola dan konsep kerja global tanpa meninggalkan pola dan konsep kepemimpinan lokal. 
Konsep kolaborasi gaya kepemimpinan inilah nantinya yang akan berkontribusi besar pada jiwa kemanusiaan dan peradaban manusia dengan terkendalinya karhutla secara konsisten dan permanen,'' jelasnya.

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar yang hadir pada kesempatan sama mengatakan, salah satu unsur penting kebijakan publik pengendalian karhutla, harus didasarkan pada landasan keilmuwan.

''Tidak akan pernah surut dari pandangan saya bahwa kebijakan publik harus betul-betul didasarkan pada landasan keilmuan disamping aspek legally, politically dan pratically,'' tegas Siti.

Karena itu novelty atau kebaharuan suatu penelitian, khususnya penelitian Ilmu Sosial yang berkaitan dengan fokus kerja pemerintah, akan ditindaklanjuti dalam bentuk kebijakan publik yang baik bagi masyarakat.

''Harus terus dilanjutkan pendalaman dari temuan-temuan penelitian, terutama bagi dukungan pengembangan kebijakan dan aktualisasi pengendalian Karhutla di Indonesia. Hasil penelitian jangan hanya berhenti saat ujian, namun harus didalami, dilanjutkan, dan sampai digunakan dalam mengurai persoalan sosial seperti karhutla,''katanya.

Bertindak selaku Promotor dan Co-Promotor, Prof.Dr.H.Soleh Suryadi, M.Si., dan Dr.H.Yaya Mulyana Abdul Aziz, M.Si. Adapun tim penguji sidang promosi Doktor ini diantaranya Prof.Dr.Ir.H.Eddy Jusup SP, M.Si., M.Kom, Prof.Dr.H.M. Didi Turmudzi, M.Si, Prof.Dr.H.Bambang Heru P, M.S, dan Prof.Dr.H.Benyamin Harits,M.S.

Selain Menteri LHK, turut hadir Kepala BP2SDM KLHK Ir.Helmi Basalamah, Guru besar Universitas Lancang Kuning Prof.Sudi Fahmi, Guru besar Universitas Islam Riau Prof.Ellydar Chaidir, mantan Rektor Unilak Dr.Hasnati, SH, MHUM, jajaran KLHK, dan segenap civitas akademik lainnya.(***)

Penulis : Suarariau.co
Editor : Suara Riau
Kategori : Story